Aset sendiri mempunyai sifat jangka panjang atau bahkan kebanyakan mempunyai sifat permanen dapat digunakan secara terus menerus. Namun ada aset yang membutuhkan penghentian, selain itu penghentian aktiva tetap disebabkan oleh beberapa faktor.
Walaupun penggunaanya bisa digunakan secara terus menerus namun suatu aset atau aktiva tetap mempunyai batasan, masa pakai dan masa manfaat aktiva tetap. Jika aset sudah mencapai batasan itu maka aset sudah membutuhkan penghentian sebagai aset.
Penghentian Aktiva Tetap Disebabkan Oleh
Biasanya penghentian aset aktiva tetap didasari oleh beberapa hal yang membuat sebuah aset tidak bisa digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan. Sistem penghentian aset tetap merupakan gabungan dari unsur kekayaan perusahaan dan kegiatan operasinya.
Biasanya aset yang seringkali mendapatkan penghentian berupa aset mesin yang banyak dimiliki oleh perusahaan pabrik atau industri. Untuk melakukan penghentian perusahaan juga tidak bisa sembarangan karena dibutuhkan banyak petimbangan.
Penghentian aktiva tetap disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini :
1. Usia Ekonomis Habis (Depresiasi Maksimum)
Aktiva tetap seperti mesin atau kendaraan mengalami penyusutan nilai seiring waktu. Jika biaya perawatan lebih besar daripada manfaatnya, perusahaan biasanya akan menghentikan penggunaannya.
2. Kerusakan Permanen
Jika aktiva tetap mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki atau biaya perbaikannya terlalu mahal, perusahaan akan menghentikan penggunaannya.
3. Obsolesi (Ketinggalan Teknologi)
Perkembangan teknologi yang pesat membuat beberapa aset tidak lagi efisien dibandingkan dengan model terbaru. Perusahaan akan menggantinya dengan yang lebih modern.
4. Dijual atau Ditukar
Perusahaan dapat menghentikan penggunaan aktiva tetap karena menjualnya kepada pihak lain atau menukarnya dengan aset baru yang lebih efisien.
5. Kehilangan atau Dicuri
Jika aktiva tetap hilang atau dicuri, maka secara otomatis penggunaannya akan dihentikan karena sudah tidak tersedia dalam kepemilikan perusahaan.
6. Perubahan Kebutuhan Operasional
Jika suatu aktiva tetap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan operasional, perusahaan dapat menghentikan penggunaannya atau menggantinya dengan aset lain yang lebih relevan.
7. Penghentian Operasional Perusahaan
Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, restrukturisasi, atau menutup cabang tertentu, maka aktiva tetap yang terkait dengan operasional tersebut juga akan dihentikan.
Setelah penghentian, perusahaan biasanya melakukan pencatatan akuntansi dengan menghapus nilai buku aktiva tetap tersebut dan mengakui laba atau rugi atas penghentian aset.
Dampak Penghentian Aktiva Tetap
Penghapusan aktiva tetap tidak hanya sekadar mengeluarkan aset dari catatan perusahaan, tetapi juga memiliki berbagai dampak yang memengaruhi aspek keuangan dan operasional bisnis. Berikut adalah beberapa dampak utama dari proses ini:
1. Dampak Akuntansi
Dalam akuntansi, setiap penghapusan aset tetap harus dicatat dengan benar dalam laporan keuangan perusahaan. Jika aset dijual atau dihentikan penggunaannya, maka nilai aset tersebut beserta akumulasi penyusutannya perlu dihapus dari neraca. Selain itu, jika terdapat selisih antara nilai buku aset dengan harga jualnya, maka perusahaan harus mencatat laba atau rugi dari transaksi tersebut dalam laporan laba rugi. Hal ini dapat mempengaruhi total pendapatan dan keuntungan perusahaan pada periode berjalan.
