Supply Chain Attack: Arti, Contoh, Cara Mencegah

Keamanan siber telah menjadi perhatian utama di era digital ini. Para penyerang terus mengembangkan metode baru untuk merusak, mencuri, atau memanipulasi informasi yang disimpan di berbagai platform. Salah satu bentuk serangan yang semakin mengkhawatirkan adalah serangan terhadap rantai pasokan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Supply Chain Attack.” Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi esensi dari serangan ini, bagaimana serangan semacam ini dilakukan, serta bagaimana organisasi dapat melindungi diri mereka dari potensi kerugian yang timbul akibat serangan rantai pasokan.

Apa Itu Supply Chain Attack?

Sebuah supply chain attack adalah serangan siber yang mengincar ketidakamanan atau kerentanan dalam rantai pasokan sebuah organisasi atau proyek. Rantai pasokan seringkali melibatkan jaringan mitra, pemasok, dan layanan yang bekerja sama untuk menyediakan barang atau layanan tertentu. Serangan semacam ini dapat merugikan tidak hanya satu titik dalam rantai pasokan, tetapi juga dapat menyebar ke semua mitra atau pemangku kepentingan.

Baca juga: DNS Tunneling: Arti, Cara Kerja, Cara Mencegah

Cara Kerja Supply Chain Attack

Cara Kerja Supply Chain Attack

Serangan ini biasanya dimulai dari salah satu mitra, pemasok, atau vendor yang memiliki akses ke infrastruktur atau produk yang digunakan oleh target. Berikut adalah cara kerja umum dari serangan rantai pasokan:

Identifikasi Rantai Pasokan yang Rentan

Penyerang mencari dan mengidentifikasi target dalam rantai pasokan yang memiliki tingkat keamanan yang rendah atau kerentanannya yang dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat melibatkan pemasok, vendor, atau mitra yang memiliki akses ke sumber daya kritis.

Penetrasi pada Rantai Pasokan

Setelah target potensial diidentifikasi, penyerang mencari cara untuk memasuki sistem atau jaringan mereka. Ini dapat melibatkan eksploitasi kelemahan keamanan, teknik phishing, atau bahkan penanaman agen berbahaya di antara produk atau layanan yang disediakan.

Infiltrasi Melalui Produk atau Perangkat Lunak

Penyerang menyusupkan perangkat lunak atau perangkat keras dengan menyisipkan komponen berbahaya atau backdoor yang memberikan akses yang tidak sah ke sistem target. Ini bisa terjadi selama pengembangan produk atau melalui pembaruan perangkat lunak.

Penggunaan Produk atau Layanan yang Terinfeksi

Produk atau layanan yang telah dimasukkan dengan komponen berbahaya didistribusikan melalui rantai pasokan dan digunakan oleh organisasi target. Ini bisa mencakup perangkat keras, perangkat lunak, firmware, atau bahkan komponen fisik tertentu.

Penyebaran Melalui Rantai Pasokan

Serangan menyebar melalui rantai pasokan ketika produk atau layanan yang terinfeksi digunakan atau diimplementasikan oleh organisasi target. Ini bisa terjadi dalam bentuk implementasi perangkat lunak dalam lingkungan IT, penggunaan perangkat keras yang terinfeksi, atau bahkan konsumsi produk fisik yang terkena dampak.

Pemanfaatan Kredibilitas Pemasok atau Mitra

Serangan biasanya mencoba memanfaatkan kredibilitas pemasok atau mitra untuk mengurangi kecurigaan. Jika produk atau layanan datang dari sumber yang dianggap dapat dipercaya, organisasi target mungkin kurang berhati-hati dalam memverifikasi keamanan produk tersebut.

Aktivasi atau Eskalasi Serangan

Setelah produk atau layanan yang terinfeksi digunakan oleh organisasi target, serangan dapat diaktifkan atau diintensifkan. Ini bisa mencakup pemicu berbahaya yang diatur untuk waktu tertentu atau eskalasi serangan ke tingkat yang lebih tinggi dalam jaringan target.

Eksploitasi Kerentanan Internal

Dengan mendapatkan akses ke jaringan target, penyerang dapat mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan internal. Hal ini dapat mencakup eksploitasi celah keamanan yang mungkin sudah ada dalam infrastruktur target.

Potensi Pemindahan Lateral

Setelah mendapatkan akses ke jaringan internal, penyerang dapat melakukan pemindahan lateral untuk mendapatkan kontrol lebih lanjut dan mengakses data atau sumber daya lainnya dalam organisasi target.

