Mengenal Audit Aset Tetap dan Prosedurnya

laAAudit merupakan yang penting bagi suatu perusahaan, terlebih pada kekayaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut. Itulah mengapa setiap perusahaan perlu mengenal audit aset tetap dan prosedurnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Adapun hal ini dilakukan oleh setiap perusahaan yang memiliki kekayaan agar sesuai dengan tujuan audit aktiva tetap yang diberlakukan di perusahaan tersebut.

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai apa itu audit atas aktiv tetap dan bagaimana langkah-langkah prosedur yang harus dilakukanuntuk melakukan perusahaan. Mari simak bersama pembahasan berikut ini.

Pembahasan Umum: Audit Atas Aset Tetap

Audit Aset tetap

Suatu perusahaan pasti memiliki kekayaan aset yang digunakan untuk kebutuhan operasional demi kelancaran dan majunya perkembangan perusahaan tersebut. Aset terbagi menjadi dua jenis, yakni aset lancar dan aset tidak lancar.

Aset lancar adalah aset yang pergerakannya cepat, disebut juga dengan aset likuid, yang memiliki perputaran jangka pendek dan juga mudah untuk dikonversikan kedalam bentuk uang tunai.

Sedangkan aset tidak lancar adalah aset yang pergerakannya lebih lambat, perputaran aset untuk tujuan jangka panjang, serta aset tersebut dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lebih dari setahun. Nah, aset tidak lancar inilah yang termasuk pada aset tetap.

Aset tetap dapat berupa tanah, gedung, dan peralatan lainnya yang memiliki manfaat dan dapat digunakan selama lebih dari satu tahun. Aset tetap bukanlah jenis aset yang dapat diperjualbelikan, karena pembelian atas aset tetap berasal dari modal.

Inilah mengapa perlu dilakukannya audit secara baik dan terperinci.

Audit Aset dan Tujuannya

Tujuan Audit

Audit aset adalah kegiatan peninjauan kembali yang dilakukan untuk pemeriksaan data-data konkrit atas aset suatu perusahaan dalam suatu laporan agar akurat dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Karena audit aset memiliki tujuan yang sangat krusial dan penting tentunya, maka dibutuhkan seorang auditor ahli yang berpengalaman agar kegiatan mengaudit aset di suatu perusahaan dijalankan dengan baik.

Auditor melakukan verifikasi (peninjauan kembali) atas aset tetap suatu perusahaan, seperti tanah, bangunan, dan peralatan operasional lainnya.

Materi pada lembar kerja (worksheet) audit aset biasanya adalah seputar kebutuhan perawatan dan penyimpanan untuk waktu beberapa tahun yang dicatatkan pada pencatatan akuntansi.

Mutasi aset tetap juga jauh lebih sedikit, karena memang pergerakan aset tetap lebih lambat tidak seperti mutasi aktiva lainnya yang berupa piutang (aset lancar). Maka dari itu, audit atas aktiva tetap lebih menekankan pada peninjauan kembali periode akuisisi saat ini.

Selain itu, masa periode aset tetap yang telah lebih dari setahun lamanya diharuskan ada pembebanan penyusutan atas aset tersebut dan disertai akumulasi penyusutannya.

Tujuan Audit Atas Aset Tetap

Tujuan Audit

Adapun tujuan audit aset tetap di suatu perusahaan adalah sebagai berikut.

  1. Bertujuan memeriksa flow internal control yang diberlakukan di suatu perusahaan atas aset yang bersangkutan. Jadi, apakah internal control yang dilakukan sudah sesuai dan baik atau belum.
  2. Tujuan selanjutnya adalah untuk memeriksa aset-aset yang tercantum pada neraca sudah benar adanya dan merupakan (hak) milik dari perusahaan terkait. Selain itu, juga perlu diperiksa apakah aset tersebut masih dipergunakan atau tidak.
  3. Untuk memeriksa dan mengetahui apakah terjadi penambahan aktiva dalam periode berjalan masa audit yang telah didukung oleh kewenangan otoritas pejabat perusahaan yang bersangkutan serta dilengkapi dengan bukti audit aktiva tetap yang mendukung, serta dicatat dengan sebenar-benarnya.
  4. Tujuan audit aktetap untuk memeriksa pencatatan disposal dengan otoritas pejabat perusahaan yang berwenang. Disposal aset dapat berupa pencatatan dalam bentuk penjualan (laba/rugi penjualan), tukar tambah (trade-in), atau penghapusan aset yang dicatat sebagai kerugian.
  5. Untuk memeriksa atas pembebanan penyusutan dalam tahun periode masa pemeriksaan audit yang telah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan), konsistensi pencatatan audit dengan perhitungan yang benar, tepat, serta akurat.
  6. Untuk mengetahui apakah terdapat kekayaan aset tetap suatu perusahaan yang dapat dijadikan jaminan.
  7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam worksheet atau kertas kerja telah sesuai dan telah memenuhi standar ketentuan laporan keuangan perusahaan.

