Penjelasan Lengkap Inventory dan Cara Mengelola Inventory

Inventory adalah salah satu elemen penting dalam mengelola bisnis. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian inventory, fungsi dan manajemennya, serta contoh aplikasi inventory dalam dunia nyata.

Pengertian inventory

Pengertian inventory

Inventory adalah kumpulan barang-barang atau bahan baku yang dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan. Inventory bisa terdiri dari berbagai jenis barang, mulai dari bahan baku mentah hingga barang jadi yang siap dijual ke pelanggan.

Sebuah inventory merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan, karena dapat memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis secara efektif.

Oleh karena itu, manajemen inventory yang baik sangat penting agar perusahaan dapat mengelola barang yang dimilikinya dengan tepat dan memaksimalkan keuntungan.

Jenis Jenis Inventory

Jenis Jenis Inventory

Inventory dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat produksi atau tahap pemrosesan yang telah dilaluinya. Berikut adalah beberapa jenis inventory yang umum ditemui dalam suatu perusahaan:

1. Raw Materials

Bahan baku mentah atau raw materials adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang jadi. Contoh bahan baku mentah adalah besi, kayu, dan karet.

2. Work in Progress

Barang dalam proses atau work in progress adalah barang-barang yang sedang dalam tahap produksi. Contoh barang dalam proses adalah komponen-komponen mesin yang sedang dibuat atau produk yang sedang dalam tahap pemasangan.

3. Finished Goods

Barang jadi atau finished goods adalah barang-barang yang sudah selesai dibuat dan siap dijual ke pelanggan. Contoh barang jadi adalah produk-produk elektronik, pakaian, dan sebagainya.

4. Spare Parts

Suku cadang atau spare parts adalah bagian-bagian pengganti yang digunakan untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak pada suatu produk.

5. Consumables

Barang habis pakai adalah consumables adalah barang-barang yang habis digunakan setelah sekali pemakaian. Contoh barang habis pakai adalah tinta printer, kertas, dan sebagainya.

6. MRO (maintenance, repair, and operations)

Maintenance, repair, and operations (MRO) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, dan operasi suatu perusahaan. Contoh barang MRO adalah alat-alat kebersihan, spare parts mesin, dan sebagainya.

Fungsi Inventory

Fungsi Inventory

Inventory memiliki beberapa fungsi penting bagi suatu perusahaan, di antaranya:

1. Menjadi sumber bahan baku untuk produksi

Inventory berfungsi sebagai gudang bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi barang jadi. Dengan adanya inventory, perusahaan dapat memastikan bahwa bahan baku yang dibutuhkan tersedia secara cukup untuk kebutuhan produksi.

2. Menjadi sumber barang jadi untuk dijual ke pelanggan

Inventory juga merupakan gudang barang jadi yang akan dijual ke pelanggan. Dengan adanya inventory, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan efisien.

3. Menjadi sumber barang yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan

Inventory juga berguna untuk menyimpan barang-barang yang akan dikirim ke pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan. Dengan adanya inventory, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu.

4. Menjadi Sumber Dana

Inventory juga bisa dijadikan sebagai sumber dana bagi perusahaan, terutama jika perusahaan memiliki inventory yang cukup besar dan dijual dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, inventory bisa memberikan kontribusi terhadap keuangan perusahaan.

5. Menjadi sumber informasi

Inventory juga bisa memberikan informasi penting bagi perusahaan, misalnya tentang tingkat permintaan pelanggan, tingkat kelangkaan bahan baku, dan sebagainya. Dengan demikian, inventory bisa membantu perusahaan dalam mengambil keputusan strategis yang tepat.

Apa itu Manajemen inventory?

Apa itu Manajemen inventory?

Manajemen inventory adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengelola inventory suatu perusahaan dengan cara yang efektif dan efisien.

Bagian penting dari manajemen inventory dan manajemen operasi suatu perusahaan, karena inventory merupakan salah satu aset yang paling berharga bagi perusahaan. Manajemen inventory meliputi beberapa aspek, seperti:

1. Perencanaan inventory:

Proses menentukan jumlah dan jenis inventory yang harus disimpan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan produksi atau penjualan.

