Reorder Point: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Reorder point adalah titik di mana sebuah perusahaan harus memesan lebih banyak persediaan untuk mengisi kembali stok yang sudah habis atau hampir habis. Ini adalah bagian penting dari manajemen persediaan karena membantu perusahaan menjaga agar stok tidak pernah kehabisan.

Dengan menentukan reorder point yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan biaya persediaan sambil memastikan bahwa produk yang dibutuhkan konsumen tersedia sepanjang waktu.

Apa Itu Reorder Point?

Apa Itu Reorder Point?

Reorder point adalah titik di mana sebuah perusahaan harus memesan lebih banyak persediaan untuk mengisi kembali stok yang sudah habis atau hampir habis. Ini adalah bagian penting dari manajemen persediaan karena membantu perusahaan menjaga agar stok tidak pernah kehabisan.
Dengan menentukan reorder point yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan biaya persediaan sambil memastikan bahwa produk yang dibutuhkan konsumen tersedia sepanjang waktu.

Masalah yang Timbul Jika Tidak Menggunakan ROP (Reorder Point)

Masalah yang Timbul Jika Tidak Menggunakan ROP (Reorder Point)

Jika sebuah perusahaan tidak mengenal atau tidak menggunakan reorder point (ROP) dalam manajemen persediaannya, maka bisa saja timbul beberapa masalah yang mengganggu kelancaran bisnis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Kehabisan stok: Tanpa menentukan ROP yang tepat, perusahaan bisa saja mengalami kehabisan stok produk yang dibutuhkan konsumen. Ini dapat mengakibatkan kekecewaan pelanggan dan hilangnya kepercayaan mereka terhadap perusahaan.
  2. Biaya persediaan yang tinggi: Tanpa ROP, perusahaan mungkin akan membeli persediaan secara berlebihan, sehingga menyebabkan biaya persediaan menjadi tinggi. Ini tentu saja merugikan perusahaan karena dapat memperburuk laba bersih.
  3. Persaingan yang tidak sehat: Jika perusahaan lain sudah menggunakan ROP dalam manajemen persediaannya, maka perusahaan yang tidak menggunakan ROP akan kalah bersaing. Mereka tidak dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan karena tidak dapat menjaga stok yang tepat.
  4. Terlambat dalam mengisi kembali stok: Tanpa ROP, perusahaan mungkin akan kesulitan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengisi kembali stok. Ini dapat mengakibatkan terlambatnya pengiriman stok dari pemasok, sehingga mengurangi peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Secara keseluruhan, tidak menggunakan ROP dalam manajemen persediaan dapat menimbulkan masalah yang merugikan perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengenal dan menggunakan ROP agar dapat mengelola persediaan dengan baik.

Manfaat Reorder Point

Manfaat Reorder Point

Reorder point (ROP) memiliki banyak manfaat bagi perusahaan yang menggunakannya dalam manajemen persediaannya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Meminimalkan biaya persediaan: Dengan menentukan ROP yang tepat, perusahaan dapat menghindari pembelian persediaan secara berlebihan. Ini tentu saja dapat mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan laba bersih perusahaan.
  2. Menjaga stok yang tepat: ROP membantu perusahaan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengisi kembali stok. Ini akan menjamin bahwa stok produk yang dibutuhkan konsumen tidak pernah kehabisan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
  3. Meningkatkan keuntungan: Dengan menggunakan ROP, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan persediaan. Ini akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
  4. Meningkatkan kepuasan pelanggan: ROP membantu perusahaan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan dengan selalu menjaga stok produk yang tersedia. Ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reorder Point

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reorder Point

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reorder point, yaitu:

  1. Tingkat penjualan rata-rata: Tingkat penjualan rata-rata yang lebih tinggi akan meningkatkan reorder point, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak stok untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  2. Lead time: Lead time yang lebih panjang akan meningkatkan reorder point, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak stok untuk mengisi ulang gudangnya selama waktu yang lebih lama.
  3. Toleransi stok: Toleransi stok yang lebih tinggi akan meningkatkan reorder point, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak stok untuk mengisi ulang gudangnya sebelum stok habis.
  4. Kebutuhan pelanggan: Kebutuhan pelanggan yang tinggi akan meningkatkan reorder point, karena perusahaan harus memiliki lebih banyak stok untuk memenuhi permintaan yang tinggi.
  5. Tingkat persediaan yang tersedia: Jika persediaan yang tersedia sangat sedikit, reorder point akan lebih rendah, karena perusahaan harus memesan ulang stok lebih cepat. Sebaliknya, jika persediaan yang tersedia sangat banyak, reorder point akan lebih tinggi, karena perusahaan dapat menunda pemesanan ulang stok.
  6. Ketersediaan pemasok: Jika pemasok tidak dapat menyediakan stok dengan cepat, reorder point akan lebih tinggi, karena perusahaan harus memesan stok lebih awal untuk mengantisipasi lead time yang lebih panjang.
  7. Biaya pesanan: Biaya pesanan yang tinggi akan meningkatkan reorder point, karena perusahaan harus mengisi ulang gudangnya dengan lebih sedikit stok untuk menghemat biaya.
  8. Biaya penyimpanan: Biaya penyimpanan yang tinggi akan menurunkan reorder point, karena perusahaan akan cenderung memesan stok lebih sedikit untuk mengurangi biaya penyimpanan.