Prosedur Pemeriksaan atau Audit Atas Aset Tetap

Prosedur Audit

Setelah mengetahui apa itu audit aktiva dan tujuan diberlakukan audit atas aktiva tetap pada suatu perusahaan, selanjutnya adalah pembahasan mengenai tata cara prosedur melakukan pemeriksaan atau audit pada aktiva tetap perusahaan terkait.

Adapun secara garis besar, prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut.

1. Inspeksi

Langkah prosedur yang pertama dilakukan adalah inspeksi atau penyelidikan pada setiap transaksi atas aktiva tetap suatu perusahaan, langkah penulisan dokumen audit terkait, serta prosedur audit atas aktiva tetap itu sendiri.

Inspeksi dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbedaan dan informasi yang tidak konsisten dalam worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap. Jika telah sesuai, maka auditor dapat langsung menuju langkah prosedur yang selanjutnya.

2. Melakukan Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan oleh seorang auditor untuk mengamati segala prosedur yang berjalan dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi apakah terdapat kelemahan pada prosedur audit atas aktiva tetap terkait.

Melakukan pengamatan pada prosedur juga memiliki peran penting untuk menghitung inventaris dan uang tunai dalam catatan dan evaluasi akhir tahun perusahaan.

3. Konfirmasi Atas Transaksi

Prosedur konfirmasi dilakukan oleh auditor untuk mengkonfirmasi setiap catatan audit atas aktivatetap perusahaan, yang melibatkan pihak ketiga (bukan klien) seperti bank terkait.

4. Melakukan Permintaan Keterangan

Selanjutnya, auditor akan melakukan permintaan dan pemeriksaan keterangan atas kecukupan dokumentasi pada audit aktiva tetap yang dipersiapkan untuk worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap.

Umumnya seorang auditor melakukan prosedur pemeriksaan keterangan secara manual agar pengecekan dilakukan secara mendetail dan terperinci. Inilah yang disebut dengan vouching. Apa yang dimaksud dengan vouching?

Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran dan keabsahan suatu transaksi yang telah tercatat dan didukung oleh bukti-bukti audit aktiva tetap.

Mengapa auditor harus mengumpulkan bukti audit? Auditor memerlukan bukti audit aktiva tetap untuk menghasilkan pelaporan audit yang kompeten dan tentunya juga memiliki dasar.

Bukti audit aktiva tetap yang kompeten harus diperoleh dari proses inspeksi, observasi, serta konfirmasi sebagai dasar pernyataan pendapat atas laporan yang diaudit.

Tujuan dari vouching adalah untuk menetapkan dan menentukan keaslian suatu transaksi dalam pembukuan laporan keuangan utama. Pemeriksaan atau vouching catatan dapat mencangkup pemeriksaan mendalam terkait dokumen pendukung dari tiap transaksi.

5. Penelusuran Atas Aset Tetap

Setelah melakukan vouching, auditor akan melakukan penelusuran dalam prosedur audit yang berfokus pada meminta kejelasan pada klien. Tentunya, langkah prosedur ini harus telah disetujui oleh pihak perusahaan terkait terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan agar auditor diberi hak untuk mendapatkan informasi yang faktual demi tujuan kegiatan audit. Auditor diberi akses yang dirasa perlu untuk mendapatkan bukti atas transaksi yang berkaitan dengan aset tetap milik perusahaan.

Biasanya prosedur penelusuran ini mengharuskan auditor memiliki dan memperoleh bukti secara verbal.

