Idle time adalah sesuatu yang sering terjadi di lantai produksi. Sebuah mesin yang seharusnya bekerja penuh, tetapi justru diam menunggu bahan baku. Atau pekerja yang siap mengoperasikan alat, namun terhambat karena ada pergantian shift. Situasi seperti ini mungkin tampak wajar, tetapi jika dibiarkan terus-menerus, idle time bisa berdampak pada efisiensi produksi dan meningkatkan biaya operasional.
Dalam dunia manufaktur, idle time sering kali dianggap sebagai jeda alami dalam proses produksi. Padahal, jika tidak dikelola dengan baik, waktu menganggur ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas dan pemanfaatan sumber daya yang kurang optimal. Oleh karena itu, memahami penyebab, cara mengukur, serta strategi mengurangi atau bahkan memanfaatkannya menjadi hal yang penting bagi perusahaan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang idle time dalam manufaktur, termasuk perbedaannya dengan downtime, faktor penyebabnya, dampaknya terhadap produksi, serta cara mengukur dan mengelolanya agar tidak merugikan bisnis. Dengan pendekatan yang tepat, idle time bukan hanya bisa diminimalkan, tetapi juga dijadikan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan keterampilan tenaga kerja.
Apa Itu Idle Time?
Idle time adalah waktu ketika mesin atau pekerja tidak bekerja meskipun siap untuk beroperasi. Dalam manufaktur, idle time dapat dibedakan menjadi dua jenis: terencana dan tidak terencana.
Idle time terencana biasanya terjadi dalam bentuk istirahat kerja, perawatan rutin mesin, atau pergantian shift yang telah dijadwalkan. Sementara itu, idle time tidak terencana muncul akibat keterlambatan pasokan bahan, koordinasi yang buruk, atau hambatan dalam alur produksi.
Dalam operasional manufaktur, idle time bisa menjadi indikator penting untuk mengevaluasi efisiensi proses produksi. Jika dikelola dengan baik, idle time dapat dikurangi atau dimanfaatkan untuk aktivitas produktif.
Perbedaan Idle Time dan Down Time
Seringkali, istilah idle time dan down time disamakan dalam konteks manufaktur, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Keduanya merujuk pada waktu ketika mesin atau proses produksi tidak aktif, tetapi penyebab dan dampaknya bisa sangat berbeda.
Idle time lebih terkait dengan pengelolaan operasional yang dapat diprediksi, sementara down time lebih sering terjadi karena gangguan teknis yang tidak terduga. Mengelola keduanya dengan baik akan membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian dalam proses produksi.
Penyebab Idle Time dalam Manufaktur
Penyebab idle time dalam manufaktur sangat beragam dan dapat muncul dari berbagai aspek operasional. Namun penyeba umum idle time adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan Peralatan
- Kegagalan mesin yang tidak terduga dapat menghentikan produksi.
- Kurangnya pemeliharaan preventif memperburuk down time dan memperpanjang idle time.
2. Gangguan Rantai Pasokan
- Keterlambatan pengiriman bahan baku menyebabkan produksi terhenti.
- Manajemen inventaris yang tidak efisien menciptakan kekosongan pasokan.
3. Proses Kerja yang Tidak Efisien
- Proses yang dirancang buruk menyebabkan bottleneck dan keterlambatan.
- Kurangnya koordinasi antar departemen mengganggu kelancaran operasi.
4. Faktor Manusia
- Pekerja yang kurang terampil membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas, meningkatkan idle time.
- Absensi pekerja yang tidak terduga menyebabkan shift kekurangan tenaga, yang mengakibatkan keterlambatan.
5. Kecelakaan
- Insiden tak terduga, seperti kerusakan peralatan atau pelanggaran keselamatan, dapat menghentikan operasi.
- Kejadian-kejadian ini sering memerlukan perhatian segera dan penyelesaian, yang mengarah pada idle time yang tidak terencana.