Apa saja kelebihan dan kekurangan Reorder Point?

Apa saja kelebihan dan kekurangan Reorder Point?

Reorder point (ROP) memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya bermanfaat bagi perusahaan yang menggunakannya dalam manajemen persediaannya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Kelebihan Menggunakan Reorder Point

  1. Mengurangi biaya persediaan: ROP membantu perusahaan untuk menghindari pembelian persediaan secara berlebihan. Ini akan mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan laba bersih perusahaan.
  2. Membantu mengambil keputusan: ROP membantu perusahaan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengisi kembali stok. Ini akan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat mengenai pengelolaan persediaan.
  3. Meningkatkan efisiensi: Dengan menggunakan ROP, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan persediaan. Ini akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
  4. Meningkatkan kepuasan pelanggan: ROP membantu perusahaan untuk selalu menjaga stok produk yang dibutuhkan konsumen. Ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Meskipun reorder point berguna dalam membantu perusahaan menjaga stok yang tepat, ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan.

Misalnya, jika pemasok mengalami kendala, perusahaan mungkin tidak dapat mengisi kembali stok tepat pada waktunya, yang dapat mengakibatkan kehabisan stok dan kekecewaan konsumen.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki cadangan persediaan yang cukup untuk mengatasi kendala ini.

Kekurangan Menggunakan Reorder Point

Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari penerapan Reorder point, antara lain:

  1. Memerlukan estimasi yang akurat: ROP memerlukan perusahaan untuk mengestimasi tingkat penjualan rata-rata per hari dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok. Jika estimasi ini tidak akurat, maka ROP yang ditentukan bisa saja salah.
  2. Tidak mengakomodasi perubahan permintaan: ROP hanya berlaku untuk situasi di mana tingkat permintaan tetap stabil. Jika terjadi perubahan dalam permintaan, maka ROP yang sudah ditentukan bisa saja tidak lagi relevan.
  3. Tidak mengakomodasi kendala pemasok: ROP hanya berlaku jika pemasok dapat mengisi kembali stok tepat waktu. Jika terjadi kendala pada pemasok, maka ROP yang sudah ditentukan bisa saja tidak lagi relevan.
  4. Memerlukan sistem manajemen persediaan yang canggih: ROP dapat bekerja dengan baik jika perusahaan menggunakan sistem manajemen persediaan yang canggih. Jika tidak, maka ROP bisa saja sulit untuk diterapkan dengan efektif.

Bagaimana cara menentukan reorder point?

Bagaimana cara menentukan reorder point?

 

Untuk menentukan reorder point (ROP), perusahaan harus menggunakan rumus yang mengambil kedalaman persediaan (jumlah item yang tersedia saat ini) dan lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan ROP:

  1. Tentukan kedalaman persediaan saat ini: Kedalaman persediaan adalah jumlah item yang tersedia saat ini. Ini bisa didapat dengan mengurangi jumlah item yang telah terjual dari jumlah item yang ada di gudang.
  2. Tentukan tingkat penjualan rata-rata per hari: Tingkat penjualan rata-rata per hari adalah jumlah item yang terjual setiap hari. Ini bisa didapat dengan membagi jumlah item yang terjual dalam periode waktu tertentu dengan jumlah hari dalam periode tersebut.
  3. Tentukan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok: Waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dari saat pesanan dibuat hingga stok tersedia di gudang.
  4. Hitung ROP menggunakan rumus: Setelah ketiga langkah di atas selesai, ROP dapat ditentukan dengan menggunakan rumus ROP = kedalaman persediaan + (tingkat penjualan rata-rata per hari x waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok).

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, perusahaan dapat menentukan ROP yang tepat untuk mengelola persediaan dengan baik. ROP yang tepat akan membantu perusahaan untuk menjaga stok yang tepat sambil meminimalkan biaya persediaan.

