Disposal Aset Adalah? Berikut Penjelasan dan Mekanismenya

Disposal aset adalah proses penghapusan aset tetap diakrenakan banyak alasan. Artikel ini akan menjelaskan terkait penghapusan aset.

Seringkali, disposal aset dilakukan untuk menghilangkan beban keuangan yang ditimbulkan oleh aset yang tidak terpakai atau untuk meningkatkan likuiditas perusahaan dengan menjual aset yang tidak produktif.

Apa Itu Disposal Aset?

Disposal Aset Adalah? Berikut Penjelasan dan Mekanismenya

 

Mungkin Anda penasaran tentang apa itu disposal aset, maka kita akan membahas pengertiannya secara jelas. Disposal aset adalah proses penjualan atau penghapusan aset yang tidak lagi digunakan atau diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Ini bisa termasuk penjualan tanah, bangunan, mesin, atau inventaris lainnya yang tidak lagi berguna bagi perusahaan. Untuk mendokumentasikan penghapusan aset yang akan terjadi atau yang sudah terjadi.

Disposal aset hanya bertujuan untuk mendokumentasikan aset perusahaan yang sudah mengalami penyusutan nilai.

Proses disposal aset tidak akan mengubah daftar aset milik perusahaan. Tetapi, hanya digunakan untuk mengganti status dari aset tersebut. Sehingga, hal ini bisa memungkinkan Anda untuk melakukan pengembalian aset yang sudah dihapus tersebut di kemudian hari.

Alasan Kenapa Perlu Melakukan Disposal Aset?

Alasan melakukan disposal aset adalah untuk melakukan pencatatan aset supaya dapat disesuaikan dengan keberadaan aset yang masih berfungsi dengan baik. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan perlunya melakukan disposal aset, sebagai berikut:

1. Aset Telah Rusak

Alasan perlu melakukan disposal aset adalah apabila aset perusahaan tersebut sudah rusak. Dalam artian, sudah tidak bisa digunakan. Sehingga, penting bagi Anda untuk melakukan pengajuan dokumen disposal aset.

Aset Rusak

Pastikan Anda memeriksa kembali kepemilikan aset Anda. Jika terdapat aset yang rusak dan tidak bisa difungsikan kembali, maka Anda bisa melakukan disposal aset. Supaya aset yang tercatat adalah aset yang masih memiliki nilai.

2. Aset Tidak Memenuhi Standar yang Ada

Alasan lainnya, yaitu karena aset tersebut tidak sudah tidak memenuhi standar. Dalam artian, sudah tidak bisa digunakan sesuai dengan nilai yang seharusnya. Hal ini bisa saja karena terjadi penyusutan nilai pada aset tersebut.

Aset tidak sesuai standar

Jika hal tersebut terjadi, maka Anda bisa mengajukan dokumen disposal supaya bisa dilakukan penghapusan aset. Sehingga, Anda bisa memiliki aset yang memiliki nilai penting bagi perusahaan saja dan sesuai dengan standar yang berlaku.

3. Aset Tidak Memiliki Nilai Sisa

Terdapat alasan lain yang menjadi dasar kuat melakukan disposal aset adalah karena aset sudah tidak memiliki nilai sisa. Nilai sisa aset adalah nilai aset tetap pada masa akhir manfaatnya.

Tidak ada nilai sisa aset

Aset yang memiliki umur yang lama, maka nilai jualnya akan rendah. Sehingga, bisa saja pada akhir perjalanan aset tersebut tidak memiliki nilai sisa. Hal ini yang menyebabkan perlu melakukan disposal aset, meskipun nantinya Anda bisa melakukan pengembalian aset.

4. Menghilangkan Beban Keuangan

Aset yang tidak lagi digunakan atau terpakai dapat menjadi beban keuangan bagi perusahaan, karena harus terus membayar pajak, asuransi, atau biaya penyimpanan.

Dengan menjual atau menghapus aset tersebut, perusahaan dapat menghilangkan beban keuangan yang ditimbulkan.

5. Meningkatkan Likuiditas

Penjualan aset yang tidak produktif dapat meningkatkan likuiditas perusahaan, karena dapat menghasilkan dana yang bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menjaga kestabilan keuangan dan meningkatkan daya tahan terhadap risiko keuangan.

6. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Dengan menjual atau menghapus aset yang tidak terpakai, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya ke arah yang lebih bermanfaat. Ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan keuntungan perusahaan.

7. Aset Tidak Memiliki Nilai Sisa

Proses disposal aset juga dapat membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku, seperti pengelolaan aset yang tidak produktif dan penyelesaian aset yang tidak lagi diperlukan. Hal ini dapat menjaga reputasi perusahaan dan menghindari risiko terjadinya pelanggaran hukum.