6. Bencana Alam
- Peristiwa seperti gempa bumi, banjir, atau badai dapat mengganggu seluruh jalur produksi.
- Bencana alam tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik pada fasilitas tetapi juga mengganggu rantai pasokan dan ketersediaan tenaga kerja.
Dengan memahami penyebab-penyebab ini, perusahaan dapat lebih siap untuk menangani dan mengurangi dampak idle time dalam proses produksi mereka.
Baca Juga: Replacement Cost: Arti, Cara Kerja, Metode Penghitungan
Efek Idle Time terhadap Produktivitas
Idle time yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap produktivitas perusahaan. Ketika mesin dan tenaga kerja menganggur tanpa alasan yang jelas, dampaknya terasa pada berbagai aspek operasional, yang pada akhirnya bisa menghambat kinerja keseluruhan.
-
Mengurangi Efisiensi Produksi dan Meningkatkan Biaya Operasional
Idle time yang tinggi berarti lebih banyak waktu yang terbuang tanpa menghasilkan produk, yang mengurangi efisiensi operasional. Selain itu, biaya operasional seperti energi, pemeliharaan, dan upah pekerja tetap harus dibayar meskipun produksi tidak berjalan maksimal. -
Keterlambatan dalam Pengiriman Produk
Waktu yang terbuang akibat idle time sering kali berujung pada keterlambatan dalam memenuhi target produksi, yang akhirnya berdampak pada keterlambatan pengiriman produk kepada pelanggan. Hal ini bisa merusak reputasi perusahaan dan hubungan dengan klien. -
Memengaruhi Utilisasi Tenaga Kerja dan Mesin
Idle time yang berlebihan menunjukkan bahwa mesin dan pekerja tidak digunakan secara maksimal. Mesin yang tidak beroperasi secara optimal berarti investasi dalam peralatan tidak memberikan hasil yang diharapkan, menurunkan return on asset (ROA) perusahaan. Sementara itu, pekerja yang tidak aktif menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan, yang juga berpengaruh pada hasil bisnis.
Dengan memahami efek negatif idle time, perusahaan dapat lebih fokus pada upaya pengelolaan yang lebih baik untuk meminimalkan dampak tersebut, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kelancaran alur produksi.
Cara Mengukur Idle Time (Formula)
Untuk mengurangi idle time, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui seberapa besar idle time yang terjadi dalam proses produksi. Tanpa data yang akurat, akan sulit untuk mengetahui di mana perbaikan harus dilakukan. Oleh karena itu, mengukur idle time dengan menggunakan formula yang tepat menjadi hal yang sangat penting.
Formula untuk Mengukur Idle Time
Idle time dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Idle Time = (Waktu Tidak Aktif/Total Waktu Operasional) × 100
Di mana:
- Waktu Tidak Aktif adalah jumlah waktu mesin atau pekerja tidak beroperasi.
- Total Waktu Operasional adalah waktu total yang tersedia untuk produksi dalam periode tertentu.
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah mesin beroperasi selama 8 jam dalam satu shift, namun selama 2 jam mesin tidak aktif karena menunggu bahan baku. Maka, idle time dapat dihitung sebagai berikut:
Idle Time = (2 jam/8 jam) × 100 = 25%
Dengan hasil 25%, berarti mesin tersebut tidak beroperasi selama 25% dari waktu yang seharusnya digunakan untuk produksi.
Setelah mengetahui seberapa besar idle time yang terjadi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencari cara untuk menguranginya. Mengurangi idle time akan meningkatkan efisiensi produksi dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada.