6. Perhitungan

Perhitungan aset

Proses perhitungan atau recalculation merupakan proses prosedur audit atas aktiva tetap untuk memastikan bahwa jumlah dalam laporan keuangan sesuai dengan sebagaimana mestinya dan sebenar-benarnya.

Auditor juga melakukan identifikasi perbedaan antara jumlah yang diharapkan dengan jumlah aktual yang sebenarnya untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Recalculation digunakan untuk pengujian terhadap penilaian dan alokasi, serta asersi akurasi.

Asersi audit apa saja? Asersi (assertions) audit adalah representasi pernyataan yang sesuai dan diekspresikan pada kelas transaksi dan akun dalam laporan keuangan. Dalam asersi audit dilakukan secara tersirat dengan pengungkapan pada laporan keuangan.

Audit apa saja yang termasuk dalam PSA 07 (SA 326) adalah sebagai berikut.

  • Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian.
  • Asersi mengenai kelengkapan.
  • Asersi mengenai hak dan kewajiban.
  • Asersi mengenai penilaian dan alokasi.
  • Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.

7. Pemeriksaan Mendalam Atas Bukti Pendukung

Dalam prosedur audit, perlu juga dilakukan pemeriksaan pada bukti audit aktiva tetap yang mendukung. Bukti audit aktiva tetap pendukung yang diperiksa dapat berwujud pabrik, properti, dan peralatan lainnya yang dapat membuktikan keberadaan aktiva berwujud.

Auditor akan menggunakan asersi akurasi pada prosedur ini, dengan melakukan pemeriksaan aset secara fisik yang dicatat dalam bagian aktiva tetap. Auditor juga dapat memeriksa dokumen hukum aset terkait.

8. Pelaksanaan Ulang oleh Auditor

Langkah prosedur audit atas aktiva tetap yang terakhir adalah pelaksanaan ulang oleh auditor secara independen. Pada tahap ini auditor akan melakukan pelaksanaan ulang sebagai bentuk prosedur kontrol yang merupakan bagian dari sistem kontrol pada proses audit.

Proses prosedur pelaksanaan ulang ini dilakukan untuk pengujian dalam proses audit atas aktiva tetap di suatu perusahaan. Pada proses prosedur ini juga memungkinkan auditor melakukan penghitungan ulang sebagai bentuk dari bagian pengendalian internal.

Langkah-Langkah Prosedur Audit Atas Aset Tetap

Agar langkah kegiatan audit kekayaan aktiva tetap suatu perusahaan sesuai dengan standar yang berlaku, serta dicatat secara tepat dan akurat, berikut langkah-langkah dalam melakukan prosedur audit atas aktiva tetap di suatu perusahaan.