Apa Penyebab Disposal Aset Tetap?

Pelepasan aset tetap adalah proses penjualan atau penghapusan aset tetap yang tidak lagi digunakan atau diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Penyebab pelepasan aset tetap bisa bermacam-macam, antara lain:

1. Perubahan kebutuhan

Perusahaan dapat mengalami perubahan kebutuhan terhadap aset tetap, sehingga aset tersebut tidak lagi diperlukan untuk mendukung kegiatan perusahaan. Misalnya, perusahaan dapat mengalami perubahan strategi bisnis atau mengurangi skala operasinya, sehingga aset tetap yang dimiliki tidak lagi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Penurunan nilai aset

Selain perubahan kebutuhan, aset tetap juga dapat dilepas karena mengalami penurunan nilai. Misalnya, aset tetap yang sebelumnya bernilai tinggi karena teknologinya yang mutakhir, namun kini sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi bisa bersaing di pasar. Dengan menjual atau menghapus aset tersebut, perusahaan dapat menghindari kerugian finansial yang lebih besar.

3. Regulasi yang berlaku

Pelepasan aset tetap juga bisa disebabkan oleh regulasi yang berlaku. Misalnya, adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk mengelola aset yang tidak produktif, atau adanya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang penyelesaian aset tetap yang tidak lagi diperlukan. Dengan memenuhi persyaratan regulasi tersebut, perusahaan dapat terhindar dari risiko terjadinya pelanggaran hukum.

4. Konflik kepentingan

Selain faktor-faktor di atas, pelepasan aset tetap juga bisa disebabkan oleh konflik kepentingan. Misalnya, adanya kepentingan pribadi dari pemegang saham atau direksi perusahaan untuk menjual aset tetap yang dimiliki perusahaan, sehingga menguntungkan pihak tersebut dan merugikan perusahaan. Dengan melakukan disposal aset secara benar dan sesuai dengan prinsip good corporate governance, perusahaan dapat menghindari terjadinya konflik kepentingan seperti ini.

Bagaimana cara penghapusan aset tetap?

Penghapusan aset tetap adalah salah satu cara dalam proses disposal aset tetap yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Cara penghapusan aset tetap bisa dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain:

1. Identifikasi aset yang akan dihapus.

Pertama, perusahaan harus mengidentifikasi aset tetap yang tidak lagi digunakan atau diperlukan, serta menentukan bahwa aset tersebut akan dihapus. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi kondisi, nilai, dan manfaat aset tersebut, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti regulasi yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

2. Persiapan dokumen dan informasi

Setelah menentukan aset yang akan dihapus, perusahaan harus menyiapkan dokumen dan informasi yang diperlukan untuk proses penghapusan aset, seperti surat pernyataan penghapusan aset, dokumen kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penghapusan aset, serta untuk menjamin keabsahan dan kelengkapan dokumen.

3. Persetujuan dan pengesahan

Dalam proses disposal aset tetap, persetujuan dan pengesahan merupakan salah satu tahapan yang penting dan harus dilakukan dengan benar. Persetujuan adalah proses mengumpulkan suara dari pihak-pihak yang terkait dalam proses disposal aset tetap, seperti pemegang saham, direksi, dan komite audit, untuk menyetujui rencana penjualan atau penghapusan aset yang telah dibuat.

Mekanisme Disposal Aset

Selanjutnya, kita akan membahas tentang mekanisme disposal aset yang berhubungan dengan aplikasi asset management system. Hal ini perlu Anda ketahui supaya Anda bisa mengajukan disposal aset dengan mudah.

Mekanisme Disposal Aset

Proses disposal aset yang Anda lakukan tidak bertujuan untuk menghapus aset secara permanen. Tetapi, Anda hanya mengganti status aset dari yang aktif menjadi tidak aktif. Sehingga, Anda masih bisa mengembalikan aset tersebut di kemudian hari.

Anda perlu membuat jurnal disposal aset supaya bisa memantau perkembangan nilai aset Anda. Hal ini penting untuk membantu melakukan pengawasan pada nilai aset perusahaan. Pastikan Anda membantu perkembangan aset Anda dengan baik.

Jika Anda ingin melakukan disposal aset, maka penting untuk mengetahui mekanisme yang harus Anda lakukan, sebagai berikut:

1. Identifikasi Aset yang Akan Dijual dan Dihapus

Pertama, perusahaan harus mengidentifikasi aset yang tidak lagi digunakan atau diperlukan, serta menentukan apakah aset tersebut akan dijual atau dihapus.

Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi kondisi, nilai, dan manfaat aset tersebut, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti regulasi yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

2. Membuat Dokumen Disposal

Hal pertama untuk disposal aset adalah membuat dokumen disposal. Dokumen disposal berisikan deskripsi mengenai aset yang akan Anda ajukan untuk dilakukan proses disposal aset. Anda perlu menjelaskan secara terperinci mengenai alasan pengajuan supaya jelas.

3. Persiapkan Dokumen dan Informasi

Setelah menentukan aset yang akan dijual atau dihapus, perusahaan harus menyiapkan dokumen dan informasi yang diperlukan untuk proses disposal aset, seperti kontrak jual beli, dokumen kepemilikan, dan lain-lain.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah transaksi penjualan atau penghapusan aset, serta untuk menjamin keabsahan dan kelengkapan dokumen.

4. Ubah Informasi Dokumen

Selanjutnya, Anda perlu melengkapi informasi dokumen disposal. Anda perlu mengisi nama dokumen, deskripsi dokumen, komentar dokumen dan sebagainya. Jika sudah lengkap dan benar, maka Anda bisa menyimpan perubahan tersebut pada aplikasi yang Anda gunakan.

Disposal Aset Adalah? Berikut Penjelasan dan Mekanismenya

Hal ini penting untuk dilakukan supaya Anda bisa menetapkan disposal aset tetap yang akan dibuat. Saat mengisi informasi, maka hal-hal yang perlu Anda perhatikan adalah nomor dokumen, penanggung jawab, user name, tanggal disposal, dan status disposal.

Selain itu, pastikan Anda mengetahui dengan benar lokasi dan nama status disposal. Hal ini penting supaya Anda bisa memeriksa dengan benar status akhir dari dokumen tersebut. Anda bisa mengetahui segala informasi tentang aset di kolom detail daftar aset.

5. Unggah File Lampiran Disposal Aset

Pengelolaan Aset Perusahaan

Langkah selanjutnya untuk melakukan proses disposal aset adalah menambahkan lampiran pendukung disposal aset. Anda bisa menambahkan berbagai lampiran pendukung berupa dokumen persetujuan, dokumen retur atau dokumen rujukan disposal.

Anda bisa mengunggah file tersebut di kolom unggah file lampiran. Pastikan Anda melengkapi lampiran yang diperlukan dengan benar. Sehingga proses disposal aset Anda dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana.

Silakan untuk membuat surat lampiran yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan Anda. Semakin lengkap data lampiran Anda, maka proses disposal aset akan bisa berjalan lancar. Jadi, perhatikan lampiran yang diperlukan dalam pengajuan disposal aset.

6. Tambah Aset

Disposal Aset Adalah? Berikut Penjelasan dan Mekanismenya

Jika Anda masih ingin menambah aset yang akan diajukan untuk dilakukan proses disposal aset. Maka, Anda bisa menambahkan aset tersebut ke dalam dokumen disposal. Anda bisa mencari dokumen dengan mudah di kolom pencarian aset dalam aplikasi.

Jika sudah ditemukan aset yang akan ditambahkan, maka Anda bisa segera menambahkan aset tersebut. Pastikan Anda memilih aset yang memang sudah tidak bisa digunakan. Dalam artian, sudah tidak bisa difungsikan untuk melakukan transaksi aset.

Pilihlah aset yang memang sudah tidak memiliki nilai sisa dan rusak. Hal ini akan membantu Anda merapikan daftar aset Anda. Sehingga, daftar aset Anda hanya memuat aset yang masih bisa digunakan dan memiliki nilai penting untuk Anda.

7. Simpan Perubahan Dokumen Disposal

Jika sudah selesai mengisi data dengan benar, maka langkah selanjutnya untuk melakukan disposal aset adalah menyimpan perubahan tersebut. Jika sudah disimpan maka proses transaksi disposal telah dilaksanakan.

Selain itu, dengan menyimpan dokumen disposal dapat menunjukkan bahwa Anda sudah menyetujui proses penghapusan dokumen Anda. Sehingga, Anda akan dibebaskan untuk disposal aset secara pajak. Anda tidak perlu membayar pajak untuk disposal aset tersebut.

FAQ About Disposal Aset Tetap

1. Bagaimana perlakuan terhadap aktiva tetap yang sudah tidak dapat dipakai lagi?

Perlakuan terhadap aktiva tetap yang sudah tidak dapat dipakai lagi adalah melakukan disposal atau penjualan atau penghapusan aktiva tersebut.

Proses disposal aktiva tetap yang tidak dapat dipakai lagi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance, yaitu dengan transparan, akuntabel, dan tidak merugikan perusahaan atau pihak lain.

