Mengenal Depresiasi Aset: Jenis dan Cara Menghitungnya

Depresiasi aset, dalam aktivitas pembukuan sebuah perusahaan di Indonesia akan ditemukan istilah penyusutan. Penyusutan ini secara umum disebut sebagai depresiasi aset (asset depreciation) yang jika dijabarkan secara umum adalah sebagai biaya yang pasti timbul di dalam kegiatan operasional ekonomi.

Di dalam aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh perusahaan memang akan selalu timbul banyak biaya, dan penyusutan nilai aset adalah salah satunya. Biaya penyusutan atau depresiasi ini sifatnya tetap, artinya depresiasi dalam aset akan menjadi biaya yang tak terelakkan.

Untuk cara penghitungan asset depreciation sendiri dapat dilakukan dengan berbagai metode yang berbeda-beda. Ada metode depresiasi aset tidak berwujud, tetap berwujud, metode depresiasi aset tetap menurut fiscal,  dan masih banyak lagi lainnya.

Untuk mengetahui lebih detail tentang depresiasi aset, termasuk alasan kenapa asset depreciation harus dihitung, serta berbagai macam penghitungan penyusutan aset berwujud atau penyusutan aset bangunan, silahkan simak detail uraiannya berikut ini.

Pengertian Depresiasi Aset

Meskipun selama ini definisi depresiasi aset lebih banyak dikategorikan atau didefinisikan dari sudut pandang mata uang, namun sebenarnya definisinya jauh lebih luas dari itu.

Secara sederhana depresiasi aset adalah sebuah biaya yang muncul disebabkan oleh pemakaian aset tetap dalam kegiatan ekonomi.

Pengertian Depresiasi Aset

Dengan demikian penyusutan aset adalah hal yang pasti terjadi sebagai konsekuensi logis terjadinya penurunan kualitas atas aset tetap yang digunakan.

Contoh depresiasi aset tetap adalah penyusutan aset mobil, penyusutan aset leasing, penyusutan aset desa dan masih banyak lagi contoh penyusutan aset lainnya.

Biasanya di dalam pembukuan perusahaan penyusutan ini diwujudkan menjadi sebuah biaya. Nah biaya depresiasi aset tetap ini akan dijadikan sebagai dana cadangan yang nantinya akan diperuntukkan sebagai dana untuk melakukan pembelian aset baru jika aset tak dapat dipakai.

Oleh karena itu di dalam kegiatan ekonomi menghitung biaya penyusutan di aset tetap adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Mengapa? Karena dengan tahu asset depreciation maka perorangan atau perusahaan sebagai pelaku bisnis akan dapat menghitung usia suatu aset.

Dengan begitu maka akan dapat disusun rencana secara lebih detail kapan perkiraan waktu akan melakukan pembaharuan aset serta persiapan konsekuensi biaya yang timbul atas kegiatan ekonomi tersebut.

Biasanya semakin intens atau semakin sering penggunaan atas suatu aset tetap maka kualitas serta kuantitas kerja atau umur depresiasi aset tersebut akan berkurang dan mengalami penurunan.

Macam dan Cara Penghitungan Depresiasi

Anggaran Perusahaan

Ada beberapa cara atau metode yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan penghitungan atas asset depreciation yang timbul di dalam kegiatan ekonomi. Secara umum, metode penghitungan akan dibagi menjadi dua bagian besar.

Metode penghitungan pertama berdasarkan penggunaannya dan yang kedua berdasarkan waktu. Penghitungan dasar asset depreciation ini harus dilakukan secara rasional dan teliti dengan penggunaan rumus yang secara sistematis akan menghasilkan nilai penyusutan yang akurat.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa macam metode penghitungan depresiasi aset tetap beserta rumus untuk memperoleh biaya yang timbul dari adanya depresiasi.

Nantinya agar tak terjadi kerancuan penetapan nilai penyusutan aset tetap, maka perusahaan hanya dapat memilih untuk menggunakan salah satu metode penghitungan dalam mengkalkulasi semua asset depreciation miliknya.

Beberapa metode perhitungannya yaitu sebagai berikut:

1. Penghitungan Penyusutan Berdasarkan Penggunaan

●        Productive Output Method.