2. Pengendalian stok

Proses mengontrol jumlah dan jenis inventory yang ada sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Pengendalian biaya inventory

Proses mengontrol biaya-biaya yang terkait dengan inventory, seperti biaya pembelian bahan baku, biaya penyimpanan, dan biaya obsolescence (penurunan nilai barang akibat faktor-faktor seperti perubahan trend atau teknologi).

Manajemen inventory yang baik dapat membantu perusahaan dalam mengelola barang yang dimilikinya dengan tepat, sekaligus meminimalkan biaya yang terkait dengan inventory. Dengan demikian, manajemen inventory sangat penting bagi kesuksesan suatu perusahaan.

Mengapa Manajemen Inventory Yang Efektif Penting?

Mengapa Manajemen Inventory Yang Efektif Penting?

Manajemen inventory yang efektif sangat penting bagi suatu perusahaan karena dapat membantu perusahaan dalam mengelola barang yang dimilikinya dengan tepat, sekaligus meminimalkan biaya yang terkait dengan inventory. Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen inventory yang efektif penting:

1. Meminimalkan biaya inventory

Manajemen inventory yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mengurangi biaya-biaya yang terkait dengan inventory, seperti biaya pembelian bahan baku, biaya penyimpanan, dan biaya obsolescence. Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat biaya yang terkait dengan inventory.

2. Memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan

Manajemen inventory yang efektif dapat memastikan bahwa inventory yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan. Dengan demikian, perusahaan dapat terhindar dari kekurangan bahan baku atau barang jadi yang dapat mengganggu kelancaran produksi atau penjualan.

3. Menghindari overstock atau understock

Manajemen inventory yang efektif dapat membantu perusahaan dalam menghindari masalah overstock atau understock. Overstock adalah masalah dimana perusahaan memiliki jumlah inventory yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi.

Sedangkan understock adalah masalah dimana perusahaan memiliki jumlah inventory yang terlalu sedikit, sehingga menyebabkan kekurangan bahan baku atau barang jadi yang dapat mengganggu produksi atau penjualan.

4. Memperbaiki efisiensi operasi

Manajemen inventory yang efektif dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasi. Dengan meminimalkan biaya inventory dan memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasinya dan meningkatkan keuntungan.

5. Meningkatkan kepuasan pelanggan

Manajemen inventory yang efektif juga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mempertahankan loyalitas pelanggan.

Teknik Manajemen Inventory

Teknik Manajemen Inventory

Teknik manajemen inventory adalah metode-metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola inventory dengan cara yang efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa teknik manajemen inventory yang umum digunakan:

1. FIFO (first in, first out)

FIFO (first in, first out) adalah teknik manajemen inventory yang mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan barang yang pertama masuk ke gudang (first in) terlebih dahulu. Dengan demikian, barang yang terbaru masuk ke gudang (last in) akan tersisa di gudang hingga barang yang pertama masuk habis terjual.

FIFO biasanya digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan shelf life (masa simpan) yang terbatas, seperti produk makanan atau obat-obatan.

Dengan menggunakan teknik FIFO, perusahaan dapat memastikan bahwa barang yang dijual ke pelanggan merupakan barang yang terbaru masuk ke gudang, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Selain itu, teknik FIFO juga bisa digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan harga yang terus mengalami perubahan. Dengan mengeluarkan barang yang pertama masuk ke gudang terlebih dahulu, perusahaan dapat menghindari

2. LIFO (last in, first out)

LIFO (last in, first out) adalah teknik manajemen inventory yang mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan barang yang terakhir masuk ke gudang (last in) terlebih dahulu.

Dengan demikian, barang yang pertama masuk ke gudang (first in) akan tersisa di gudang hingga barang yang terakhir masuk habis terjual.

Teknik LIFO biasanya digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan harga yang terus mengalami perubahan. Dengan mengeluarkan barang yang terakhir masuk ke gudang terlebih dahulu, perusahaan dapat menghindari penurunan nilai inventory akibat perubahan harga barang.

Selain itu, teknik LIFO juga bisa digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan shelf life (masa simpan) yang terbatas, seperti produk makanan atau obat-obatan.

