Dalam era digital yang semakin maju, ancaman terhadap keamanan informasi semakin kompleks dan beragam. Salah satu ancaman utama yang sering kali menjadi momok bagi pengguna internet adalah malware. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang malware: apa itu, bagaimana cara kerjanya, berbagai jenisnya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi serangannya.
Apa Itu Malware?
Malware adalah sebuah software yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan atau menyusup ke dalam sistem komputer tanpa sepengetahuan pengguna.
Kata “malware” sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “malicious” yang berarti kejahatan dan “software” yang berarti perangkat lunak. Jenis-jenis malware ini bervariasi, mulai dari virus, worm, trojan, rootkit, hingga ransomware.
Untuk malware sendiri dapat memperoleh akses ke sistem komputer melalui berbagai cara, seperti mengklik tautan yang tidak dikenal, mengunduh berkas yang tidak dapat dipercaya, atau menggunakan perangkat lunak yang tidak terupdate.
Karena malware dapat merusak sistem komputer dan mengambil data pribadi pengguna, sangat penting untuk terus memperbarui perangkat lunak keamanan dan berhati-hati saat mengakses internet.
Apa yang Diserang Oleh Malware?
Malware dapat menyerang berbagai jenis perangkat dan sistem. Pertama, malware dapat menyerang komputer pribadi atau server, baik yang berjalan pada sistem operasi Windows, MacOS, atau Linux.
Malware dapat menginstal dirinya di komputer dan mengambil alih kontrol atas komputer tersebut untuk melakukan berbagai aktivitas yang tidak diinginkan, seperti mengirimkan data sensitif kepada pembuat malware atau menghapus file-file penting.
Kedua, malware dapat menyerang perangkat mobile seperti smartphone atau tablet yang berjalan pada sistem operasi Android atau iOS.
Malware dapat menginstal dirinya di perangkat mobile dan mengambil alih kontrol atas perangkat tersebut untuk mengirimkan data sensitif kepada pembuatnya atau mengakses fitur-fitur perangkat mobile secara tidak sah.
Ketiga, malware dapat menyerang jaringan komputer, baik jaringan lokal atau jaringan internet. Malware dapat menyebar melalui jaringan untuk menginfeksi komputer-komputer lain yang terhubung ke jaringan tersebut atau mengambil alih kontrol atas jaringan untuk melakukan aktivitas yang tidak diinginkan.
Cara Penyebaran Malware yang Umum
Berikut adalah beberapa cara penyebarannya yang umum digunakan oleh penyerang:
1. Melalui Email dan Lampiran
- Penyerang sering menggunakan email phishing untuk menyebarkan malware. Mereka mengirimkan email palsu yang tampaknya berasal dari lembaga resmi atau orang yang dikenal untuk mengelabui korban.
- Lampiran dalam email dapat berisi file berbahaya seperti dokumen Microsoft Office yang mengandung makro jahat atau file eksekusi (executable) yang menyembunyikan kode malware.
2. Situs Web Berbahaya
- Penyerang dapat menciptakan situs web palsu atau menyusupkan kode berbahaya ke situs web yang sah.
- Ketika pengguna mengunjungi situs web tersebut, malware dapat diunduh secara otomatis atau melalui tautan palsu.
3. Jaringan File Sharing
- Melalui jaringan file sharing seperti BitTorrent, penyerang dapat menyebarkan malware dengan menyematkannya ke dalam file yang diunduh pengguna.
- Pengguna yang tidak waspada dapat secara tidak sengaja menjalankan file tersebut dan menginfeksi perangkat mereka.
4. Melalui USB atau Perangkat Penyimpanan Eksternal
- Penyerang dapat menyebarkan malware dengan memasangnya ke perangkat USB atau perangkat penyimpanan eksternal lainnya.
- Ketika perangkat ini disambungkan ke komputer target, malware dapat secara otomatis dijalankan dan menginfeksi sistem.
