Sebagai teknologi yang terus berkembang, dunia maya juga semakin rentan terhadap serangan siber. Salah satu bentuk serangan tersebut adalah ransomware, sebuah program yang memblokir akses ke sistem atau data korban dan meminta tebusan dalam bentuk uang agar akses tersebut dapat dikembalikan. Royal Ransomware merupakan salah satu bentuk ransomware yang menimbulkan ancaman besar bagi keamanan dunia maya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang cara kerja Royal Ransomware dan kasus-kasus tersohor yang terkait dengan ransomware ini.
Mengenal Serangan Royal Ransomware
Serangan ransomware semakin berkembang pesat, dan salah satu yang paling terkenal saat ini adalah Royal Ransomware. Royal Ransomware adalah salah satu jenis ransomware yang menggunakan enkripsi simetris untuk mengunci file pada perangkat korban. Setelah file terenkripsi, para pelaku meminta tebusan dalam bentuk cryptocurrency untuk mengembalikan akses ke file korban.
Selain itu, Royal Ransomware juga dikenal memiliki kemampuan untuk menghapus file dan membuat perubahan pada sistem yang telah terinfeksi.
Meskipun Royal Ransomware bukanlah yang pertama atau satu-satunya jenis ransomware, namun serangan ini cukup populer dan telah menimbulkan kerugian yang signifikan bagi para korban. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara kerja dan cara melindungi diri dari serangan ransomware, termasuk Royal Ransomware.

Kasus Tersohor Royal Ransomware
Berikut adalah beberapa kasus tersohor yang melibatkan serangan Royal Ransomware:
- Universitas Giessen, Jerman (2019) – Pada Oktober 2019, Universitas Giessen menjadi korban serangan Royal Ransomware yang menyebabkan sistem universitas terganggu selama beberapa hari. Serangan ini juga mempengaruhi layanan email dan internet universitas.
- Bureau of the Interior and Safety, Kota Frankfurt, Jerman (2020) – Pada Agustus 2020, Kantor Urusan Dalam dan Keselamatan Kota Frankfurt, Jerman menjadi korban serangan Royal Ransomware yang menyebabkan layanan publik terganggu. Serangan ini mempengaruhi sistem telepon, email, dan internet kantor.
- Vastaamo Psychotherapy Center, Finlandia (2020) – Pada Oktober 2020, Vastaamo Psychotherapy Center di Finlandia mengalami serangan Royal Ransomware yang menyebabkan data pasien bocor ke internet. Serangan ini merupakan salah satu serangan ransomware terbesar di Finlandia dan mempengaruhi ribuan pasien.
- Serangan Swasta (2021) – Pada Januari 2021, sebuah organisasi yang tidak diketahui menyerang beberapa perusahaan di Eropa dengan menggunakan Royal Ransomware. Serangan ini dilaporkan telah menghasilkan tebusan sebesar jutaan dolar AS.
Strategi Pengamanan Data
Strategi pengamanan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melindungi informasi yang penting dari berbagai ancaman seperti virus, malware, hacker, dan lain sebagainya. Dalam era digital saat ini, pengamanan data menjadi sangat penting karena setiap orang dan organisasi memiliki informasi yang harus dijaga kerahasiaannya. Berikut adalah beberapa strategi pengamanan data yang dapat diterapkan:
- Menggunakan Software Keamanan yang Terpercaya. Pilihlah software keamanan seperti antivirus, firewall, dan anti-malware yang terpercaya dan terus diperbarui. Dengan menggunakan software keamanan yang tepat, dapat memblokir serangan dari berbagai virus, malware, dan serangan cyber lainnya.
- Memperbarui Perangkat Lunak. Perbarui perangkat lunak secara teratur, termasuk sistem operasi, browser, dan aplikasi lainnya. Pembaruan ini dapat memperbaiki celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh hacker.
- Menerapkan Password yang Kuat. Gunakan password yang kuat dan unik untuk akun Anda. Password yang kuat minimal terdiri dari 8 karakter dengan kombinasi huruf kecil, huruf besar, angka, dan karakter khusus.
- Melakukan Backup Data Secara Berkala. Backup data secara rutin untuk mengantisipasi kehilangan data karena serangan ransomware atau bencana alam. Simpan backup data di tempat yang aman dan terpisah dari data utama.
- Menggunakan Enkripsi Data. Enkripsi data dapat membantu mencegah akses tidak sah terhadap data Anda. Dengan melakukan enkripsi, informasi Anda akan diacak dan hanya bisa dibaca oleh orang yang memiliki kunci enkripsi yang tepat.
- Memisahkan Jaringan. Pisahkan jaringan yang digunakan untuk data penting dan data publik. Dengan memisahkan jaringan, dapat meminimalkan risiko terjadinya serangan dari jaringan yang tidak aman.
- Mengedukasi Pengguna. Berikan edukasi tentang pentingnya pengamanan data kepada pengguna, seperti cara membuat password yang kuat, tidak mengklik tautan yang mencurigakan, dan mengenali serangan phishing.
Dengan menerapkan strategi pengamanan data yang tepat, dapat mengurangi risiko terjadinya serangan ransomware dan cyber attack lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk selalu memperbarui strategi pengamanan data secara berkala agar terus efektif dalam melindungi informasi penting Anda.
Pencegahan dengan Heimdal Security
Heimdal Security merupakan solusi anti ransomware teratas yang memberikan perlindungan terbaik dari serangan berbagai jenis ancaman, termasuk malware, phishing, dan DDoS, dengan menggunakan teknologi DNS Security/DNS Filtering.
Software ini memiliki sistem deteksi empat lapisan yang dapat mengenali dan mengurangi berbagai jenis malware dan serangan. Selain itu, teknologi anti-brute-force safeguards yang khusus dirancang juga tersedia untuk melindungi perangkat dari pencurian data
Dapatkan Demo Heimdal Security Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!
- Black Basta Ransomware dan Serangan Ganda yang Mengkhawatirkan - 19/07/2023
- Tipe Ransomware yang paling sering menyerang - 18/07/2023
- MacStealer Malware: Ancaman bagi Pengguna MacOS - 17/07/2023