Namun, ada beberapa kelemahan dari teknik LIFO, antara lain:

  1. Pertama, teknik ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di gudang, karena barang yang pertama masuk ke gudang akan terlihat seolah-olah sudah terjual padahal belum terjual sama sekali.
  2. Kedua, teknik LIFO dapat menyebabkan penurunan nilai inventory yang signifikan akibat perubahan harga barang, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.
  3. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kelemahan-kelemahan ini sebelum memutuskan untuk

3. ABC analysis

ABC analysis adalah teknik manajemen inventory yang mengelompokkan inventory ke dalam tiga kategori, yaitu A, B, dan C.

Kategori A adalah barang-barang yang memiliki nilai penjualan tinggi namun jumlahnya sedikit. Kategori B adalah barang-barang yang memiliki nilai penjualan sedang namun jumlahnya cukup banyak. Kategori C adalah barang-barang yang memiliki nilai penjualan rendah namun jumlahnya sangat banyak.

Teknik ABC analysis bertujuan untuk mengelompokkan inventory berdasarkan nilai penjualan, sehingga perusahaan dapat mengelola inventory dengan lebih efektif dan efisien.

Dengan menggunakan teknik ini, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya yang lebih besar pada barang-barang dengan nilai penjualan tinggi (kategori A), sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.

Contoh penggunaan teknik ABC analysis adalah sebuah toko kelontong yang mengelompokkan inventory berdasarkan nilai penjualan. Barang-barang seperti daging, sayuran segar, dan produk susu akan masuk ke dalam kategori A karena memiliki nilai penjualan tinggi.

Sedangkan barang-barang seperti mie instan, snack, dan minuman dalam kemasan akan masuk ke dalam kategori B karena memiliki nilai penjualan sedang. Barang-barang seperti deterjen, sabun cuci, dan keperluan rumah tangga lainnya akan masuk ke dalam kategori C karena memiliki nilai penjualan rendah.

Dengan menggunakan teknik ABC analysis, toko kelontong dapat mengalokasikan sumber daya yang lebih besar pada barang-barang dengan nilai penjualan tinggi (kategori A), seperti memastikan bahwa daging dan sayuran segar selalu tersedia di toko.

Barang-barang dengan nilai penjualan sedang (kategori B) dan rendah (kategori C), toko kelontong dapat mengelola inventory dengan cara yang lebih sederhana.

Teknik ABC analysis juga bisa digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dengan shelf life (masa simpan) yang terbatas, seperti produk makanan atau obat-obatan.

Untuk mengelompokkan inventory berdasarkan nilai penjualan, perusahaan dapat memastikan bahwa barang-barang dengan nilai penjualan tinggi selalu tersedia di gudang, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

4. Safety stock

Safety stock adalah jumlah stok inventory yang disimpan oleh perusahaan sebagai cadangan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku atau barang jadi yang disebabkan oleh perubahan permintaan pelanggan atau gangguan produksi.

Umumnya, safety stock dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu pada tingkat permintaan pelanggan, lead time (waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan), dan tingkat variabilitas permintaan pelanggan.

Contoh penggunaan safety stock adalah sebuah pabrik yang menghasilkan produk-produk kemasan. Pabrik tersebut menghitung safety stock untuk bahan baku plastik yang digunakan dalam proses produksi.

Pabrik tersebut menghitung bahwa rata-rata permintaan pelanggan untuk produk kemasan adalah 10.000 kemasan per minggu, lead time untuk memenuhi permintaan pelanggan adalah 4 minggu, dan tingkat variabilitas permintaan pelanggan adalah 20%. Berdasarkan perhitungan tersebut, pabrik tersebut menyimpan safety stock sebanyak 8.000 kemasan.

Dengan menyimpan safety stock, pabrik tersebut dapat terhindar dari masalah understock yang dapat mengganggu produksi atau penjualan.

Namun, perusahaan harus mempertimbangkan bahwa menyimpan safety stock juga memiliki biaya tersendiri, seperti biaya penyimpanan dan biaya carrying cost (biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan inventory).

Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa jumlah safety stock yang disimpan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat meminimalkan biaya inventory.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Terkait Rumus Safety Stock

5. Reorder Point

Reorder point adalah batas minimal stok inventory yang harus dimiliki oleh perusahaan sebelum memulai proses pembelian bahan baku atau barang jadi baru.

Umumnya, reorder point dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu pada tingkat permintaan pelanggan, lead time (waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan), dan safety stock.

Berikut adalah contoh penggunaan reorder point adalah sebuah toko kelontong yang menjual produk-produk makanan.