Pencurian atau Manipulasi Data

Serangan rantai pasokan dapat mencakup pencurian data sensitif atau manipulasi data untuk merugikan organisasi target. Ini dapat mencakup pencurian informasi pelanggan, keuangan, atau bahkan merusak integritas data.

Pencurian Identitas atau Informasi Kredensial

Penyerang dapat mencari pencurian identitas atau informasi kredensial yang dapat digunakan untuk akses lebih lanjut atau bahkan penyerangan lanjutan terhadap target lainnya.

Penghapusan Bukti dan Pelarian (Evasion)

Setelah mencapai tujuan mereka, penyerang mungkin mencoba menghapus jejak serangan mereka dan melarikan diri dari jaringan target untuk menghindari deteksi dan tangkapan.

Dampak Supply Chain Attack

Dampak Supply Chain Attack

Supply chain attack, atau serangan terhadap rantai pasokan, dapat memiliki dampak yang sangat serius dan merugikan pada organisasi dan bisnis. Dampaknya mencakup kerugian finansial, reputasi yang rusak, hilangnya kepercayaan pelanggan, dan potensi kerusakan jangka panjang terhadap operasional perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari serangan rantai pasokan:

Kehilangan Data Sensitif

Serangan rantai pasokan dapat menyebabkan pencurian atau pengaksesan data sensitif seperti informasi pelanggan, informasi keuangan, atau rahasia bisnis. Hilangnya kontrol atas data yang berharga dapat merugikan organisasi secara serius.

Kerusakan Reputasi

Dampak terbesar dari serangan rantai pasokan adalah kerusakan reputasi. Kehilangan data atau keterlibatan dalam serangan siber dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis. Persepsi negatif terhadap keamanan data dapat mempengaruhi citra perusahaan dalam jangka panjang.

Gangguan Operasional

Serangan dapat menyebabkan gangguan serius terhadap operasional perusahaan. Misalnya, serangan ransomware melalui rantai pasokan dapat mengenkripsi data atau merusak sistem, menyebabkan downtime yang signifikan dan menurunkan produktivitas.

Kerugian Finansial

Dampak finansial serangan rantai pasokan melibatkan biaya pemulihan, pemulihan sistem, dan mungkin pembayaran tebusan. Selain itu, kerugian bisnis karena hilangnya pelanggan atau kontrak dapat menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan.

Penyimpangan Produk atau Layanan

Jika produk atau layanan yang didistribusikan melalui rantai pasokan terkena dampak serangan, bisa terjadi penyimpangan fungsi atau kualitas. Ini dapat merugikan reputasi merek dan menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk atau layanan tersebut.

Ancaman Hukum dan Kepatuhan

Organisasi yang menjadi korban serangan rantai pasokan mungkin menghadapi konsekuensi hukum dan regulator. Pelanggaran privasi data dapat mengakibatkan sanksi hukum dan denda signifikan, terutama jika organisasi tidak mematuhi peraturan perlindungan data.

Kehilangan Kepercayaan Pelanggan dan Mitra Bisnis

Kehilangan data atau keterlibatan dalam serangan siber dapat merusak kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis. Pelanggan dan mitra mungkin memilih untuk beralih ke penyedia layanan atau pemasok lain yang dianggap lebih aman.

Penghancuran Fisik atau Kerusakan Infrastruktur

Beberapa serangan rantai pasokan mungkin melibatkan penghancuran fisik atau kerusakan infrastruktur. Ini dapat menyebabkan kerugian substansial dalam biaya penggantian dan pemulihan.

Kerugian Intelektual

Penyerang dalam serangan rantai pasokan mungkin dapat mencuri atau merusak properti intelektual, seperti desain produk, rancangan teknologi, atau algoritma khusus. Hal ini dapat memberikan keuntungan kompetitif kepada pesaing atau aktor jahat lainnya.

Risiko Kepatuhan dan Kontraktual

Organisasi yang menjadi korban serangan rantai pasokan dapat menghadapi risiko ketidakpatuhan terhadap persyaratan kontraktual dengan mitra atau pelanggan. Ini dapat berakibat pada sanksi kontraktual atau bahkan putusan hukum.