Cara penghitungan Metode Unit Produksi ini dilakukan berdasarkan teori bahwa aset yang digunakan untuk menghasilkan jasa, akan didapatkan dari output produksi yang dihasilkannya.

Oleh karena itu cara menghitung asset depreciation pada metode ini akan memperinci perhitungan aset berdasarkan satuan waktu pemakaian, yaitu jam serta berat yaitu kilogram.

Rumus untuk melakukan penyusutan nilai aset pada metode ini adalah: HP – NS / n. Dimana HP adalah Harga Perolehan, NS adalah Nilai Sisa dan n adalah Jumlah total produk yang telah dihasilkan.

●        Service Hours Method.

Metode penyusutan yang kedua ini ini akan menggunakan penghitungan berdasarkan masa manfaat atas sebuah aset berdasarkan masa servisnya. Sehingga cara menghitungnya memakai pengukuran dari hasil produksi sebuah aset.

Service Hours Method

Rumus penghitungan penyusutannya adalah: Tarif penyusutan per jam = HP – NS / n, dimana HP adalah Harga Perolehan, NS adalah Nilai Sisa, Sedangkan n adalah Jumlah total jam kerja penggunaan atas aset.

2. Penghitungan Penyusutan Berdasarkan Waktu

●        Metode Sum of Years Digit Method.

Perhitungan depresiasi aset Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini dilakukan dengan mengalikan nilai pecahan ke dalam nilai perolehan aset yang dapat disusutkan. Pecahan yang dimaksudkan di sini adalah masa manfaat dari aset yang akan dihitung penyusutannya.

Sum of Years Digit

Dengan cara penghitungan ini amak akan dapat dilihat beban penyusutan yang menurun pada setiap tahun di masa-masa yang akan datang berikutnya.

Rumus dari penghitungannya adalah: Sisa Usia Penggunaan: Jumlah Angka Tahun x (Harga Perolehan – Nilai Residu).

●        Metode Straight Line Method.

Metode penyusutan aset garis lurus ini merupakan cara favorit bagi banyak pelaku ekonomi untuk mendapatkan penghitungan dari nilai biaya penyusutan.

Metode depresiasi aset tetap garis lurus ini melakukan penggabungan antara alokasi biaya dengan masa waktu penggunaan aset yang berlalu, dengan nilai pembebanan yang sama pada setiap periode waktu masa aktif aset tersebut digunakan.

Rumus untuk melakukan penghitungan straight line method ini adalah: Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu) : Estimasi Masa Manfaat Aset.

●        Double Declining Balance Method.

Secara umum Double Declining Balance Method ini hampir sama dengan metode penyusutan jumlah angka tahun di atas. yang memprediksi besarnya beban penyusutan menurun pada setiap tahunnya adalah sama.

Double Declining Balance Method

Oleh karena itu cara menghitung metode ini mendasarkan biaya penyusutan garis lurus tanpa nilai residu, yang kemudian dilipatgandakan.

Rumus yang dipakai untuk mencari nilai penyusutannya adalah: (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) × 2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi dalam mencari nilai penyusutan. Faktor-faktor penentu pada pencarian nilai dari depresiasi aset tetap adalah sebagai berikut ini:

1. Pola Penggunaan Aset

Tidak dapat dipungkiri jika pola dari penggunaan atau pemanfaatan atas sebuah aset akan sangat mempengaruhi nilai dari asset depreciation tersebut, khususnya pada usia sebuah aktiva.

Sudah pasti jika semakin berat beban penggunaan atas sebuah aset yang dimiliki oleh pelaku ekonomi, maka biasanya akan semakin cepat pula estimasi waktu akan habisnya manfaat dari sebuah aset.

2. Harga Perolehan Aset Pertama Kali

Harga Perolehan Aset

Faktor lainnya yang juga akan sangat memberi pengaruh pada nilai penyusutan atas sebuah aset adalah harga perolehan. Harga perolehan yang dimaksud ini adalah tentu saja harga perolehan awal pada saat sebuah aset saat pertama kali dulu dibeli.

3. Estimasi Masa Manfaat Aset

Faktor ketiga yang juga akan sangat menentukan terjadinya depresiasi aset adalah perkiraan dari masa manfaat suatu aset. Masa manfaat yang dimaksud di sini adalah estimasi masa produktif yang diharapkan akan dicapai oleh sebuah aset.