RumusReorder Point

RumusReorder Point

Reorder point biasanya ditentukan dengan menggunakan rumus yang mengambil kedalaman persediaan (jumlah item yang tersedia saat ini), tingkat penjualan rata-rata per hari, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok.

Jika perusahaan menggunakan sistem manajemen persediaan yang canggih, reorder point dapat diatur secara otomatis sehingga perusahaan tidak perlu secara manual menghitungnya setiap saat.

Rumus ROP adalah: ROP = kedalaman persediaan + (tingkat penjualan rata-rata per hari x waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok).

Cara Menghitung Reorder Point

Cara menghitung reorder point adalah dengan menggabungkan tingkat penjualan rata-rata, lead time, dan toleransi stok. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung reorder point:

  1. Tentukan tingkat penjualan rata-rata: Tingkat penjualan rata-rata adalah jumlah unit yang terjual setiap hari. Anda dapat menentukannya dengan mengambil rata-rata jumlah unit yang terjual dalam periode waktu tertentu, misalnya selama sebulan atau setahun.
  2. Tentukan lead time: Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan baru setelah memesan. Ini bisa berupa waktu pengiriman dari pemasok atau waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang tersebut.
  3. Tentukan toleransi stok: Toleransi stok adalah jumlah stok yang diizinkan untuk habis sebelum memesan ulang. Ini bisa berupa jumlah hari atau jumlah unit stok.
  4. Hitung reorder point: Setelah mengetahui tingkat penjualan rata-rata, lead time, dan toleransi stok, reorder point dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Reorder point = Tingkat penjualan rata-rata x Lead time + Toleransi stok

Contoh:

Sebagai contoh, misalkan sebuah toko memiliki tingkat penjualan rata-rata sebesar 100 unit per hari, lead time selama 10 hari, dan toleransi stok sebesar 3 hari. Reorder point untuk toko tersebut adalah:

Reorder point = 100 unit/hari x 10 hari + 3 hari = 1.000 unit + 300 unit = 1.300 unit

Ini berarti bahwa toko tersebut harus memesan lebih banyak stok setiap kali stok mencapai 1.300 unit atau kurang.

Contoh Reorder Point

Contoh Reorder Point

Contoh reorder point (ROP) adalah jumlah item persediaan yang harus disimpan oleh suatu perusahaan untuk menjaga stok yang tepat sambil meminimalkan biaya persediaan. Berikut ini adalah contoh ROP dalam situasi yang berbeda-beda:
  1. Sebuah toko kopi memiliki kedalaman persediaan 200 cangkir, tingkat penjualan rata-rata per hari sebanyak 50 cangkir, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok adalah 2 hari. ROP untuk toko kopi tersebut adalah 200 + (50 x 2) = 300 cangkir.
  2. Sebuah toko buku memiliki kedalaman persediaan 500 buku, tingkat penjualan rata-rata per hari sebanyak 25 buku, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok adalah 5 hari. ROP untuk toko buku tersebut adalah 500 + (25 x 5) = 625 buku.
  3. Sebuah pabrik kaos memiliki kedalaman persediaan 1000 kaos, tingkat penjualan rata-rata per hari sebanyak 100 kaos, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok adalah 3 hari. ROP untuk pabrik kaos tersebut adalah 1000 + (100 x 3) = 1300 kaos.
Secara keseluruhan, contoh ROP dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi masing-masing perusahaan. Namun, tujuan dari ROP adalah sama, yaitu untuk menjaga stok yang tepat sambil meminimalkan biaya persediaan.

Tips dan trik Mengelola stok dengan reorder point

Tips dan trik Mengelola stok dengan reorder point

Berikut ini adalah beberapa tips dan trik yang dapat membantu perusahaan mengelola stok dengan reorder point dengan lebih efektif:

  1. Monitor tingkat stok secara teratur: Pastikan untuk memonitor tingkat stok secara teratur, agar dapat segera memesan ulang stok saat tingkat stok mencapai reorder point.
  2. Periksa kembali reorder point secara berkala: Jika tingkat penjualan rata-rata atau lead time berubah, pastikan untuk memperbarui reorder point sesuai dengan perubahan tersebut.
  3. Hitung reorder point secara akurat: Pastikan untuk menghitung reorder point dengan benar, agar dapat mempertahankan tingkat stok yang tepat tanpa terlalu banyak atau terlalu sedikit stok.
  4. Buat sistem pemesanan yang efektif: Pastikan untuk memiliki sistem pemesanan yang efektif, agar dapat memesan ulang stok dengan cepat dan tepat waktu.
  5. Sesuaikan reorder point sesuai dengan kebutuhan pelanggan: Sesuaikan reorder point sesuai dengan kebutuhan pelanggan, agar dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan baik.
  6. Gunakan sistem manajemen persediaan: Gunakan sistem manajemen persediaan, agar dapat memonitor tingkat stok secara teratur dan membuat keputusan pemesanan ulang yang tepat.
  7. Kerjakan dengan pemasok yang terpercaya: Kerjakan dengan pemasok yang terpercaya, agar dapat mengandalkan pemasok untuk menyediakan stok dengan tepat waktu dan harga yang wajar.
Alternatif Untuk Reorder Point
Alternatif Untuk Reorder Point