  1. Langkah pertama pada prosedur audit atas aktiva tetap yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan pada top dan supporting schedule materi audit aktiva tetap yang berisi: saldo awal, penambahan dan pengurangan, serta saldo akhir (baik untuk harga perolehan, akumulasi, dan penyusutan).
  2. Lakukan pemeriksaan pada footing dan cross footing serta kecocokan total saldo dengan general ledger atau sub-legder dengan worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap dengan periode audit tahun sebelumnya.
  3. Selanjutnya, lakukanlah metode vouching atas penambahan maupun pengurangan aset tetap terkait. Untuk melakukan vouching pada bagian penambahan, Anda dapat melihat pada approval dan kelengkapan supporting bukti audit aset tetap.
  4. Sedangkan pada vouching bagian pengurangan, Anda dapat memeriksa pada bagian otoritas dan penjurnalan, misal jika terjadi keuntungan atau kerugian pada suatu aset tetap perusahaan pada saat penjualan maka transaksi penerimaan hasil dari keuntungan atau kerugian aset tetap tersebutlah yang harus diperiksa (dilakukan vouching).
  5. Setelah melakukan vouching, lakukan audit fisik pada aktiva tetap perusahaan. Periksalah kebenaran kondisi aset tetap serta nomor pengkodean aset tetap yang sesuai. Jika masih belum sesuai maka perlu perbaikan dan evaluasi lebih lanjut.
  6. Tak lupa juga untuk melakukan audit pada bukti kepemilikan aktivatetap. Lakukan pencocokan antara aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan dokumen pendukung sebagai bukti dari kepemilikan aset tetap tersebut.
  7. Lakukan pemeriksaan dengan mempelajari capitalization dan depreciation policy. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemberlakuannya dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan ketentuan standar lainnya. Pastikan tidak berbeda dengan tahun sebelumnya.
  8. Perhatikan jumlah pada capitalization policy yang berdasarkan masa manfaat atau jumlah dan masa manfaat aset tetap perusahaan.
  9. Pada depreciation policy, Anda perlu memperhatikan kapan suatu aset tetap mulai mengalami penyusutan. Perhatikan tanggal pemakaian dan pembelian aset tetap, apakah penyusutan pada 15 hari pertama atau 15 hari terakhir dalam bulan disusutkan.
  10. Melakukan analisa terkait perkiraan repairment (perbaikan) dan maintenance (perawatan/pembaruan). Perhatikan apakah nilainya harus dikapitalisasi pada modal atau merupakan bagian dari revenue expenditure.
  11. Dalam akun ini ada kemungkinan terjadinya overstatement pada revenue expenditure yang seharusnya merupakan biaya capital expenditure, namun hal ini dilakukan dengan tujuan memperkecil laba perusahaan.
  12. Langkah selanjutnya adalah menentukan kecukupan anggaran insurance coverage dengan penilaian kecukupan yang didasarkan pada mendekati harga pasar. Jadi jangan menganggarkan insurance coverage aset tetap yang terlalu kecil maupun terlalu besar.
  13. Lakukanlah tes perhitungan penyusutan serta alokasi biaya penyusutan aset tetap dengan melakukan cross reference pada angka penyusutan. Wajib dilakukan pemeriksaan atas keakuratan dalam penghitungan penyusutan.
  14. Selain itu, tes perhitungan juga terdapat ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung. Penting juga untuk memperhatikan pula aset-aset tetap yang tidak perlu dilakukan penyusutan.
  15. Selain dokumen laporan keuangan, audit juga perlu dilakukan pada dokumen notulensi rapat, perjanjian kredit, atau respon dari pihak bank terkait atas aset yang dijaminkan.
  16. Jika ada, maka perlu dilakukan pengungkapan atas aset tetap tersebut yang dijaminkan.
  17. Selanjutnya adalah construction in progress, dengan melakukan pengecekan apakah penambahannya mencukupi. Atau apakah perlu dilakukannya transfer (perubahan) ke nilai aset tetap.
  18. Untuk aktiva tetap yang diperoleh dan dimiliki dari perjanjian leasing, dilakukan dengan melakukan pemeriksaan audit pada berkas dokumen perjanjian. Periksa bagian accounting treatment apakah telah sesuai dengan standar dan ketentuan tertentu atau belum.
  19. Lakukan audit pada penyajian aktiva tetap yang dicantumkan pada laporan keuangan perusahaan. Lakukan pemeriksaan baik pada neraca maupun beban penyusutan pada laporan laba rugi.
  20. Pastikan penyajian aset tetap pada laporan perusahaan telah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan), ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik), dan IFRS (International Financial Accounting Standard).

Simpulan dan Penutup

Audit aset adalah salah satu kegiatan dalam menjaga nilai kekayaan aktiva tetap perusahaan yang sangat penting untuk dilakukan. Agar proses audit atas aktiva tetap berjalan dengan baik dibutuhkan kecukupan dokumentasi pada audit aktivatetap yang sesuai dengan laporan.

Tujuan audit aktiva tetap sebagai bentuk dari internal control yang dilakukan secara rutin oleh perusahaan. Untuk melacak dan mengetahui kondisi tiap aktiva tetap yang dimiliki secara berkala dengan standar audit yang berlaku.

Lacak dan lakukan monitoring aset tetap dengan aplikasi pengelolaan aset TAG Samurai, yang dibekali dengan fitur lengkap, pendataan akurat, serta berbasis Software as a Service sehingga mudah untuk digunakan kapan saja dan di mana saja. Jadwalkan konsultasi gratis TAG Samurai.

Sekian pembahasan dan penjelasan mengenai mengenal audit aktivatetap dan langkah-langkah prosedur yang perlu dilakukan untuk pemeriksaan dan audit atas worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap suatu perusahaan. Semoga artikel ini bermanfaat!