Baca Juga: Rumus Net Operating Asset, Contoh, & Aplikasinya
Cara Mengurangi Idle Time
Setelah mengetahui seberapa besar idle time yang terjadi, langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk menguranginya agar produksi berjalan lebih efisien. Mengelola idle time dengan baik tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan aset dan tenaga kerja. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
Optimalkan Perencanaan Produksi
Pastikan bahan baku dan tenaga kerja selalu tersedia tepat waktu dengan perencanaan produksi yang matang. Koordinasi yang baik dengan pemasok serta sistem jadwal kerja yang efisien dapat mencegah idle time akibat keterlambatan bahan baku atau kurangnya tenaga kerja.
Gunakan Sistem Otomatisasi
Mengurangi ketergantungan pada proses manual dengan menerapkan sistem otomatisasi dapat mempercepat alur produksi dan mengurangi idle time. Contohnya adalah penggunaan robotic process automation (RPA) atau conveyor otomatis untuk mempercepat pergerakan material.
Identifikasi dan Hilangkan Bottleneck
Analisis proses produksi secara menyeluruh untuk menemukan titik-titik yang menyebabkan perlambatan atau kemacetan. Menghilangkan bottleneck, seperti proses manual yang lambat atau peralatan yang kurang efisien, dapat membantu mempercepat waktu produksi dan mengurangi idle time.
Latih Pekerja agar Lebih Adaptif
Memberikan pelatihan kepada pekerja agar mereka bisa menangani tugas tambahan saat idle time terjadi dapat membantu memanfaatkan waktu dengan lebih baik. Misalnya, pekerja yang menunggu material bisa mengerjakan tugas ringan lainnya, seperti pemeriksaan kualitas atau pemeliharaan ringan.
Lakukan Preventive Maintenance
Idle time yang disebabkan oleh gangguan mesin dapat dikurangi dengan pemeliharaan prediktif. Dengan teknologi seperti sensor IoT dan analisis data, perusahaan dapat memperkirakan kapan mesin membutuhkan perawatan sebelum terjadi kerusakan yang lebih serius.
Manfaatkan Idle Time Secara Produktif
Jika idle time tidak bisa dihindari sepenuhnya, gunakan waktu tersebut untuk aktivitas yang tetap bermanfaat, seperti pelatihan karyawan, evaluasi proses produksi, atau inovasi produk. Dengan begitu, idle time tetap memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Gunakan Software Manajemen Aset
Menerapkan software manajemen aset seperti TAG Samurai dapat membantu perusahaan melacak penggunaan mesin dan peralatan secara real-time. Dengan data yang akurat, perusahaan dapat mengoptimalkan pemakaian aset manufaktur dan mengurangi idle time akibat ketidakefisienan dalam pengelolaan peralatan.
Dengan menerapkan strategi di atas, idle time dalam manufaktur dapat diminimalkan, sehingga produksi berjalan lebih lancar, efisien, dan menguntungkan.
Kesimpulan
Idle time jika tidak dikelola dengan baik, dapat menurunkan produktivitas dan efisiensi manufaktur. Dengan memahami penyebab idle time serta mengukurnya menggunakan data yang akurat, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efektivitas produksi.
Menerapkan strategi seperti optimasi perencanaan produksi, penggunaan sistem otomatisasi, preventive maintenance, serta pemanfaatan idle time secara produktif dapat membantu mengurangi dampak negatifnya. Selain itu, penggunaan software manajemen aset dapat memberikan visibilitas real-time terhadap operasional mesin dan peralatan, sehingga idle time dapat dikelola lebih efektif.
Optimalkan Manajemen Aset dengan TAG Samurai
Ingin memastikan idle time dalam operasional manufaktur tetap terkendali? TAG Samurai hadir sebagai solusi manajemen aset yang mengandalkan teknologi RFID Asset Tracking, Mobile Apps, dan IoT Technology untuk membantu perusahaan melacak, mengelola, dan mengoptimalkan penggunaan aset secara real-time.
Jangan biarkan idle time menghambat produktivitas! Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dan demo gratis TAG Samurai, dan temukan bagaimana teknologi cerdas dapat membantu bisnis Anda bekerja lebih efisien. Klik banner di bawah sekarang!