Penyebaran Serangan ke Pihak Ketiga

Serangan rantai pasokan memiliki potensi untuk menyebar ke pihak ketiga yang terhubung dengan organisasi target. Ini dapat menciptakan efek domino yang lebih luas dan merugikan ekosistem bisnis yang lebih besar.

Contoh Kasus Supply Chain Attack

Contoh Kasus Supply Chain Attack

Beberapa contoh serangan rantai pasokan di dunia nyata memberikan gambaran tentang betapa seriusnya dampak yang dapat timbul dari serangan semacam itu:

SolarWinds (2020)

Serangan SolarWinds adalah salah satu insiden rantai pasokan terbesar yang tercatat. Penyerang menyusup ke dalam perangkat lunak manajemen jaringan SolarWinds Orion dengan menyisipkan malware di dalam pembaruan perangkat lunak. Pembaruan yang terinfeksi kemudian didistribusikan ke ribuan organisasi yang menggunakan SolarWinds Orion. Akibatnya, penyerang mendapatkan akses ke data sensitif dan sistem kritis dari berbagai lembaga pemerintah, perusahaan, dan lembaga keamanan di seluruh dunia.

NotPetya (2017)

Meskipun awalnya tampak seperti serangan ransomware, NotPetya pada akhirnya diidentifikasi sebagai serangan yang bertujuan merusak dan merusak sistem. Serangan ini menyebar melalui pembaruan perangkat lunak buatan pihak ketiga yang digunakan oleh berbagai organisasi. Sejumlah besar perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional, mengalami kerugian finansial dan kerusakan reputasi akibat serangan ini.

Target (2013)

Serangan terhadap Target Corporation melibatkan pemanfaatan vendor HVAC (heating, ventilation, and air conditioning). Penyerang berhasil menyusup ke dalam sistem Target melalui vendor pihak ketiga ini. Serangan mengakibatkan pencurian informasi kartu kredit dan data pribadi lebih dari 40 juta pelanggan Target, menyebabkan kerugian finansial dan kerusakan reputasi yang signifikan.

CCleaner (2017)

CCleaner, sebuah perangkat lunak pembersih sistem yang populer, disusupi oleh malware yang dimasukkan oleh penyerang ke dalam pembaruan perangkat lunak resmi. Pembaruan tersebut kemudian diunduh dan diinstal oleh jutaan pengguna. Serangan ini bertujuan mencuri informasi sensitif dari sistem yang terinfeksi.

GoldenSpy (2020)

GoldenSpy adalah serangan rantai pasokan yang menyasar perusahaan keuangan yang beroperasi di Tiongkok. Penyerang menyusupkan malware ke dalam perangkat lunak pajak yang diwajibkan oleh pemerintah Tiongkok. Serangan ini mengizinkan penyerang untuk mengakses dan mengumpulkan informasi dari sistem perusahaan yang terinfeksi.

ASUS ShadowHammer (2019)

Penyerang menyusup ke dalam infrastruktur pembaruan perangkat keras ASUS melalui sertifikat digital yang valid. Melalui serangan ini, penyerang dapat mendistribusikan malware kepada pengguna yang mengunduh pembaruan palsu. Ini menciptakan potensi akses ilegal ke ribuan sistem.

Nyetya/Petya/ExPetr (2017)

Serangan ini pertama kali muncul sebagai serangan ransomware, tetapi kemudian diungkap sebagai serangan yang lebih kompleks yang menyasar organisasi di seluruh dunia. Malware ini menyebarkan diri melalui pembaruan perangkat lunak buatan pihak ketiga, termasuk perangkat lunak akuntansi M.E.Doc di Ukraina. Dampaknya mencakup kerugian finansial dan kerusakan sistem.

Magecart Attacks (Berbagai Tahun)

Serangan Magecart melibatkan penyusupan skrip berbahaya ke dalam halaman pembayaran e-commerce. Penyerang biasanya menyusup melalui pihak ketiga yang menyediakan layanan pembayaran atau melalui perangkat lunak manajemen konten. Data kartu kredit pengguna yang dimasukkan melalui halaman pembayaran tersebut kemudian dapat diretas.

Sea Turtle (2019)

Sea Turtle adalah serangan yang menyasar penyedia domain (DNS) dan pendaftaran domain. Penyerang menyusup ke dalam registrar domain dan mengubah rekaman DNS untuk mendapatkan kontrol atas domain-target mereka. Ini dapat menyebabkan pencurian informasi pengguna dan serangan phishing yang lebih luas.