5. Eksploitasi Kerentanan Perangkat Lunak
- Penyerang sering mencari dan memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna.
- Mereka kemudian mengembangkan malware yang dirancang khusus untuk mengeksploitasi kerentanan tersebut dan menginfeksi perangkat yang rentan.
6. Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
- Penyerang dapat menggunakan serangan MitM untuk menyusupkan malware ke dalam lalu lintas jaringan yang tidak terenkripsi.
- Melalui teknik ini, mereka dapat mengintersep dan memodifikasi data yang dikirim antara perangkat pengguna dan server, memasukkan malware ke dalam proses tersebut.
7. Melalui Aplikasi Palsu atau Tidak Resmi
- Penyerang sering membuat aplikasi palsu atau menanamkan malware ke dalam aplikasi yang sudah ada di toko aplikasi tidak resmi.
- Pengguna yang mengunduh dan menginstal aplikasi ini tanpa berhati-hati dapat secara tidak sengaja menginfeksi perangkat mereka dengan malware.
8. Social Engineering
- Penyerang sering menggunakan teknik social engineering untuk memanipulasi pengguna agar mengunduh dan menjalankannya.
- Mereka dapat menggunakan trik psikologis, misalnya mengancam atau menawarkan imbalan palsu, untuk membuat pengguna merasa terdorong untuk bertindak.
9. Drive-By Downloads
- Penyerang dapat menyebarkannya melalui drive-by downloads, di mana malware secara otomatis diunduh dan diinstal pada perangkat pengguna tanpa persetujuan atau pengetahuan mereka.
- Ini dapat terjadi saat pengguna mengunjungi situs web yang terinfeksi atau situs web yang dikompromi.
10. Malvertising
- Penyerang dapat menggunakan malvertising (malicious advertising) untuk menyebarkannya melalui iklan berbahaya yang disematkan di situs web yang sah.
- Ketika pengguna mengklik iklan tersebut, mereka dapat diarahkan ke situs web yang mengandung malware atau langsung mengunduhnya ke perangkat mereka.
Jenis-Jenis Malware
Berikut adalah jenis-jenis malware yang umum ditemukan dan sering mengganggu serta menyerang pengguna:
1. Virus komputer
2. Trojan Horse
3. Rootkit
4. Adware
5. Spyware
6. Worm
7. Ransomware
Ciri- Ciri Perangkat yang Telah Terinfeksi Malware
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang ciri-ciri perangkat yang telah terinfeksi malware:
Kinerja Perangkat yang Lambat
Salah satu tanda utama infeksi malware adalah penurunan kinerja perangkat secara keseluruhan. Ini dapat terjadi karena malware mengonsumsi sumber daya sistem yang berharga, seperti CPU atau memori, sehingga membuat perangkat menjadi lebih lambat dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari.
Crash atau Freeze yang Sering
Infeksi malware seringkali menyebabkan perangkat mengalami crash atau freeze secara tidak terduga. Perangkat dapat tiba-tiba menjadi tidak responsif atau bahkan mengalami restart tanpa permintaan pengguna.
Pop-up Iklan yang Tidak Diinginkan
Malware sering menyebabkan munculnya pop-up iklan yang tidak diinginkan dan sulit ditutup. Pop-up tersebut mungkin mengarahkan pengguna ke situs web berbahaya atau mencoba untuk menipu mereka agar mengklik tautan tertentu.
File Penting Hilang atau Terhapus
Malware tertentu dapat menghapus atau mengenkripsi file-file penting pada perangkat, seperti dokumen kerja, foto, atau file sistem lainnya. Ini dapat menyebabkan kehilangan data yang signifikan dan menyebabkan kerugian finansial atau emosional.
Program yang Tidak Dikenal Terinstall Secara Otomatis
Infeksinya seringkali menyebabkan program-program yang tidak dikenal atau tidak diinginkan terinstal secara otomatis pada perangkat. Ini bisa menjadi indikasi bahwa perangkat telah disusupi oleh program berbahaya.
