Firewall adalah: Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan cyber menjadi hal yang semakin penting. Salah satu alat yang paling fundamental dalam menjaga keamanan jaringan adalah firewall. Namun, meskipun banyak yang telah mendengar istilah ini, masih ada banyak yang perlu dipelajari tentang peran dan pentingnya hal ini dalam melindungi sistem dan data dari ancaman cyber. Mari kita telusuri lebih dalam tentang keajaiban teknologi ini.

Apa Itu Firewall?

Firewall adalah sebuah sistem keamanan jaringan yang berfungsi untuk melindungi jaringan dari serangan luar. Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan, kemudian mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Firewall dapat berupa hardware, software, ataupun berbasis cloud. Hardware firewall terletak di perangkat fisik yang terhubung ke jaringan, seperti router atau switch.
Software firewall terinstall pada perangkat yang terhubung ke jaringan, seperti komputer atau server. Sedangkan cloud firewall terletak di server yang terhubung ke internet dan dapat diakses dari mana saja.
Dengan menggunakannya, kita dapat membatasi akses ke jaringan, mencegah penyebaran virus dan malware, serta mempercepat kinerja jaringan. Hal ini adalah salah satu elemen penting dalam sistem keamanan jaringan yang harus diperhatikan agar jaringan kita terlindungi dengan baik.

Cara Kerja Firewall

Cara Kerja Firewall

Ada tiga cara yang digunakannya untuk mengamankan jaringan, yaitu:

1. Packet filtering (Stateless)

Hal ini menggunakan aturan tertentu untuk melihat boleh tidaknya suatu data masuk ke jaringan. Setiap packet diperiksa secara sendiri-sendiri atau dalam isolasi. Jika packet dikirim dalam grup, maka setiap packet akan diperiksa secara satu per satu.

Ketika sebuah packet dianggap berbahaya maka ia takkan diijinkan masuk. Sebaliknya, ketika packet dianggap aman maka dia akan diteruskan ke sistem yang meminta.

2. Proxy Service

Ini merupakan aplikasi yang bekerja sebagai penghubung antara sistem jaringan. Aplikasi proxy berada di dalamnya dan bertugas untuk memeriksa packet yang saling ditukarkan dalam jaringan.

Sistem ini bisa dikatakan lebih efektif. Sebab, semua informasi yang diperiksa secara tersentralisasi. Cara kerja macam ini bisa dikatakan lebih canggih karena proxy service berusaha menciptakan hubungan antarjaringan yang mirip.

Proxy seolah menghubungkan jaringan secara langsung, padahal ia hanya berusaha meng-copy mekanisme yang mirip.

3. Stateful Inspection

Sistem ini menelusuri packet yang diterima dengan aktivitas-aktivitas sebelumnya. Packet yang diterima kemudian diperiksa dalam database packet. Jika packet berkonotasi positif atau tidak menunjukkan risiko bahaya, maka ia akan diteruskan ke sistem yang meminta.

Ketika hal ini selesai memeriksa packet, ia kemudian akan merespons dengan salah satu dari tiga cara.

  • Pertama, accept atau terima. Artinya, firewall akan memperbolehkan trafik untuk melewati jaringan.
  • Kedua, reject atau tolak. Ini berarti firewall menolak trafik untuk lewat dan membalasnya dengan tampilan “unreachable error”.
  • Terakhir, drop atau lewati di mana firewall menolak trafik tanpa mengirimkan pesan.

Baca juga: Keamanan Kontainer: Praktik dan Tools

Jenis-Jenis Firewall

Jenis-Jenis Firewall

1. Firewall Hardware

Jenis firewall pertama yaitu firewall hardware, ini merujuk pada perangkat fisik yang terhubung ke jaringan dan berfungsi sebagai sistem keamanan jaringan. Firewall hardware terletak di tengah jaringan dan memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Firewall hardware dapat berupa router atau switch yang dilengkapi dengan fitur firewall. Router merupakan perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan yang berbeda, sedangkan switch adalah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan perangkat-perangkat dalam jaringan yang sama.
Kedua perangkat ini dapat dilengkapi dengan fitur firewall yang dapat memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Hal ini juga dapat berupa perangkat khusus yang hanya berfungsi sebagai firewall. Perangkat ini terletak di tengah jaringan dan memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Keuntungan menggunakan hal ini adalah mudah diinstal dan tidak membutuhkan konfigurasi yang rumit. Namun, hal ini cenderung lebih mahal dibandingkan dengan firewall software atau firewall berbasis cloud.
Selain itu, hal ini hanya dapat digunakan di jaringan yang terhubung dengan perangkat tersebut, sehingga tidak dapat digunakan untuk melindungi jaringan yang terhubung ke internet.

2. Firewall Software

Firewall software adalah program yang terinstall pada perangkat yang terhubung ke jaringan dan berfungsi sebagai sistem keamanan jaringan.
Selain itu, firewall software memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan dan dapat diakses melalui interface yang disediakan oleh program tersebut.
Untuk penginstallannya pada komputer atau server yang terhubung ke jaringan. Keuntungan menggunakan hal ini adalah mudah diinstal dan dapat digunakan untuk melindungi jaringan yang terhubung ke internet.
Namun, hal ini cenderung lebih sulit diatur dan membutuhkan konfigurasi yang rumit dibandingkan dengan firewall hardware atau firewall berbasis cloud.
Teknik-teknik yang bisa digunakan untuk firewall software juga dapat menggunakan teknik-teknik seperti packet filtering, stateful inspection, dan application layer inspection untuk memantau akses jaringan.
Packet filtering memantau paket data yang masuk atau keluar jaringan berdasarkan alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Stateful inspection memantau akses jaringan berdasarkan koneksi yang sedang terjadi, sedangkan application layer inspection memantau akses jaringan pada tingkat aplikasi.
Dengan demikian, firewall software adalah program yang terinstall pada perangkat yang terhubung ke jaringan dan berfungsi sebagai sistem keamanan jaringan yang dapat memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.

3. Firewall Berbasis Cloud

Firewall berbasis cloud adalah sistem keamanan jaringan yang terletak di server yang terhubung ke internet dan dapat diakses dari mana saja. Hal ini dapat memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan dan dapat diakses melalui interface yang disediakan oleh layanan tersebut.
Keuntungan menggunakan firewall berbasis cloud adalah mudah diakses dan tidak membutuhkan konfigurasi yang rumit. Selain itu, firewall berbasis cloud juga dapat digunakan untuk melindungi jaringan yang terhubung ke internet.
Namun, firewall berbasis cloud cenderung lebih mahal dibandingkan dengan firewall hardware atau firewall software dan tergantung pada layanan yang disediakan oleh penyedia layanan tersebut.
Untuk firewall berbasis cloud juga dapat menggunakan teknik-teknik seperti packet filtering, stateful inspection, dan application layer inspection untuk memantau akses jaringan.
Packet filtering memantau paket data yang masuk atau keluar jaringan berdasarkan alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Stateful inspection memantau akses jaringan berdasarkan koneksi yang sedang terjadi, sedangkan application layer inspection memantau akses jaringan pada tingkat aplikasi.
Dengan demikian, firewall berbasis cloud adalah sistem keamanan jaringan yang terletak di server yang terhubung ke internet dan dapat diakses dari mana saja yang dapat memantau akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.

4. Personal Firewall

Firewall pribadi adalah solusi manajemen dan pemantauan lalu lintas yang berpusat pada endpoint. Mampu melindungi satu endpoint (yaitu komputer desktop, laptop, tablet, atau smartphone) dan biasanya merupakan bagian dari paket perangkat lunak keamanan siber yang lebih besar.

Windows Defender Firewall juga dapat dianggap sebagai firewall pribadi yang bertempat di antara mesin dan Internet.

5. Packet-filtering Firewall

Firewall jenis ini sedikit lebih aman dibandingkan dengan firewall pribadi, variasi pemfilteran paket mampu menambahkan lebih banyak kekuatan ke jaringan multi-perangkat, seperti yang dijalankan oleh bisnis kecil.

Jenis yang satu ini memiliki aturan dan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya, yang memungkinkannya menghasilkan berbagai jenis kriteria penyaringan: alamat IP yang diizinkan, header protokol paket, nomor port, dan jenis paket data-bearing. Hal ini biasanya ditempatkan di alat persimpangan/perantara seperti router atau sakelar.

Perlu diperhatikan bahwa jenis firewall ini hanya membandingkan paket yang ditransmisikan dengan daftar yang telah ditentukan, yang berarti bahwa tidak ada cara untuk merutekan beberapa yang ditandai sebagai mencurigakan.

Firewall pemfilteran paket hanya membuang paket yang tidak sesuai dengan kriteria. Paket yang dibuang tidak ada lagi.

6. Circuit-level Gateway (Firewall)

Jika metode yang disebutkan sebelumnya tidak memperhitungkan konteks atau konten paket data, Circuit-level Gateway memeriksa semua protokol jaringan yang digunakan selama transmisi data untuk mengidentifikasi paket data yang berpotensi berbahaya. Sayangnya, hal ini tidak dapat melakukan analisis mendalam pada konten paket.

7. Stateful Inspection Firewall

Karena seluruh industri malware berfokus pada pembuatan varian yang menghindari jaringan deteksi, maka dibutuhkan firewall yang mampu memeriksa konten setiap paket.

Meskipun hal ini lebih mahal dan sulit digunakan dibandingkan dengan yang lainnya, Stateful Inspection Firewal dapat memeriksa konten setiap paket data serta memastikan apakah paket atau ‘bundel’ itu adalah bagian dari atau telah diminta selama jaringan aktif.

8. Proxy Firewall

Sering disebut application-level gateway, jenisnya yang satu ini memiliki kemampuan penyaringan dinamis yang mampu memfilter paket sesuai dengan layanan yang mereka coba akses. Selain itu, mereka dapat memakai kriteria tambahan, seperti rentetan permintaan HTTPS.

Karena bersifat fenotipikal, firewall proxy juga memiliki kemampuan inspeksi paket yang sama dengan gateway. Di sisi lain, seperti halnya Stateful Inspection Firewall, hal ini dapat memengaruhi kinerja jaringan Anda.

9. Hybrid Firewall

Sebagai perlambang teknologi firewall sejati, firewall hibrida menggabungkan teknik pemindaian paket canggih, seperti inspeksi paket mendalam, dengan software antimalware dan antivirus. Hal ini akan memeriksa setiap aspek sesi penelusuran web, hingga konten setiap paket yang dikirimkan.

Lebih dari itu, hal ini memiliki kemampuan untuk melakukan analisis paket secara mendalam. Misalnya, firewall hibrida dapat melacak apakah paket tersebut berasal dari sumber yang sah, dengan menyatukan seluruh balasan server yang terbuat dari lebih banyak paket data.

Baca juga: Data Leak Massif: Penyebab, Dampak, dan Pencegahan

Fungsi Firewall

Fungsi Firewall

1. Melindungi Jaringan dari Serangan Luar

Firewall merupakan salah satu sistem keamanan jaringan yang penting untuk melindungi jaringan dari serangan luar. Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Serangan luar yang dapat dicegah olehnya meliputi serangan-serangan yang dilakukan melalui jaringan, seperti serangan DDoS, serangan SQL injection, atau serangan phishing.
Untuk serangan DDoS merupakan serangan yang dilakukan dengan mengirimkan banyak permintaan ke server sehingga server tidak mampu menangani permintaan tersebut dan menjadi tidak responsif.
Sedangkan, untuk serangan SQL injection merupakan serangan yang dilakukan dengan memasukkan kode SQL yang tidak sesuai ke dalam sistem, sehingga dapat mengakses data yang tidak diizinkan.
Terakhir, serangan phishing merupakan serangan yang dilakukan dengan mengirimkan pesan atau email yang mengelabui pengguna untuk memasukkan data pribadi ke dalam situs yang tidak aman.
Dengan menggunakan firewall, kita dapat mencegah serangan-serangan tersebut dengan memblokir akses ke jaringan dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan.
Firewall juga dapat memantau akses jaringan pada tingkat aplikasi dengan menggunakan teknik seperti application layer inspection, sehingga dapat mencegah serangan yang dilakukan melalui aplikasi yang terinstall pada perangkat.
Dengan demikian, hal ini merupakan salah satu sistem keamanan jaringan yang penting untuk melindungi jaringan dari serangan luar dengan cara memantau akses masuk dan keluar jaringan dan memblokir akses yang tidak diizinkan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.

2. Membatasi Akses ke Jaringan

Hal ini juga dapat digunakan untuk membatasi akses ke jaringan. Firewall bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan aturan kebijakan firewall yang tepat, kita dapat membatasi akses ke jaringan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kita dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan atau mengizinkan akses hanya untuk perangkat yang telah terdaftar di jaringan.
Aturan kebijakan firewall dapat dibuat berdasarkan kriteria seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Dengan demikian, kita dapat membatasi akses ke jaringan dengan cara memblokir akses dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan atau mengizinkan akses hanya untuk protokol jaringan yang diperlukan.

3. Mencegah penyebaran virus dan malware

Mencegah penyebaran virus dan malware merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga keamanan jaringan dan menghindari kerugian yang disebabkan oleh virus dan malware tersebut. Hal ini merupakan salah satu sistem keamanan jaringan yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran virus dan malware.
Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan. Aturan kebijakannya dapat dibuat berdasarkan kriteria seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan.
Untuk mencegah penyebaran virus dan malware, kita dapat memblokir akses ke jaringan dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan.
Selain itu, hal ini juga dapat memantau akses jaringan pada tingkat aplikasi dengan menggunakan teknik seperti application layer inspection, sehingga dapat mencegah penyebaran virus dan malware melalui aplikasi yang terinstall pada perangkat.

Keuntungan Menggunakan Firewall

Keuntungan Menggunakan Firewall

1. Meningkatkan Keamanan Jaringan

Meningkatkan keamanan jaringan merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga integritas dan keamanan data yang tersimpan di jaringan. Hal ini merupakan salah satu sistem keamanan jaringan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan jaringan.
Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan. Aturan kebijakannya dapat dibuat berdasarkan kriteria seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan.
Dengan menggunakan aturan kebijakan firewall yang tepat, kita dapat meningkatkan keamanan jaringan dengan cara memblokir akses ke jaringan dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan.
Selain itu, firewall juga dapat memantau akses jaringan pada tingkat aplikasi dengan menggunakan teknik seperti application layer inspection, sehingga dapat mencegah serangan yang dilakukan melalui aplikasi yang terinstall pada perangkat.

2. Mempercepat Kinerja Jaringan

Firewall juga dapat digunakan untuk mempercepat kinerja jaringan dengan cara membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan. Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan aturan kebijakan yang tepat, kita dapat membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan sehingga dapat mempercepat kinerja jaringan. Misalnya, kita dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan atau mengizinkan akses hanya untuk perangkat yang telah terdaftar di jaringan.
Aturan kebijakannya dapat dibuat berdasarkan kriteria seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Dengan demikian, kita dapat membatasi akses ke jaringan dengan cara memblokir akses dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan atau mengizinkan akses hanya untuk protokol jaringan yang diperlukan.

3. Memudahkan Pengelolaan Jaringan

Hal ini juga dapat memudahkan pengelolaan jaringan dengan cara membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan dan menyediakan informasi yang berguna tentang aktivitas jaringan. Hal ini bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan aturan kebijakan firewall yang tepat, kita dapat membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan sehingga memudahkan pengelolaan jaringan. Misalnya, kita dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan atau mengizinkan akses hanya untuk perangkat yang telah terdaftar di jaringan.
Selain itu, hal ini juga dapat memberikan informasi yang berguna tentang aktivitas jaringan dengan mencatat akses yang dilakukan ke dan dari jaringan. Dengan informasi tersebut, kita dapat mengetahui aktivitas jaringan yang sedang terjadi dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi kegiatan yang tidak diinginkan.
Aturan kebijakannya dapat dibuat berdasarkan kriteria seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Dengan demikian, kita dapat membatasi akses ke jaringan dengan cara memblokir akses dari alamat IP atau port yang tidak diizinkan atau mengizinkan akses hanya untuk protokol jaringan yang diperlukan.
Dengan demikian, hal ini dapat memudahkan pengelolaan jaringan dengan cara membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan dan menyediakan informasi yang berguna tentang aktivitas jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Namun, perlu diingat bahwa hal ini tidak dapat menjamin keamanan jaringan secara mutlak. Hal ini hanya dapat membatasi akses ke jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi keamanan jaringan dengan menggunakan sistem keamanan jaringan lainnya seperti antivirus dan anti-malware, serta menjalankan kebijakan keamanan yang tepat di organisasi.

Cara Mengatur Firewall

Cara Mengatur Firewall

1. Menambahkan aturan kebijakan firewall

Untuk menambahkan aturan kebijakan firewall, pertama-tama kita perlu masuk ke panel konfigurasinya. Cara masuk ke panel konfigurasinya tergantung pada jenisnya yang kita gunakan.
Jika kita menggunakan firewall hardware, kita perlu menghubungkan ke firewall tersebut dengan menggunakan kabel jaringan dan menggunakan aplikasi konfigurasi yang disediakan oleh vendor firewall tersebut.
Kita dapat menggunakan firewall software, kita perlu masuk ke aplikasi konfigurasinya tersebut dengan menggunakan username dan password yang telah ditentukan.
Setelah masuk ke panel konfigurasinya, kita dapat menambahkan aturan kebijakan firewall dengan cara mengklik tombol “Add Rule” atau “Tambah Aturan” yang terdapat pada panel konfigurasinya.
Kemudian, kita dapat menentukan kriteria yang akan digunakan untuk aturan kebijakan tersebut, seperti alamat IP, protokol jaringan, atau port yang digunakan. Kita juga dapat menentukan aksi yang akan dilakukan oleh firewall untuk akses yang memenuhi kriteria tersebut, seperti mengizinkan akses atau memblokir akses.
Setelah aturan kebijakan firewall ditambahkan, kita perlu mengaktifkannya dengan cara mengklik tombol “Apply” atau “Terapkan” yang terdapat pada panel konfigurasinya.
Dengan demikian, aturan kebijakan yang baru ditambahkan akan langsung berlaku dan akan mempengaruhi akses masuk dan keluar jaringan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

2. Memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan

Untuk memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan, pertama-tama kita perlu masuk ke panel konfigurasinya. Cara masuk ke panel konfigurasinya tergantung pada jenis firewall yang kita gunakan.
Jika kita menggunakan firewall hardware, kita perlu menghubungkan ke firewall tersebut dengan menggunakan kabel jaringan dan menggunakan aplikasi konfigurasi yang disediakan oleh vendorya tersebut.
Kita menggunakan firewall software, kita perlu masuk ke aplikasi konfigurasi firewall tersebut dengan menggunakan username dan password yang telah ditentukan.
Setelah masuk ke panel konfigurasinya, kita dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan dengan cara menambahkan aturan kebijakannya yang menentukan alamat IP atau nama domain situs yang tidak diinginkan sebagai kriteria, dan memilih aksi “Block” atau “Blokir” untuk akses yang memenuhi kriteria tersebut.
Setelah aturan kebijakannya ditambahkan, kita perlu mengaktifkannya dengan cara mengklik tombol “Apply” atau “Terapkan” yang terdapat pada panel konfigurasinya.
Dengan demikian, aturan kebijakannya yang baru ditambahkan akan langsung berlaku dan akan memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Namun, perlu diingat bahwa metode ini hanya dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan jika situs tersebut diakses melalui alamat IP atau nama domain yang telah ditentukan.
Jika situs tersebut diakses melalui alamat IP atau nama domain yang berbeda, maka akses ke situs tersebut tidak akan terblokir oleh firewall. Oleh karena itu, penting untuk mengupdate aturan kebijakannya secara rutin agar dapat memblokir akses ke situs yang tidak diinginkan dengan efektif.
Selain itu, perlu diingat bahwa hal ini tidak dapat menjamin keamanan jaringan secara mutlak. Hal ini hanya dapat membatasi akses ke jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi keamanan jaringan dengan menggunakan sistem keamanan jaringan lainnya seperti antivirus dan anti-malware, serta menjalankan kebijakan keamanan yang tepat di organisasi.

3. Mengizinkan akses ke situs yang diperlukan

Untuk mengizinkan akses ke situs yang diperlukan, pertama-tama kita perlu masuk ke panel konfigurasinya. Cara masuk ke panel konfigurasina tergantung pada jenisnya yang kita gunakan.
Jika kita menggunakan firewall hardware, kita perlu menghubungkan ke firewall tersebut dengan menggunakan kabel jaringan dan menggunakan aplikasi konfigurasi yang disediakan oleh vendor firewall tersebut.
Kita menggunakan firewall software, kita perlu masuk ke aplikasi konfigurasinya tersebut dengan menggunakan username dan password yang telah ditentukan.
Setelah masuk ke panel konfigurasinya, kita dapat mengizinkan akses ke situs yang diperlukan dengan cara menambahkan aturan kebijakannya yang menentukan alamat IP atau nama domain situs yang diperlukan sebagai kriteria, dan memilih aksi “Allow” atau “Izinkan” untuk akses yang memenuhi kriteria tersebut.
Setelah aturan kebijakannya ditambahkan, kita perlu mengaktifkannya dengan cara mengklik tombol “Apply” atau “Terapkan” yang terdapat pada panel konfigurasinya.

Kesimpulan

Firewall adalah sistem keamanan jaringan yang berfungsi untuk membatasi akses ke jaringan sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditentukan. Ini dapat bekerja dengan memantau akses masuk dan keluar jaringan dan mengizinkan atau memblokir akses tersebut sesuai dengan aturan kebijakan yang telah ditetapkan.
Hal ini dapat digunakan untuk melindungi jaringan dari serangan luar, membatasi akses ke jaringan, mencegah penyebaran virus dan malware, dan meningkatkan keamanan jaringan.
Pada firewall adalah memudahkan pengelolaan jaringan dengan cara membatasi akses ke jaringan yang tidak diperlukan dan menyediakan informasi yang berguna tentang aktivitas jaringan.
ASDF adalah perusahaan yang menyediakan software anti virus dan aset manajemen berkualitas. Kami menawarkan produk Heimdal Security yang terkenal sebagai solusi anti virus yang handal dan terpercaya.
Dapatkan kemudahan mengatasi virus dengan antivirus software dari Heimdal Security. Dapatkan Demo Heimdal Security Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!
Selain itu, kami juga menyediakan aplikasi manajemen aset bernama TAG Samurai yang dapat membantu Anda mengelola aset perusahaan secara efektif.
CTA ASDF Heimdal
Referensi:

Baca juga: Endpoint Security vs Antivirus: Siapa yang Unggul?