Nilai masa manfaat dari aset nantinya akan berbentuk satuan tahun, unit output serta unit aktivitas. Untuk menentukan masa estimasi yang diharapkan biasanya akan dipertimbangkan banyak faktor pendukung lainnya.

Manajemen Aset Perusahaan

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah pemeliharan aset, kerentanan terhadap kerusakan aset, perbaikan aset serta tujuan awal penggunaan atas sebuah aset tetap. Tentu saja track record dari masa manfaat sebuah aset sebelumnya akan sangat membantu dalam penentuan hal ini.

4. Nilai Residu dari Sebuah Aset

Faktor keempat yang juga menjadi faktor penentu atas terjadinya penyusutan sebuah aset adalah nilai residu. Pengertian residu di sini adalah nilai paling akhir yang dimiliki sebuah aset yang sudah tak mungkin mengalami penyusutan lagi.

Nilai sisa ini akan menjadi perkiraan dari nilai sebuah aset nantinya di masa berakhirnya manfaat aset. Ya sebagaimana nilai masa manfaat, maka nilai residu juga merupakan estimasi.

Manfaat Perhitungan Depresiasi

Sebagian pelaku usaha mungkin akan bertanya mengapa sih harus repot-repot melakukan penghitungan biaya depresiasi aset? Meski terkesan ribet dan sia-sia, namun sebenarnya ada banyak sekali keuntungan dengan melakukan penghitungan penyusutan nilai aset.

manfaat perhitungan depresiasi

Di bawah ini adalah daftar keuntungan yang bisa diperoleh jika melakukan penghitungan nilai aset yang menyusut.

1. Meminimalisir Potensi Kerugian

Dengan melakukan penghitungan penyusutan nilai pada sebuah aset yang dibeli, perusahaan akan mendapatkan gambaran nilai serta jangka waktu manfaat atas sebuah aset.

Dengan memiliki pengetahuan nilai atas dua faktor tersebut maka akan dapat dirumuskan pemanfaatan aset secara maksimal hingga jangka waktu usia produktif suatu aset.

Pemanfaatan ini tentu saja akan meminimize potensi kerugian perusahaan atas aset yang telah dibeli dan dimiliki, karena memaksimalkan aset agar dapat produktif selama usia manfaat serta kesempatan untuk mengalokasikan dana cadangan untuk membeli aset baru saat masanya tiba.

2. Mengetahui Harga Awal Aset

Dengan memanfaatkan perhitungan depresiasi aset maka perusahaan atau pelaku usaha ekonomi akan dapat mengetahui harga awal aset.

Data informasi ini sangat penting di dalam sebuah pembukuan perusahaan karena memang nantinya bukan hanya nilai manfaat aset saja yang diperhitungkan di dalam akuntansi perusahaan.

3. Mengetahui Biaya Depresiasi setiap Periode

Melalui penghitungan nilai penyusutan, perusahaan akan memperoleh informasi nilai atas biaya depresiasi di dalam setiap periode waktu pembukuan. Biaya depresiasi aset ini nantinya akan menjadi dana cadangan bagi perusahaan untuk melakukan pembelian aset yang baru.

4. Mendata Perolehan Keuntungan

Dengan melakukan penghitungan atas penyusutan dari aset perusahaan, maka laba perusahaan akan dapat dikalkulasi dengan lebih detail dan akurat. Untuk mendapatkan informasi ini maka harus dilakukan kalkulasi yang akurat antara pengeluaran aktiva awal dan aktiva cadangan.

Nantinya data yang diperoleh akan dapat membantu perusahaan di dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang tepat tentang aset tetap tersebut. Contohnya berapa jumlah aset yang harus dibeli, kapan aset baru dibeli dan lain sebagainya.

5. Mengetahui Nilai Residu

Dengan memahami dan menerapkan asset depreciation di dalam kegiatan ekonomi, maka perusahaan akan bisa mendapatkan informasi atau data tentang nilai sisa.

Nilai sisa tersebut dapat berbentuk sisa dari sewa, penjualan atau hipotek, yang mana kesemua dana tersebut nantinya akan dapat digunakan sebagai tambahan modal perputaran.