Ada beberapa alternatif untuk reorder point yang dapat digunakan dalam manajemen persediaan, di antaranya adalah:

  1. Sistem pemesanan kanban: Sistem pemesanan kanban merupakan metode yang menggunakan kartu atau tanda yang ditempatkan pada setiap tahap proses produksi untuk memberi tahu pemasok bahwa stok harus diisi ulang. Sistem ini membantu perusahaan mengikuti tingkat produksi yang sebenarnya dan mengurangi stok yang tidak diperlukan.
  2. Sistem pemesanan terkait produksi: Sistem pemesanan terkait produksi merupakan metode yang menggunakan jumlah produksi yang diinginkan untuk menentukan jumlah stok yang harus dipesan. Sistem ini membantu perusahaan menghindari kekurangan stok yang dapat mengurangi efisiensi produksi.
  3. Reorder point dinamis: Reorder point dinamis adalah metode yang menggunakan algoritma komputer untuk mengubah reorder point secara otomatis sesuai dengan perubahan dalam tingkat penjualan rata-rata dan lead time. Ini membantu perusahaan menyesuaikan reorder point dengan cepat terhadap perubahan dalam permintaan pelanggan.
  4. Sistem pemesanan berdasarkan persediaan minimum: Sistem pemesanan berdasarkan persediaan minimum adalah metode yang menentukan jumlah stok minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan dan memesan ulang stok setiap kali stok mencapai titik tersebut. Sistem ini membantu perusahaan menghindari kekurangan stok dan mengoptimalkan biaya persediaan.

Apa Perbedaan Antara Safety Stock dan Reorder Point?

Apa Perbedaan Antara Safety Stock dan Reorder Point?

Berikut ini adalah perbedaan utama antara safety stock dan ROP:

  1. Safety stock mengacu pada jumlah item persediaan yang harus disimpan untuk mengatasi perubahan yang tidak terduga dalam permintaan atau lead time. Sedangkan ROP mengacu pada jumlah item persediaan yang harus disimpan untuk menjaga stok yang tepat sambil meminimalkan biaya persediaan.
  2. Safety stock dihitung berdasarkan tingkat permintaan yang tidak terduga, tingkat kegagalan pemasok, dan waktu pengiriman yang tidak terduga. Sedangkan ROP dihitung berdasarkan kedalaman persediaan, tingkat penjualan rata-rata per hari, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi kembali stok dari pemasok.
  3. Safety stock merupakan jumlah item persediaan yang harus disimpan sebagai cadangan untuk mengatasi perubahan yang tidak terduga dalam permintaan atau lead time. Sedangkan ROP merupakan jumlah item persediaan yang harus disimpan untuk menjamin bahwa stok produk yang dibutuhkan konsumen tidak pernah kehabisan.

Secara keseluruhan, safety stock dan ROP merupakan konsep yang berbeda meskipun memiliki tujuan yang sama dalam manajemen persediaan. Untuk penjelasan lengkap terkait Safety Stock, Anda bisa membaca artikel tersebut disini!

Rekomendasi Aplikasi Inventory Manajemen

Dalam menentukan Reorder Point maka kamu perlu mengetahui jumlah stock yang tersedia, mengetahui permintaan harian rata-rata dan lain sebagainya. Apabila menggunakan cara manual tentunya hal tersebut membutuhkan waktu yang lama.

Maka Anda perlu mencoba menggunakan aplikasi Inventory Management TAG Samurai, untuk mempermudah melacak, mengaudit berbagai macam persediaan. Anda juga bisa membuat perkiraan persediaan agar tidak sampai habis dan tidak membuat pelanggan kecewa.

Untuk informasi lengkap terkait fitur inventory aplikasi TAG Samurai dan apabila kamu ingin demo gratis klik disini!

Kesimpulan

Kesimpulan, reorder point adalah konsep penting dalam manajemen persediaan karena membantu perusahaan menjaga stok yang tepat sambil meminimalkan biaya persediaan.
Dengan menentukan reorder point dan mengikuti proses pengisian stok secara ketat, perusahaan memastikan konsumen selalu mendapatkan produk yang diinginkan.