Kebocoran Data
Beberapa jenisnya dirancang untuk mencuri informasi sensitif dari perangkat, seperti kata sandi, informasi kartu kredit, atau data pribadi lainnya. Kebocoran data tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi serius bagi pengguna, termasuk pencurian identitas atau penipuan keuangan.
Pengiriman Email atau Pesan Teks yang Tidak Diinginkan
Infeksi malware kadang-kadang menyebabkan perangkat mengirimkan email atau pesan teks yang tidak diinginkan kepada kontak pengguna. Ini bisa menjadi tanda bahwa perangkat telah terinfeksi dan digunakan oleh penyerang untuk menyebarkan malware lebih lanjut.
Aktivitas Tidak Diinginkan pada Jaringan Komputer
Beberapa jenis malware dapat menyebabkan aktivitas yang tidak diinginkan atau mencurigakan pada jaringan komputer, seperti pemindaian port atau pengiriman lalu lintas data yang tidak biasa. Ini bisa menjadi indikasi bahwa perangkat telah disusupi oleh malware yang berusaha menyerang jaringan atau perangkat lain dalam jaringan.
Cara Mencegah Serangan Malware
Mencegah serangan malware adalah langkah yang sangat penting dalam menjaga keamanan digital Anda. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah serangan malware:
1. Instal dan Perbarui Perangkat Lunak Keamanan
- Gunakan perangkat lunak antivirus, antispyware, dan firewall yang andal untuk melindungi perangkat Anda dari serangan malware.
- Pastikan perangkat lunak keamanan Anda selalu diperbarui agar dapat mendeteksi dan mengatasi ancaman baru yang muncul.
2. Hati-hati dengan Lampiran dan Tautan dalam Email
- Jangan mengklik lampiran atau tautan dari email yang mencurigakan atau tidak dikenal.
- Verifikasi keaslian email dan pengirim sebelum mengambil tindakan apapun, terutama jika mereka meminta informasi pribadi atau keuangan.
3. Hindari Situs Web Berbahaya
- Hindari mengunjungi situs web yang mencurigakan atau tidak terpercaya, terutama situs yang menawarkan konten ilegal atau tidak aman.
- Gunakan perangkat lunak keamanan yang dapat memblokir akses ke situs web berbahaya atau phishing.
4. Perbarui Sistem Operasi dan Perangkat Lunak
- Selalu perbarui sistem operasi dan perangkat lunak Anda dengan patch dan update keamanan terbaru untuk memperbaiki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh hal ini.
- Aktifkan pengaturan pembaruan otomatis agar Anda tidak melewatkan pembaruan penting.
5. Gunakan Otentikasi Multi-Faktor
- Aktifkan otentikasi multi-faktor (MFA) di akun online Anda untuk menambah lapisan keamanan tambahan.
- Dengan MFA, bahkan jika kata sandi Anda dicuri, penyerang masih harus melewati langkah tambahan verifikasi, seperti kode yang dikirim melalui SMS atau aplikasi otentikasi.
6. Waspadai Perangkat Lunak Palsu
- Hindari mengunduh perangkat lunak dari sumber yang tidak terpercaya atau situs web yang tidak resmi.
- Periksa ulasan pengguna dan reputasi pengembang sebelum mengunduh atau menginstal perangkat lunak baru.
7. Periksa Koneksi Jaringan
- Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman, terutama untuk aktivitas yang melibatkan informasi sensitif seperti perbankan online atau pembelian.
- Gunakan koneksi internet yang terenkripsi dan aman saat melakukan transaksi online yang penting.
8. Lakukan Backup Data secara Berkala
- Selalu lakukan backup data secara teratur ke penyimpanan eksternal yang terpisah dari perangkat Anda.
- Dengan backup data yang teratur, Anda dapat mengembalikan data Anda jika perangkat Anda terinfeksi malware atau terkena serangan ransomware.