Hafnium Exchange Server Attacks (2021)

Serangan ini menargetkan server Exchange dari Microsoft dengan memanfaatkan kerentanan yang belum terungkap. Penyerang menggunakan pembaruan perangkat lunak Exchange yang mengandung payload berbahaya untuk mendapatkan akses ke ribuan server di seluruh dunia, mencuri data dan membuka pintu bagi serangan lanjutan.

Baca juga: Session Hijacking: Arti, Cara Karja, Pencegahannya

Cara Mendeteksi Supply Chain Attack

Cara Mendeteksi Supply Chain Attack

Mendeteksi serangan terhadap rantai pasokan (Supply Chain Attack) bisa menjadi tugas yang rumit, karena serangan semacam itu sering kali dirancang dengan cermat untuk menghindari deteksi. Namun, ada beberapa tindakan dan strategi yang dapat diimplementasikan oleh organisasi untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi serangan rantai pasokan. Berikut adalah beberapa cara untuk mendeteksi serangan semacam itu:

Pemantauan Aktivitas Jaringan

Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap aktivitas jaringan dapat membantu mendeteksi anomali atau pola lalu lintas yang mencurigakan. Pemantauan ini melibatkan analisis log, traffic pattern, dan perilaku jaringan yang tidak biasa.

Analisis Log

Memeriksa log aktivitas sistem dan jaringan dapat memberikan petunjuk tentang aktivitas yang mencurigakan. Pemantauan log dapat membantu mendeteksi perubahan dalam pola penggunaan atau akses yang tidak diinginkan.

Deteksi Perilaku Anomali

Menggunakan solusi keamanan yang dapat mendeteksi perilaku anomali dapat membantu identifikasi aktivitas yang tidak biasa atau mencurigakan di dalam jaringan. Ini dapat mencakup perubahan pola akses, transfer data yang tidak biasa, atau aktivitas lain yang dianggap aneh.

Penilaian Keamanan Rantai Pasokan

Melakukan penilaian risiko secara berkala pada rantai pasokan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kerentanan keamanan. Ini dapat mencakup audit keamanan pada pemasok dan mitra.

Pendeteksian Tanda-Tanda Awal

Mempertahankan kesadaran terhadap tanda-tanda awal serangan, seperti perubahan perilaku sistem, aktivitas luar biasa pada server, atau peningkatan akses yang tidak sah, dapat membantu mendeteksi serangan sebelum merusak lebih lanjut.

Analisis Trafik SSL/TLS

Kebanyakan serangan modern menggunakan enkripsi SSL/TLS untuk menyembunyikan aktivitas berbahaya. Menganalisis lalu lintas SSL/TLS dapat membantu mendeteksi ancaman tersembunyi dan aktivitas yang mencurigakan.

Cara Mencegah Supply Chain Attack

Cara Mencegah Supply Chain Attack

Mencegah serangan terhadap rantai pasokan (Supply Chain Attack) melibatkan serangkaian tindakan keamanan yang cermat dan strategi yang proaktif. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah serangan rantai pasokan:

Evaluasi dan Pemilihan Pemasok yang Cermat

Lakukan evaluasi risiko terhadap pemasok dan mitra dalam rantai pasokan. Pilih pemasok yang memiliki praktik keamanan yang ketat dan dapat membuktikan kepatuhan mereka terhadap standar keamanan.

Transparansi Rantai Pasokan

Tingkatkan transparansi dalam rantai pasokan Anda. Ketahui asal-usul produk dan layanan yang Anda peroleh, serta identifikasi potensi risiko keamanan yang terkait dengan setiap tahapan rantai pasokan.

Pemantauan Keamanan Terus-Menerus

Terapkan sistem pemantauan keamanan terus-menerus untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau anormal dalam jaringan dan sistem. Gunakan solusi deteksi ancaman yang canggih untuk mendeteksi serangan pada tahap awal.

Verifikasi Kredensial dan Akses Pengguna

Perkuat kontrol akses dan hak pengguna untuk meminimalkan risiko penggunaan kredensial yang dicuri. Terapkan prinsip kebutuhan dasar (principle of least privilege) untuk membatasi akses hanya pada tingkat yang diperlukan untuk menjalankan tugas pekerjaan.

Verifikasi Pemasok dan Mitra

Melibatkan verifikasi keamanan yang cermat pada pemasok, mitra, dan vendor dalam rantai pasokan dapat membantu memastikan bahwa mereka mematuhi standar keamanan yang tinggi. Memiliki kebijakan keamanan yang jelas untuk pemasok juga penting.