2. Dampak Pajak
Penghapusan aset tetap juga dapat berdampak pada kewajiban pajak perusahaan. Dalam beberapa situasi, perusahaan mungkin berhak mendapatkan insentif pajak atas penghapusan aset tertentu, misalnya dalam bentuk depresiasi yang dipercepat atau keringanan pajak. Namun, jika aset dijual, hasil penjualannya bisa dianggap sebagai pendapatan tambahan yang dikenakan pajak sesuai regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami aturan perpajakan agar dapat memanfaatkan insentif yang tersedia sekaligus menghindari potensi kewajiban pajak yang tidak terduga.
3. Dampak Operasional
Dari sisi operasional, penghapusan aset tetap bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Aset yang sudah tua, usang, atau tidak lagi produktif bisa digantikan dengan teknologi atau peralatan yang lebih modern dan hemat biaya. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya perawatan, dan memastikan bahwa perusahaan tetap kompetitif di industrinya. Dengan mengelola penghapusan aset secara tepat, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Tahapan dalam Proses Penghentian Aset Tetap
Dalam proses penarikan atau penghentian aset tetap, ada beberapa operasi atau langkah yang biasanya dilakukan oleh perusahaan:
1. Identifikasi Aset yang Dihentikan
- Menentukan aset tetap mana yang akan dihentikan penggunaannya.
- Mengevaluasi kondisi fisik dan nilai ekonomis aset tersebut.
2. Penilaian Nilai Buku Aset
- Menghitung nilai buku aset berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
- Jika aset memiliki nilai residu (sisa), maka akan diperhitungkan dalam laporan keuangan.
3. Pembuatan Keputusan Penghentian
- Menentukan alasan penghentian, apakah karena rusak, usang, dijual, ditukar, atau hilang.
- Jika aset masih memiliki nilai, bisa dipertimbangkan untuk dijual atau didonasikan.
4. Metode Penghentian Aset Tetap
- Penjualan: Aset dijual ke pihak lain, dan keuntungan atau kerugian dicatat dalam laporan keuangan.
- Penghapusan (Write-Off): Aset yang rusak total atau usang dihapus dari catatan akuntansi.
- Penukaran (Trade-In): Aset lama ditukar dengan aset baru dengan nilai tertentu.
- Donasi atau Hibah: Aset diserahkan ke pihak lain tanpa transaksi keuangan.
5. Pencatatan Jurnal Akuntansi
6. Pelaporan dan Evaluasi
- Melaporkan transaksi penghentian aset dalam laporan keuangan.
- Melakukan evaluasi untuk mengoptimalkan pengelolaan aset di masa depan.
Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat mengelola aset tetap secara efisien dan memastikan pencatatan keuangan tetap akurat.
Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Penghapusan Aktiva Tetap
Dalam proses penghapusan aktiva tetap, perusahaan harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berdampak pada keuangan dan kepatuhan terhadap regulasi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang harus dihindari:
1. Tidak Melakukan Pencatatan Penyusutan Terakhir
Sebelum aset dihapus, perusahaan perlu memastikan bahwa penyusutan terakhir telah dicatat dengan benar. Jika penyusutan tidak diperhitungkan, maka nilai buku aset bisa menjadi tidak akurat, yang dapat mempengaruhi perhitungan laba atau rugi dari penghapusan aset tersebut.
2. Tidak Menghitung Nilai Buku dengan Benar
Kesalahan dalam menghitung nilai buku aset dapat menyebabkan salah pencatatan dalam laporan keuangan. Jika perusahaan salah dalam menentukan selisih antara harga jual dan nilai buku aset, maka bisa terjadi ketidaksesuaian dalam pencatatan laba atau rugi. Akibatnya, laporan keuangan menjadi tidak akurat dan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen.
3. Mengabaikan Pajak atau Regulasi yang Terkait
Setiap transaksi penghapusan aset tetap harus memperhitungkan aspek perpajakan dan regulasi yang berlaku. Jika perusahaan tidak memahami aturan pajak terkait, bisa jadi mereka melewatkan kesempatan untuk mendapatkan insentif pajak atau justru dikenakan denda karena tidak memenuhi kewajiban yang seharusnya dibayarkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan ahli pajak sebelum melakukan penghapusan aset.
