Risiko Cyber Security Pada NFT

pSeiring dengan meningkatnya popularitas Non-Fungible Token (NFT), ancaman keamanan siber juga semakin berkembang. Banyak pengguna tertarik untuk berinvestasi dalam NFT, tetapi tidak sedikit yang menjadi korban peretasan, penipuan, atau pencurian aset digital. Oleh karena itu, memahami risiko cybersecurity pada NFT sangat penting untuk melindungi aset digital dan menghindari kerugian. Artikel ini akan membahas berbagai ancaman cyber security yang dapat terjadi pada NFT serta langkah-langkah untuk mengamankan investasi digital Anda.

Pengertian NFT

Ilustrasi NFT

NFT atau Non-Fungible Tokens adalah tren yang sedang marak terjadi di kalangan selebriti saat ini. NFT adalah aset hak intelektual digital yang disimpan dalam blockchain yang menyertakan sebuah kode identifikasi dan metadata unik seperti halnya sidik jari. Metadata dalam hal ini adalah “data dari sebuah data” yang mengandung informasi tambahan tentang NFT dan disimpan bersama dengan data tersebut. NFT sendiri juga digadang-gadangkan sebagai salah satu wujud pemanfaatan teknologi blockchain yang paling menjanjikan.

NFT biasanya berbentuk sebuah aset digital seperti musik, video gambar, poster, foto, dan sejenisnya yang hak kepemilikannya diperjual-belikan dengan harga tinggi. Melalui “minting,” aset digital diubah menjadi NFT dengan identitas unik sebagai bukti kepemilikan sah.

Sebelumnya, aset digital sangat rentan terhadap pencurian. NFT memungkinkan pemilik aset digital mendapatkan royalti tanpa khawatir pencurian data.

 

Risiko Cyber Security pada NFT

ilustrasi serangan siber sebagai risiko dari nft

Meskipun terlihat sebagai prospek bisnis yang menjanjikan, NFT juga mengundang risiko tersendiri. Pemanfaatan teknologi blockchain yang mahal memiliki potensi ancaman keamanan, dan ini sering menjadi momok dalam bisnis NFT.

Berikut adalah risiko cybersecurity pada NFT yang perlu diwaspadai:

  1. Phishing dan Penipuan
    Penjahat siber sering menggunakan situs web atau pesan palsu untuk mencuri kredensial dompet kripto pengguna, sehingga mereka bisa mengakses dan mencuri NFT korban.

  2. Serangan Smart Contract
    Bug atau celah dalam smart contract bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk mengeksploitasi sistem, mencuri NFT, atau menguras dana dari dompet digital.

  3. Serangan Malware dan Keylogger
    Pengguna dapat menjadi korban malware yang mencuri informasi dompet atau keylogger yang merekam setiap ketikan, termasuk kunci pribadi yang digunakan untuk mengakses aset NFT.

  4. Pemalsuan dan Hak Cipta
    Banyak kasus NFT palsu atau karya seni digital yang dicuri lalu dijual tanpa izin pemilik aslinya, menyebabkan kerugian bagi seniman dan pembeli.

  5. Rug Pull dan Penipuan Proyek
    Beberapa proyek NFT ternyata hanya scam, di mana pengembang mengumpulkan dana dari investor lalu menghilang tanpa memberikan produk yang dijanjikan.

  6. Eksploitasi Marketplace
    Beberapa marketplace NFT mengalami peretasan yang mengakibatkan pencurian aset digital pengguna, baik melalui celah keamanan maupun manipulasi harga NFT.

Untuk mengurangi risiko ini, pengguna harus selalu memverifikasi sumber NFT, menggunakan dompet yang aman, mengaktifkan autentikasi ganda, dan berhati-hati terhadap tautan mencurigakan.

Rekomendasi Software Pelindung Cyber Security

Heimdal  adalah solusi terdepan dalam keamanan cyber untuk bisnis Anda. Dengan teknologi terkini dan pembaruan otomatis, Heimdal Security memberikan perlindungan terbaik terhadap ancaman malware, ransomware, dan serangan siber lainnya. Jaga data sensitif dan operasi bisnis Anda tetap aman dengan Heimdal Security sebagai mitra keamanan Anda.

Banner demo gratis produk Heimdal Security.

Coba demo gratis sekarang!

Baca info menarik lainnyanya di laman asdf.id

Sumber: Cyware, BFSI