Under stock adalah istilah yang mungkin merujuk pada berbagai hal tergantung pada konteksnya. Namun secara umum, “understock” dapat diartikan sebagai kondisi di mana suatu barang, persediaan atau saham memiliki jumlah yang kurang dari yang seharusnya atau yang diinginkan.
Jangan biarkan kekurangan persediaan merugikan bisnis Anda. Pelajari cara melawan understock dengan artikel informatif ini. Yuk, simak!
Penyebab understock dalam manajemen persediaan.
Terdapat beberapa penyebab yang dapat menyebabkan under stock dalam manajemen persediaan, antara lain:
- Kurangnya perencanaan yang tepat, sehingga tidak dapat memperkirakan permintaan pelanggan dengan benar.
- Ketidaktahuan mengenai pasar dan tren, sehingga sulit untuk mengidentifikasi produk yang dibutuhkan oleh pelanggan.
- Masalah dalam rantai pasok, seperti keterlambatan pengiriman dari pemasok atau kerusakan barang selama proses pengiriman.
- Kesalahan dalam pemrosesan pesanan, seperti salah jumlah atau jenis produk yang dipesan oleh pelanggan.
- Keterbatasan ruang gudang, sehingga jumlah persediaan produk yang dapat disimpan menjadi terbatas.
Baca Selengkapnya : Apa Itu Inventarisasi Aset dan Tujuannya
Dampak understock pada kinerja perusahaan.
Understock dapat berdampak negatif pada kinerja perusahaan, di antaranya:
- Penurunan penjualan dan pendapatan karena produk yang dibutuhkan oleh pelanggan tidak tersedia.
- Kehilangan pelanggan dan reputasi perusahaan yang dapat berdampak jangka panjang pada kinerja perusahaan.
- Penurunan efisiensi operasional karena adanya kebutuhan untuk memesan persediaan yang lebih sering, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan pengiriman.
- Risiko hilangnya peluang pasar karena persediaan yang kurang dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan dan peluang pasar yang ada.
- Kerugian finansial karena perusahaan harus menanggung biaya tambahan seperti biaya pengiriman darurat atau biaya pengadaan persediaan dengan harga yang lebih tinggi.
Strategi untuk mencegah understock, termasuk manajemen persediaan yang efektif.
Berikut adalah beberapa strategi untuk mencegah under stock dan meningkatkan manajemen persediaan yang efektif:
- Meningkatkan perencanaan persediaan dengan menganalisis data permintaan dan tren pasar.
- Meningkatkan keterlibatan dan komunikasi dengan pemasok untuk mengoptimalkan rantai pasok.
- Menerapkan sistem manajemen persediaan yang otomatis untuk memantau tingkat persediaan dan memberikan peringatan jika ada kekurangan.
- Melakukan peramalan permintaan yang lebih akurat dan menggunakan metode persediaan bergulir (rolling inventory) untuk menghindari persediaan yang tidak terpakai.
- Memperbarui dan memperbaiki proses pemrosesan pesanan untuk menghindari kesalahan dalam jumlah atau jenis produk yang dipesan.
- Memperluas ruang gudang atau menggunakan layanan penyimpanan persediaan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.
- Melakukan penilaian rutin terhadap manajemen persediaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan meningkatkan efektivitas manajemen persediaan.
Baca juga! Optimalkan Keuntungan dengan Manajemen Persediaan Efektif
Teknologi dan alat yang dapat digunakan untuk menghindari under stock.
Ada beberapa teknologi dan alat yang dapat digunakan untuk menghindari under stock dalam manajemen persediaan, di antaranya:
- Sistem Manajemen Persediaan (Inventory Management System). Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan persediaan dengan mengintegrasikan data permintaan dan persediaan secara real-time. Sistem ini juga memungkinkan perusahaan untuk memantau persediaan dan memberikan peringatan jika ada kekurangan.
- Perangkat Pengidentifikasi Frekuensi Radio (Radio Frequency Identification Device/RFID). Perangkat RFID digunakan untuk memantau persediaan secara real-time dengan menggunakan tag yang melekat pada produk. Dengan RFID, perusahaan dapat memantau persediaan dan memperbaharui informasi persediaan secara otomatis.
- Perangkat Lunak Prediksi Permintaan (Demand Forecasting Software). Perangkat lunak ini memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data dan meramalkan permintaan pelanggan dengan lebih akurat. Dengan meramalkan permintaan yang lebih akurat, perusahaan dapat menghindari understock.
- Sistem Pengiriman Otomatis (Automated Replenishment System). Sistem ini memantau tingkat persediaan secara otomatis dan mengirimkan pesanan persediaan secara otomatis ketika persediaan mencapai tingkat minimum.
- Sistem Pelacakan Persediaan (Inventory Tracking System). Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk melacak persediaan secara real-time dengan menggunakan kode bar atau teknologi RFID. Dengan sistem pelacakan persediaan, perusahaan dapat memastikan bahwa persediaan selalu tersedia dan menghindari understock.
- Sistem Penyimpanan Cloud (Cloud Storage System). Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk menyimpan informasi persediaan di awan (cloud) yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Dengan sistem penyimpanan cloud, perusahaan dapat memonitor dan mengelola persediaan dari jarak jauh dan menghindari understock.
Cara mengukur tingkat under stock dalam perusahaan dan mengevaluasi strategi pengelolaan persediaan saat ini.
Untuk mengukur tingkat understocking dalam perusahaan dan mengevaluasi strategi pengelolaan persediaan saat ini, dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Periksa catatan persediaan dan evaluasi data historis. Menganalisis data persediaan historis dapat membantu menentukan apakah perusahaan mengalami understocking atau overstocking.
- Hitung tingkat persentase kekurangan persediaan. Cara ini dapat dilakukan dengan membandingkan persediaan aktual dengan persediaan yang dibutuhkan.
- Pelajari tingkat pengembalian barang. Perusahaan dapat mengevaluasi tingkat pengembalian barang yang disebabkan oleh understocking dan biaya yang terkait.
- Tinjau laporan permintaan pelanggan – Meninjau laporan permintaan pelanggan dapat membantu memastikan bahwa perusahaan memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan.
- Evaluasi biaya persediaan. Mengevaluasi biaya persediaan dapat membantu perusahaan menentukan apakah mempertahankan persediaan yang lebih besar atau lebih kecil akan lebih efisien dan menghindari understocking.
Setelah mengevaluasi tingkat understocking, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menerapkan strategi pengelolaan persediaan yang lebih efektif, seperti meningkatkan proses peramalan permintaan, meningkatkan keterlibatan dengan pemasok, atau menggunakan sistem manajemen persediaan otomatis. Perusahaan juga harus terus melakukan penilaian rutin terhadap manajemen persediaan untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan efektif dalam mencegah understocking.
TAG Samurai adalah aplikasi inventory yang handal dan memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Dengan fitur-fitur canggih seperti identifikasi dan alokasi aset, pemantauan dan pengendalian, hingga laporan dan analisis.
TAG Samurai dapat membantu Anda meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis. Jangan ragu, coba TAG Samurai sekarang juga dan rasakan manfaatnya! Dapatkan Konsultasi TAG Samurai Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!