Toko tersebut menghitung bahwa rata-rata permintaan pelanggan untuk produk susu adalah 200 botol per minggu, lead time untuk memenuhi permintaan pelanggan adalah 2 minggu.

Dan safety stock yang disimpan adalah 50 botol. Berdasarkan perhitungan tersebut, toko tersebut menentukan reorder point sebanyak 300 botol.

Dengan menentukan reorder point, toko tersebut dapat memastikan bahwa stok inventory tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat meminimalkan biaya inventory.

Namun, perusahaan harus mempertimbangkan bahwa menentukan reorder point yang terlalu rendah dapat menyebabkan understock, sedangkan menentukan reorder point yang terlalu tinggi dapat menyebabkan overstock.

Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa reorder point yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tidak menyebabkan masalah understock atau overstock.

6. Economic order quantity (EOQ)

Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah pesanan inventory optimal yang harus dibuat oleh perusahaan untuk meminimalkan biaya inventory.

EOQ dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu pada tingkat permintaan pelanggan, lead time (waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan), biaya pembelian, dan biaya penyimpanan.

Contoh penggunaan EOQ adalah sebuah pabrik yang menghasilkan produk-produk elektronik. Pabrik tersebut menghitung EOQ untuk bahan baku komponen elektronik yang digunakan dalam proses produksi.

Pabrik tersebut menghitung bahwa rata-rata permintaan pelanggan untuk produk elektronik adalah 5.000 unit per bulan, lead time untuk memenuhi permintaan pelanggan adalah 4 minggu.

Biaya pembelian per unit komponen elektronik adalah $10, dan biaya penyimpanan per unit per bulan adalah $1. Berdasarkan perhitungan tersebut, pabrik tersebut menentukan EOQ sebanyak 2.500 unit.

Dengan menentukan EOQ, pabrik tersebut dapat menghindari masalah overstock atau understock, sekaligus meminimalkan biaya inventory. Namun, perusahaan harus mempertimbangkan bahwa menentukan EOQ yang terlalu tinggi dapat menyebabkan biaya pembelian yang tinggi, sedangkan menentukan

Cara Mengelola Inventory dengan Baik

Cara Mengelola Inventory dengan Baik

Manajemen inventaris barang adalah praktik mengelola barang yang dimiliki bisnis untuk dijual. Mengelola persediaan barang dengan benar dapat membantu bisnis menghemat uang, mengurangi pemborosan, dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Langkah-langkah berikut sangat membantu ketika Anda mencoba mengelola persediaan barang:

1. Lacak Inventaris

Catat semua barang di toko/ gudang persediaan Anda dan perbarui secara teratur. Gunakan perangkat lunak atau aplikasi untuk melacak tingkat persediaan dan perubahan stok, sehingga Anda tahu persis apa yang perlu diisi ulang dan kapan.

2. Pantau Permintaan

Analisis data penjualan untuk mengidentifikasi barang-barang populer dan waktu dalam setahun ketika permintaan lebih tinggi. Ini akan membantu Anda mengantisipasi kebutuhan di masa depan dan menyesuaikan pemesanan Anda.

3. Rencanakan ke depan

Kembangkan rencana yang memperhitungkan perubahan musiman dalam permintaan serta promosi atau acara khusus yang akan datang.

Pastikan Anda memesan cukup banyak barang populer untuk memenuhi permintaan pelanggan tetapi tidak terlalu banyak sehingga menjadi boros atau mahal untuk menyimpan stok berlebih.

4. Pesan Ulang Bila Diperlukan

Buat sistem pemesanan ulang sehingga Anda tidak pernah kehabisan barang penting dan mengganti produk yang sudah usang atau bergerak lambat dengan yang lebih menguntungkan.

5. Memanfaatkan Ruang Gudang Secara Efisien

Pastikan ruang gudang Anda diatur secara efisien sehingga barang dapat dengan mudah ditemukan saat dibutuhkan dan tidak ada ruang yang terbuang karena terlalu padat atau tidak terorganisir.