6. Mengetahui Estimasi Manfaat Nilai Aset

Peran penting lainnya dari penghitungan penyusutan atas sebuah aset di dalam kegiatan bisnis adalah untuk mengetahui perkiraan nilai atas sebuah aset yang dimiliki.  Perkiraan nilai tersebut dapat dimanfaatkan untuk dasar pengambilan keputusan selama periode ekonomi berlangsung.

Depresiasi Aset Tetap dalam Perpajakan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sebuah aset tidak akan selamanya memberikan produktifitas atau manfaat. Suatu saat sebuah aset juga akan mengalami penurunan atas manfaat yang dimilikinya. Hal inilah yang disebut dengan depresiasi aset.

Selain berkaitan dengan akuntansi, istilah depresiasi dalam aset sebenarnya juga berkaitan dengan dilakukannya perhitungan pajak penghasilan (PPh). Nah disinilah nantinya akan timbul istilah penyusutan aset fiskal.

Penyusutan fiskal aset tetap ini sendiri terjadi akibat timbulnya biaya asset depreciation sehingga menjadi faktor pengurang atas penghasilan bruto. Nantinya cara penghitungan penyusutan aset tetap harus disesuaikan dengan ketentuan di dalam Pasal 11 UU PPh.

Tarif Pengelompokan

Tarif Pengelompokan Depresiasi

Di bawah ini adalah daftar dari tarif pengkategorian yang diatur dan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 / PMK.03/ 2009 tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan.

1.  Aset Bangunan

  • Untuk penyusutan aset berwujud berupa bangunan permanen yang mempunyai masa manfaat selama 20 tahun maka akan dikenakan tarif garis lurus sejumlah 5%.
  • Sedangkan untuk bangunan non permanen yang masa manfaatnya hingga 10 tahun, akan dikenakan tarif garis lurus sebesar 10%.

2.  Aset Bukan Bangunan

  • Dengan masa manfaat 4 tahun, maka dikenakan tarif garis lurus 25% dan tarif menurun sebesar 50%.
  • Dengan aset bukan bangunan dengan masa manfaat 8 tahun, maka tarif garis lurusnya adalah sebesar 12.5%, sedangangkan untuk tarif menurun adalah sebesar 25%.
  • Jika aset bukan bangunan masa manfaatnya 16 tahun, maka tarif garis lurusnya adalah sebesar 6.25% dan tarif menurun sebesar 12.5%.
  • Yang terakhir, untuk aset bukan bangunan dengan masa manfaat 20 tahun, maka dikenakan tarif garis lurus sebesar 5% sedangkan tarif menurun sebesar 10%.

Pada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan harta berwujud, misalkan tanah hak milik, tanah dengan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang pertama kali dimiliki, maka tidak dikenakan depresiasi aset pajak.

Kecuali jika aset tersebut dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan, yang mana karena pemanfaatannya maka nilai aset menjadi berkurang, misalkan saja dalam perusahaan pembuatan batu bata, maka penyusutan aset pajak boleh untuk diaplikasikan.

Metode Penghitungan Tarif Penyusutan Pajak

Untuk melakukan penghitungan nilai penyusutan atas terhadap sebuah aset, dapat dilakukan dengan memakai 2 cara yang disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu:

  • Akan dikenakan penghitungan dengan memakai metode garis lurus atau straight-line method, apabila terdapat bagian yang sama besar selama masa manfaat aset.
  • Metode saldo menurun atau declining balance method akan diberlakukan jika terdapat bagian yang menurun. Caranya adalah dengan melakukan penerapan tarif penyusutan atas nilai sisa aset.

Jika ingin lebih mudah dalam melakukan penghitungan penyusutan aset perusahaan, maka Anda dapat menggunakan salah satu teknologi dari TAG Samurai. Sebuah aplikasi pengelolaan aset perusahaan, yang telah terintegrasi dengan perhitungan nilai penyusutan dari aset yang terdaftar.

Apabila Anda tertarik, silahkan ajukan konsultasi secara cuma-cuma dengan tim ahli kami melalui link Free Consultation 

Semoga penjelasan tentang depresiasi aset di atas akan dapat membantu menambah wawasan.