4. Tidak Mencatat Jurnal Penghapusan dengan Benar
Kesalahan dalam pencatatan jurnal penghapusan bisa membuat laporan keuangan menjadi tidak akurat dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Jika jurnal tidak dibuat dengan benar, bisa saja aset yang seharusnya sudah dihapus masih tercatat dalam laporan keuangan, atau ada ketidaksesuaian dalam perhitungan laba rugi. Hal ini dapat berdampak pada audit keuangan perusahaan dan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa penghapusan aktiva tetap dilakukan dengan benar dan tidak menimbulkan masalah di masa mendatang.
Penghapusan Aktiva Tetap Lebih Akurat dengan TAG Samurai
Mengelola penghapusan aktiva tetap secara manual bisa menjadi tugas yang rumit dan rentan kesalahan. Mulai dari pencatatan penyusutan, laporan aset, hingga dokumentasi penghapusan aset, semuanya membutuhkan ketelitian tinggi agar tidak berdampak negatif pada laporan keuangan. Namun, dengan menggunakan aplikasi manajemen aset seperti TAG Samurai, proses ini bisa dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan akurat.
1. Otomatisasi Perhitungan Penyusutan Aset
Tag Samurai memiliki fitur Asset Depreciation yang memungkinkan perusahaan menghitung penyusutan aset secara otomatis. Dengan fitur ini, nilai buku aset akan selalu diperbarui secara real-time, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pencatatan penyusutan terakhir sebelum aset dihapus.
2. Laporan Aset yang Akurat dan Real-Time
Dengan fitur Asset Report, perusahaan dapat dengan mudah melihat daftar aset yang sudah mendekati akhir umur ekonomisnya. Laporan ini membantu tim keuangan dan operasional untuk membuat keputusan penghapusan aset berdasarkan data yang akurat, tanpa perlu melakukan pengecekan manual satu per satu.
3. Akses Fleksibel dengan Mobile Apps
Tag Samurai juga dilengkapi dengan mobile apps, yang memungkinkan tim operasional melakukan pengecekan dan pembaruan data aset langsung dari perangkat mobile. Hal ini sangat berguna untuk perusahaan dengan banyak cabang atau lokasi kerja yang luas, karena proses penghapusan aset bisa dilakukan secara efisien tanpa harus berada di kantor pusat.
4. Pencatatan Penghapusan Aset yang Lebih Akurat
Melalui fitur Asset Disposal, perusahaan dapat mencatat setiap aset yang dihapus, baik karena dijual, disumbangkan, atau dibuang. Dengan pencatatan otomatis ini, laporan keuangan tetap akurat dan transparan, menghindari risiko aset yang masih tercatat padahal sudah tidak digunakan.
5. Dokumentasi Aset Rusak dengan Mudah
Dalam beberapa kasus, aset dihapus karena mengalami kerusakan atau tidak bisa diperbaiki. Fitur Damage Asset Report dari TAG Samurai memungkinkan perusahaan mencatat dan melaporkan aset yang mengalami kerusakan secara lengkap, termasuk penyebab dan kondisi aset sebelum dihapus.
Dengan semua fitur ini, pengelolaan dan penghapusan aset tetap menjadi lebih efisien dan minim kesalahan. Tak perlu lagi repot dengan pencatatan manual yang memakan waktu dan berisiko salah hitung.
Ingin coba langsung bagaimana TAG Samurai bisa membantu bisnis Anda? Dapatkan demo gratis dengan klik banner di bawah!
- Perkembangan Teknologi RFID di Indonesia - 06/04/2023
- Perbedaan RFID dan NFC: Jarak, Kecepatan, Fitur, dan Harga - 22/10/2022
- Apa Itu Deplesi? Berikut Penjelasannya - 21/10/2022