Tips Pengelolaan Inventory

Tips Pengelolaan Inventory

Manajemen inventaris sangat penting untuk bisnis apa pun. Tanpa kontrol inventaris yang tepat, bisnis dapat mengalami berbagai masalah seperti kelebihan stok dan kehabisan stok. Berikut ini beberapa tips untuk membantu Anda mengelola inventaris Anda dengan lebih efektif:

1. Melacak Tingkat Persediaan

Melacak tingkat persediaan Anda adalah kunci untuk manajemen persediaan yang baik. Pantau tren penjualan dan sesuaikan tingkat persediaan yang sesuai.

2. Memanfaatkan Teknologi

Ada banyak program dan aplikasi perangkat lunak yang tersedia yang dapat membantu Anda melacak dan mengelola inventaris dengan lebih efisien.

3. Memanfaatkan Otomatisasi

Mengotomatiskan proses tertentu seperti memesan, menerima, dan menyimpan stok dapat menghemat waktu dan membebaskan sumber daya untuk tugas-tugas lain.

4. Menerapkan Kontrol Kualitas

Prosedur kontrol kualitas harus ada untuk memastikan bahwa Anda menyimpan produk yang tepat pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan dengan harga yang tepat.

5. Tetapkan Poin Pemesanan Ulang

Anda harus menetapkan poin pemesanan ulang untuk setiap item sehingga Anda tahu kapan saatnya untuk mengisi ulang sebelum kehabisan sepenuhnya.

Contoh Aplikasi atau Sistem Inventory Dalam Dunia Nyata

Contoh Aplikasi atau Sistem Inventory Dalam Dunia Nyata

Contoh aplikasi atau sistem inventory dalam dunia nyata adalah:

1. Barcode System

Sistem ini menggunakan kode batang (barcode) yang tercetak pada produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Dengan memindai barcode tersebut menggunakan perangkat scanner, perusahaan dapat memantau jumlah inventory dan melakukan pembelian bahan baku atau barang jadi baru jika diperlukan.

2. Inventory Management Software

Sistem ini adalah aplikasi komputer yang digunakan untuk mengelola inventory secara otomatis. Aplikasi ini biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur seperti pencatatan stok masuk dan keluar, pembuatan laporan inventory, dan pemberitahuan jika stok inventory mencapai batas minimal.

3. RFID System

Sistem ini menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID) untuk memantau inventory secara otomatis.

RFID terdiri dari chip yang terpasang pada produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Dengan memindai chip tersebut menggunakan perangkat RFID reader, perusahaan dapat memantau jumlah inventory dan melakukan pembelian bahan baku atau barang jadi baru jika diperlukan.

4. Kanban System

Sistem ini adalah metode pengelolaan inventory yang menggunakan kartu kanban (kartu sinyal) untuk menginformasikan kebutuhan bahan baku atau barang jadi ke supplier atau bagian produksi.

Setiap kali stok inventory mencapai batas minimal, kartu kanban akan dikeluarkan sebagai tanda untuk memulai proses pembelian atau produksi baru.

Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan dapat mengelola inventory dengan lebih efektif dan efisien, karena hanya mengeluarkan bahan baku atau barang jadi sesuai dengan kebutuhan.

5. Vendor-Managed Inventory (VMI)

Sistem ini adalah metode pengelolaan inventory yang menyerahkan tanggung jawab pengelolaan inventory kepada supplier.

Supplier akan memantau kebutuhan inventory perusahaan dan secara otomatis mengirimkan bahan baku atau barang jadi baru jika diperlukan. Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan dapat mengurangi biaya inventory dan meningkatkan efisiensi proses pembelian.

Bagaimana Aplikasi Manajemen Inventory Membantu dan Mengelola Inventory Sebuah Perusahaan dan Bisnis?

Bagaimana Aplikasi Manajemen Inventory Membantu dan Mengelola Inventory Sebuah Perusahaan dan Bisnis?

Aplikasi manajemen inventory dapat membantu dan mengelola inventory sebuah perusahaan dan bisnis dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pencatatan stok masuk dan keluar

Aplikasi manajemen inventory dapat digunakan untuk mencatat semua transaksi stok masuk dan keluar, seperti pembelian bahan baku, produksi barang jadi, dan penjualan produk ke pelanggan.

Dengan mencatat stok masuk dan keluar secara teratur, perusahaan dapat memantau jumlah inventory yang tersedia dan memastikan bahwa stok inventory tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.