9. Tingkatkan Kesadaran Pengguna
- Edukasikan diri sendiri dan anggota keluarga Anda tentang ancaman malware, serta cara mengidentifikasi dan mencegahnya.
- Berbagi informasi tentang praktik keamanan cyber yang baik, seperti tidak mengklik tautan yang mencurigakan atau tidak dikenal.
10. Gunakan Sandi yang Kuat
- Gunakan sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online Anda.
- Hindari menggunakan informasi pribadi atau mudah ditebak sebagai sandi, dan pertimbangkan untuk menggunakan manajer sandi untuk mengelola sandi Anda.
Cara Mengatasi Malware dengan NGAV (Next-Gen Antivirus)
Salah satu solusi yang ampuh untuk menangani malware-malware berbahaya tersebut adalah dengan memasang Antivirus (AV), yaitu perangkat untuk melindungi komputer anda dari virus-virus berbahaya.
Heimdal™ Next-Gen Endpoint Antivirus software merupakan mesin AV dengan Firewall yang terintegrasi, pemblokiran Brute-Force Attack, dan AI pendeteksi yang secara ampuh menghentikan ancaman siber, sehingga dapat menjamin keamanan computer secara maksimal.
Dapatkan Demo Heimdal Security Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!
Berikut adalah fitur dan kelebihan tambahannya jika dibandingkan dengan AV tradisional:
1. Local File/Signature & Registry scanning
Heimdal™ Next-Gen Endpoint Antivirus menyediakan deteksi dan mitigasi berbasis kode, dengan menggunakan fitur scanning file dan tanda tangan digital dengan active registry change scanning
2. Real-time Cloud Scanning
Semua file tak dikenal dan potensi ancaman yang ditemukan akan dikirim ke cloud untuk scanning tambahan dengan menggunakan deteksi algoritme mutakhir yang mampu menjangkau 1.000 inti CPU
3. Sandbox and Backdoor Inspection
Jika terdapat sebuah file yang tidak terdeteksi sebagai malware, file tersebut akan diisolir dalam sistem sandbox dan diperiksa untuk mendeteksi ancaman. Jika file tersebut berusaha untuk berkomunikasi dengan server Command and Control, maka komunikasi akan langsung diputus dan dihentikan hingga ke akarnya.
4. Process and Behavior-Based Scanning
Perangkat AV ini dapat mendeteksi perubahan kode dalam semua tingkatan. Ketika sebuah file akan dijalankan, Heimdal™ Next-Gen Endpoint Antivirus akan mengawasi proses dan perubahannya dengan mesin AI.
Pertanyaan Terkait Malware (FAQ)
1. Bagaimana cara membackup file-file penting untuk menghindari kerugian akibat malware?
Untuk menghindari kerugian akibat malware, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membackup file-file penting.
Pertama, pilih media penyimpanan yang aman untuk menyimpan file-file backup. Media penyimpanan yang aman bisa berupa hard drive eksternal atau layanan cloud storage yang terpercaya.
Kedua, lakukan backup secara teratur. Pastikan untuk melakukan backup setiap kali ada perubahan penting pada file-file yang akan dibackup. Ini akan memastikan bahwa file-file backup yang disimpan tetap up-to-date.
Ketiga, pastikan untuk mem-password-protect file-file backup. Hal ini akan membantu menghindari akses tidak sah ke file-file backup oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dengan melakukan backup secara berkala dan aman, pengguna akan tetap dapat mengakses file-file penting mereka meskipun komputer terinfeksi malware.
2. Apakah perangkat lunak keamanan dapat melindungi komputer dari semua jenis malware?
3. Apakah ada cara untuk membuka file yang terkunci oleh ransomware?
4. Apakah ada cara untuk memusnahkan worm yang sudah menyebar di jaringan?
- Ransomware Android: Cara Kerja dan Cara Mencegahnya - 13/02/2022
- Risiko Cyber Security Pada NFT - 31/01/2022
- Ransomware Darkside - 30/01/2022