Audit Keamanan Rutin pada Pemasok

Lakukan audit keamanan secara berkala pada pemasok dan mitra dalam rantai pasokan Anda. Ini dapat mencakup pemeriksaan kepatuhan terhadap kebijakan keamanan dan pengujian penetrasi.

Sandi yang Kuat dan Pengelolaan Sandi yang Baik

Terapkan kebijakan sandi yang kuat dan terapkan pengelolaan sandi yang baik. Pastikan pengguna dan pihak ketiga menggunakan kata sandi yang kompleks dan memperbarui sandi secara berkala.

Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Karyawan

Memberikan pelatihan keamanan rutin kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang ancaman keamanan dan memberi tahu mereka tentang praktik keamanan yang baik. Karyawan yang teredukasi lebih mungkin dapat mendeteksi dan melaporkan serangan yang mencurigakan.

Implementasi Zero Trust Security Model

Terapkan model keamanan Zero Trust, yang bermakna tidak ada yang diasumsikan aman secara otomatis, bahkan di dalam jaringan internal. Setiap akses harus divalidasi dan diverifikasi sebelum diberikan.

Pengelolaan Pembaruan dan Patch Secara Rutin

Pastikan sistem dan perangkat lunak Anda selalu diperbarui dengan pembaruan keamanan terbaru. Ini membantu menutup celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang.

Pengujian Keamanan Produk dan Perangkat Lunak

Lakukan pengujian keamanan menyeluruh pada produk dan perangkat lunak sebelum mengimplementasikannya. Identifikasi dan perbaiki kelemahan keamanan potensial sebelum produk atau layanan digunakan secara luas.

Monitoring Tanda-Tanda Awal Serangan

Tetap waspada terhadap tanda-tanda awal serangan, seperti perubahan perilaku sistem, akses yang tidak biasa, atau aktivitas anormal. Implementasikan sistem peringatan dini untuk merespon dengan cepat.

Kerjasama dengan Komunitas Keamanan

Terlibat dalam komunitas keamanan dan berbagi informasi tentang ancaman dan taktik yang mungkin. Informasi ini dapat membantu organisasi lain mengidentifikasi dan mengatasi serangan rantai pasokan.

Kesimpulan

Serangan rantai pasokan telah menjadi ancaman serius bagi organisasi di berbagai sektor. Melindungi rantai pasokan dari serangan siber memerlukan pendekatan yang holistik dan kewaspadaan yang tinggi. Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, organisasi dapat mengurangi risiko serangan dan melindungi informasi kritis mereka dari potensi kerugian. Kesadaran akan serangan rantai pasokan dan pendidikan kepada pemangku kepentingan di semua tingkatan organisasi juga penting untuk membangun budaya keamanan yang kuat.

Cegah Supply Chain Attack dengan Heimdal Security

Keamanan Tanpa Kompromi untuk Rantai Pasok Anda

Heimdal Security, solusi terdepan dalam mencegah supply chain attack, memberikan keamanan tanpa kompromi untuk melindungi integritas dan keberlanjutan rantai pasok Anda. Jangan biarkan ancaman menghancurkan hubungan dengan mitra bisnis Anda, pilih Heimdal untuk perlindungan yang andal dan efektif.

Deteksi Dini, Respons Cepat

Heimdal Security memastikan deteksi dini setiap ancaman terhadap rantai pasok Anda. Dengan teknologi deteksi 100% Non Signature, solusi Antivirus terbaik Heimdal (Next-Gen Antivirus), memberikan informasi yang akurat dan respons yang cepat untuk menjaga kelancaran operasional bisnis Anda. Keunggulan deteksi dini menjadi perisai utama melawan potensi kerugian besar.

Keamanan Terintegrasi untuk Keberlanjutan Bisnis

Perlindungan Heimdal Security tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga terintegrasi secara proaktif untuk memastikan keberlanjutan bisnis Anda. Dengan deteksi dan pencegahan yang menyeluruh, Heimdal melibatkan seluruh ekosistem bisnis Anda dalam lingkaran keamanan, memberikan kepercayaan diri untuk terus maju tanpa hambatan.

CTA ASDF Heimdal

Baca juga: Rogueware: Arti, Cara Kerja, Contoh, Cara Mencegah

Kania Sutisnawinata