2. Pembuatan laporan inventory

Aplikasi manajemen inventory dapat digunakan untuk membuat laporan inventory yang mencakup informasi seperti jumlah inventory yang tersedia, harga inventory, dan nilai inventory.

Laporan inventory ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk memonitor kondisi inventory dan memutuskan tindakan yang diperlukan, seperti pembelian bahan baku atau barang jadi baru atau penjualan produk untuk mengurangi stok inventory yang terlalu banyak.

3. Pemantauan stok minimal

Aplikasi manajemen inventory dapat digunakan untuk memantau stok minimal setiap produk yang dijual oleh perusahaan. Jika stok inventory mencapai batas minimal, aplikasi manajemen inventory akan memberikan pemberitahuan kepada perusahaan untuk memulai proses pembelian atau produksi baru.

4. Integrasi dengan aplikasi lainnya

Beberapa aplikasi manajemen inventory dapat terintegrasikan dengan berbagai aplikasi seperti aplikasi akuntansi atau POS. Sehingga perusahaan dapat melakukan pencatatan transaksi pembelian atau penjualan secara otomatis dan memperoleh laporan keuangan yang akurat.

Rekomendasi Aplikasi atau Sistem Manajamen Inventory

Rekomendasi Aplikasi atau Sistem Manajamen Inventory

Apabila kamu mencari aplikasi inventory manajemen maka TAG Samurai bisa menjadi salah satu solusinya. Ada beberapa fitur aplikasi ini yang bisa membantu kamu mengelola inventory, antara lain:

  1. Melakukan pencatatan stok masuk dan keluar
  2. Membuat laporan inventory
  3. Mengingatkan stok minimal inventory
  4. Melacak posisi inventory
  5. Integrasi dengan aplikasi lain, seperti POS

Untuk informasi lengkap terkait TAG Samurai, kamu bisa melihatnya di halaman khusus Aplikasi Inventory Manajemen TAG Samurai. Dapatkan Demo TAG Samurai Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!

Manfaat Sistem Inventory Bagi Perusahaan

Manfaat Sistem Inventory Bagi Perusahaan

Sistem inventory memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan, di antaranya:

1. Menghindari masalah understock atau overstock

Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan dapat memantau stok inventory secara teratur dan memastikan bahwa stok inventory tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Hal ini akan menghindari masalah understock atau overstock yang dapat menyebabkan biaya yang tidak terkendali.

2. Meminimalkan biaya inventory

Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan dapat memastikan bahwa stok inventory tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat meminimalkan biaya inventory. Biaya inventory terdiri dari biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya carrying cost.

3. Meningkatkan efisiensi proses pembelian

Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan dapat memantau stok inventory secara teratur dan memastikan bahwa bahan baku atau barang jadi baru dibeli sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini akan meningkatkan efisiensi proses pembelian, karena perusahaan tidak perlu membeli bahan baku atau barang jadi secara berlebihan atau terlalu sedikit.

4. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan dapat memastikan bahwa stok inventory tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

5. Meningkatkan efisiensi proses produksi

Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan dapat memastikan bahwa bahan baku yang dibutuhkan tersedia saat diperlukan.

Sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa terganggu oleh masalah understock atau overstock. Hal ini akan meningkatkan efisiensi proses produksi dan menurunkan biaya produksi.

Kesimpulan

Inventory adalah jumlah bahan baku, barang jadi, dan produk yang dimiliki oleh perusahaan. Manajemen inventory adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian stok inventory untuk memastikan bahwa inventory tersedia saat diperlukan dan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Ada beberapa jenis inventory, seperti inventory raw material, inventory work in progress, dan inventory finished goods. Ada beberapa teknik manajemen inventory, seperti FIFO, LIFO, ABC analysis, safety stock, reorder point, dan economic order quantity (EOQ).

Aplikasi atau sistem manajemen inventory dapat membantu dan mengelola inventory sebuah perusahaan dan bisnis dengan cara-cara seperti pencatatan stok masuk dan keluar, pembuatan laporan inventory, pemantauan stok minimal, integrasi dengan aplikasi akuntansi, dan integrasi dengan aplikasi e-commerce.

Manfaat sistem inventory bagi perusahaan adalah menghindari masalah understock atau overstock, meminimalkan biaya inventory, meningkatkan efisiensi proses pembelian, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan meningkatkan efisiensi proses produksi.

Referensi: