EAM vs CMMS: Mana Yang Anda Butuhkan?

EAM vs CMMS,  keduanya adalah jenis software yang sering digunakan untuk membantu mengelola aset dan pemeliharaannya dalam sebuah organisasi.

Meskipun keduanya memiliki fungsi yang serupa, namun ada perbedaan mendasar antara EAM dan CMMS. Artikel ini akan membahas perbedaan antara EAM vs CMMS serta membantu Anda memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan organisasi Anda.

Jadi, jika Anda ingin meningkatkan efisiensi pemeliharaan aset Anda, lanjutkan membaca artikel ini untuk mengetahui perbedaan antara EAM dan CMMS dan mana yang mungkin lebih cocok untuk organisasi Anda.

EAM

EAM singkatan dari Enterprise Asset Management, merupakan sebuah software atau sistem yang membantu perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya, baik itu berupa aset fisik maupun non-fisik. Aset-aset tersebut bisa berupa gedung, mesin, kendaraan, peralatan kantor, jaringan IT, hingga lisensi perangkat lunak.

Tujuan dari pengelolaan aset dengan menggunakan EAM adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset, mengoptimalkan masa pakai aset, memperbaiki kinerja operasional, serta meminimalkan biaya pemeliharaan dan penggantian aset.

EAM juga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko dan mengevaluasi kinerja aset secara keseluruhan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih tepat mengenai pengelolaan aset di masa depan.

Cakupan EAM

Cakupan EAM

Cakupan EAM sangat luas dan mencakup berbagai aspek pengelolaan aset dalam sebuah perusahaan. EAM dapat digunakan untuk memantau dan mengelola aset dari awal hingga akhir siklus hidupnya, mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, hingga penggantian atau penghapusan aset.

Beberapa fungsi EAM yang umum meliputi manajemen inventaris aset, pemeliharaan preventif, manajemen pekerjaan, manajemen kontrak, manajemen dokumen, manajemen suku cadang dan perbaikan, pemantauan dan pelaporan kinerja aset, manajemen pengeluaran dan anggaran, dan masih banyak lagi.

Dengan menggunakan EAM, perusahaan dapat memiliki visibilitas yang lebih baik terhadap aset yang dimiliki, sehingga memudahkan pengambilan keputusan dan perencanaan strategis terkait pengelolaan aset di masa depan.

Selain itu, penggunaan EAM juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan aset, serta memperpanjang umur pakai aset dan mengurangi biaya perawatan dan pemeliharaan.

Fungsi EAM

Fungsi EAM

Fungsi utama dari EAM (Enterprise Asset Management) adalah untuk membantu perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya secara efektif dan efisien, sehingga dapat memaksimalkan nilai dari aset tersebut. Beberapa fungsi utama EAM antara lain:

  1. Manajemen Inventaris Aset
    EAM memungkinkan perusahaan untuk mencatat dan melacak inventaris aset yang dimilikinya, baik itu berupa aset fisik maupun non-fisik.
  2. Perencanaan dan Pengadaan Aset
    EAM membantu perusahaan dalam memperkirakan kebutuhan aset dan mengatur proses pengadaannya, sehingga meminimalkan risiko kekurangan atau kelebihan stok aset.
  3. Pemeliharaan Aset
    EAM dapat membantu perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan aset secara preventif, memantau kinerja aset, dan memberikan peringatan jika ada masalah yang perlu ditangani.
  4. Penghapusan Aset
    EAM dapat membantu perusahaan dalam memutuskan kapan saat yang tepat untuk mengganti atau menghapus aset yang sudah tidak efektif atau efisien lagi.
  5. Manajemen Suku Cadang dan Perbaikan
    EAM memungkinkan perusahaan untuk mengatur persediaan suku cadang dan melacak biaya perbaikan aset.
  6. Pelaporan dan Analisis Aset
    EAM dapat menghasilkan laporan dan analisis terkait kinerja aset, sehingga perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait pengelolaan aset di masa depan.

Dengan menggunakan EAM, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset, mengurangi biaya pemeliharaan dan penggantian aset, serta memperpanjang umur pakai aset, sehingga dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Kapan Harus Memilih Menggunakan EAM?

Kapan Harus Memilih Menggunakan EAM?

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan EAM (Enterprise Asset Management) jika mereka memiliki banyak aset fisik dan non-fisik yang perlu dikelola, dan ingin meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset tersebut.

Beberapa alasan lain mengapa perusahaan sebaiknya memilih EAM adalah:

  1. Kompleksitas Pengelolaan Aset
    Jika perusahaan memiliki banyak aset yang kompleks dan memerlukan pemeliharaan yang teratur, maka EAM dapat membantu mengelola aset tersebut dengan lebih efisien dan efektif.
  2. Ketidakmampuan Mencatat Inventaris Aset
    Jika perusahaan sulit untuk mencatat inventaris aset mereka, maka penggunaan EAM akan membantu mencatat inventaris aset dengan lebih mudah dan akurat.
  3. Kendala Waktu
    Jika perusahaan tidak memiliki waktu untuk mengelola aset mereka secara manual, maka EAM dapat membantu mengotomatisasi proses pengelolaan aset.
  4. Tuntutan Regulasi
    Jika perusahaan diwajibkan oleh regulasi atau standar tertentu untuk melacak dan memelihara aset mereka, maka EAM akan membantu perusahaan memenuhi persyaratan tersebut.
  5. Kinerja Aset yang Buruk
    Jika perusahaan mengalami masalah kinerja aset yang buruk, maka EAM dapat membantu mengidentifikasi masalah tersebut dan merencanakan tindakan perbaikan yang tepat.
  6. Penghematan Biaya
    Jika perusahaan ingin menghemat biaya pengelolaan aset, maka EAM dapat membantu mengurangi biaya pemeliharaan dan penggantian aset dengan mengoptimalkan penggunaan aset yang ada.

Baca juga: Penjelasan lengkap: Enterprise Asset Management

"</h2

Apa itu CMMS ?

CMMS (Computerized Maintenance Management System) adalah sistem manajemen pemeliharaan yang terkomputerisasi, yang membantu perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melacak aktivitas pemeliharaan dan perawatan aset mereka secara efisien.

Selain itu, CMMS menggunakan teknologi informasi untuk mengelola data pemeliharaan aset. Hal ini termasuk perencanaan dan pengawasan pemeliharaan rutin, manajemen inventaris suku cadang, pelaporan dan analisis, serta manajemen biaya.

Manfaat CMMS untuk mengelola aset berbagai jenis, mulai dari peralatan produksi hingga gedung dan fasilitas.

"Cakupan

Cakupan CMMS

Adapun cakupan CMMS (Computerized Maintenance Management System) meliputi berbagai aspek manajemen pemeliharaan aset, antara lain:

  1. Manajemen Pemeliharaan Preventif
    CMMS memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan preventif yang terjadwal secara otomatis, sehingga dapat memperpanjang umur pakai aset dan mengurangi biaya pemeliharaan.
  2. Manajemen Suku Cadang
    CMMS membantu perusahaan dalam mengelola inventaris suku cadang, termasuk pengadaan, penggunaan, dan pemantauan persediaan.
  3. Manajemen Pemeliharaan Prediktif
    CMMS dapat membantu perusahaan dalam menerapkan pemeliharaan prediktif dengan memantau kondisi aset secara real-time, sehingga dapat mencegah kerusakan dan downtime yang tidak terduga.
  4. Manajemen Perbaikan
    CMMS memungkinkan perusahaan untuk merekam, melacak, dan melaporkan semua permintaan perbaikan aset, sehingga dapat mempercepat waktu respons dan meningkatkan kinerja perbaikan.
  5. Manajemen Biaya
    CMMS dapat membantu perusahaan dalam mengelola biaya pemeliharaan aset dengan merekam dan melacak biaya perawatan, suku cadang, dan biaya lain yang terkait dengan pemeliharaan aset.
  6. Manajemen Dokumentasi
    CMMS dapat membantu perusahaan dalam mengelola dokumentasi pemeliharaan aset, termasuk manual penggunaan, instruksi pemeliharaan, dan catatan perbaikan.

"Fungsi

Fungsi CMMS

CMMS (Computerized Maintenance Management System) memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:

  1. Perencanaan dan Pengawasan Pemeliharaan Rutin seperti merencanakan jadwal pemeliharaan rutin secara terjadwal. Dimana hal ini termasuk perawatan preventif, inspeksi, dan penggantian suku cadang.
  2. Pelacakan Aset dan mengelola inventaris aset mereka, termasuk peralatan produksi, mesin, kendaraan, gedung, dan fasilitas.
  3. Manajemen Suku Cadang: membantu perusahaan dalam mengelola inventaris suku cadang, termasuk pengadaan, penggunaan, dan pemantauan persediaan.
  4. Pelaporan dan Analisis detail tentang kinerja pemeliharaan aset, termasuk waktu pemeliharaan, biaya, dan efektivitas pemeliharaan. Data ini dapat digunakan untuk melakukan analisis dan perencanaan yang lebih baik untuk masa depan.
  5. Manajemen Perbaikan seperti merekam, melacak, dan melaporkan semua permintaan perbaikan aset. Ini dapat mempercepat waktu respons dan meningkatkan kinerja perbaikan.
  6. Manajemen Biaya pemeliharaan aset dengan merekam dan melacak biaya perawatan, suku cadang, dan biaya lain.
  7. Manajemen Dokumentasi pemeliharaan aset, termasuk manual penggunaan, instruksi pemeliharaan, dan catatan perbaikan.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, CMMS dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pemeliharaan aset. Hal ini dapat menghasilkan manfaat jangka panjang bagi perusahaan, seperti peningkatan produktivitas, penghematan biaya, dan perpanjangan masa pakai aset.

"Kapan

Kapan Harus Memilih Menggunakan CMMS?

Perusahaan harus mempertimbangkan untuk menggunakan Computerized Maintenance Management System jika mereka mengalami masalah dalam manajemen pemeliharaan aset, seperti:

  1. Kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan preventif secara teratur.
  2. Tidak memiliki sistem pengelolaan suku cadang yang efektif, sehingga inventaris suku cadang tidak terkontrol dengan baik.
  3. Kurangnya visibilitas atas kinerja pemeliharaan aset dan biaya terkait, sehingga sulit untuk mengambil keputusan yang efektif dan efisien.
  4. Terlalu banyak permintaan perbaikan aset dan sulit untuk melacak dan menyelesaikan permintaan tersebut.
  5. Kurangnya dokumentasi tentang pemeliharaan aset, sehingga sulit untuk melacak sejarah pemeliharaan dan perbaikan aset.

Dalam situasi seperti itu, CMMS dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pemeliharaan aset.

Selain itu, CMMS memungkinkan perusahaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan melacak pemeliharaan aset secara teratur dan efektif. Serta mengelola inventaris suku cadang, memantau kinerja pemeliharaan aset secara real-time, dan merekam semua permintaan perbaikan aset secara terpusat.

Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat biaya, meningkatkan produktivitas, dan memperpanjang masa pakai aset dengan menggunakan CMMS.

Jadi EAM vs CMMS? Pada akhirnya pilihan dua hal tersebut merupakan pilihan Anda, ini memerlukan pertimbangan terkait kebutuhan bisnis dan aset yang Anda miliki.

Untuk mempermudah pengelolaan aset tetap Anda, gunakan fitur pengelolaan aset dari Tag Samurai. Dapatkan Konsultasi Fixed Asset Management Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!

Follow LinkedIn ASDF.ID untuk tips dan informasi menarik lainnya

Kania Sutisnawinata