Untuk melakukan disposal aktiva tetap yang tidak dapat dipakai lagi, perusahaan harus melakukan beberapa tahapan, antara lain:

1. Identifikasi aktiva yang akan dijual atau dihapus.

Pertama, perusahaan harus mengidentifikasi aktiva tetap yang tidak dapat dipakai lagi, serta menentukan apakah aktiva tersebut akan dijual atau dihapus.

Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi kondisi, nilai, dan manfaat aktiva tersebut, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti regulasi yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

2. Persiapan dokumen dan informasi

Setelah menentukan aktiva yang akan dijual atau dihapus, perusahaan harus menyiapkan dokumen dan informasi yang diperlukan untuk proses disposal aktiva, seperti kontrak jual beli, dokumen kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk mempermudah transaksi penjualan atau penghapusan aktiva, serta untuk menjamin keabsahan dan kelengkapan dokumen.

3. Penawaran dan negosiasi

Setelah dokumen dan informasi tersebut disiapkan, perusahaan dapat memulai proses penawaran aktiva kepada calon pembeli. Proses ini biasanya dilakukan dengan mengirimkan surat penawaran ke calon pembeli, serta melakukan negosiasi harga dan kondisi lainnya yang diperlukan.

4. Transaksi penjualan atau penghapusan aktiva

Setelah terjadi kesepakatan antara perusahaan dan calon pembeli, maka dilakukanlah transaksi penjualan atau penghapusan aktiva yang telah disepakati.

Bagaimana perlakuan akuntansi pencatatannya terhadap aset tetap yang hilang?

Perlakuan akuntansi terhadap aset tetap yang hilang adalah mencatat penurunan nilai atau kerugian yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya aset tersebut.

Pencatatan ini dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, yaitu prinsip materialitas, prinsip realisasi, dan prinsip konsistensi.

Untuk melakukan pencatatan akuntansi terhadap aset tetap yang hilang, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

1. Identifikasi dan penilaian kerugian

Pertama, perusahaan harus mengidentifikasi aset tetap yang hilang, serta menilai kerugian yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya aset tersebut.

Penilaian kerugian ini biasanya dilakukan dengan mengevaluasi nilai aktiva yang hilang, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti pengaruh terhadap kinerja perusahaan, sikap pasar, dan lain-lain.

2. Pencatatan kerugian

Setelah menilai kerugian yang terjadi, perusahaan harus melakukan pencatatan kerugian dalam buku besar. Pencatatan ini dilakukan dengan mengurangi saldo aktiva tetap yang hilang, serta menambah saldo kerugian yang terjadi.

Dengan demikian, maka akan terlihat penurunan nilai atau kerugian yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya aset tetap.

3. Laporan keuangan

Setelah melakukan pencatatan kerugian, perusahaan harus menyajikan informasi tersebut dalam laporan keuangan. Laporan keuangan ini biasanya berisi informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, dan lain-lain.

Dengan demikian, maka akan terlihat penurunan nilai atau kerugian yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya aset tetap.

Dapatkah Sebuah aktiva tetap digunakan terus menerus sehingga tidak terjadi penghentian aktiva tetap?

Sebuah aktiva tetap dapat digunakan terus menerus sehingga tidak terjadi penghentian aktiva tetap, asalkan aktiva tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.

Nilai ekonomis aktiva tetap adalah selisih antara nilai guna aktiva tersebut dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memperbaharui aktiva tersebut.

Jika aktiva tetap masih memiliki nilai ekonomis yang positif, maka aktiva tersebut dapat digunakan terus menerus sehingga tidak terjadi penghentian aktiva tetap.

Namun, jika nilai ekonomis aktiva tetap menjadi negatif atau tidak ada lagi manfaat yang dapat diperoleh dari aktiva tersebut, maka aktiva tersebut harus dihentikan atau dihapus dari daftar aktiva perusahaan.

Untuk menentukan apakah sebuah aktiva tetap dapat digunakan terus menerus atau harus dihentikan, perusahaan harus melakukan beberapa hal, antara lain:

1. Mengevaluasi kondisi aktiva

Pertama, perusahaan harus mengevaluasi kondisi fisik, teknis, dan fungsional dari aktiva tetap yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah aktiva tersebut masih dapat digunakan dengan baik atau sudah tidak dapat dipakai lagi.

2. Menghitung nilai ekonomis aktiva

Setelah mengevaluasi kondisi aktiva, perusahaan harus menghitung nilai ekonomis aktiva tersebut. Nilai ekonomis aktiva dapat dihitung dengan menggunakan metode garis lurus atau metode garis taksiran.

Metode garis lurus menggunakan asumsi bahwa aktiva tetap akan habis pakai secara merata selama masa manfaatnya. Sedangkan metode garis taksiran menggunakan asumsi bahwa aktiva tetap akan habis pakai secara bertahap selama masa manfaatnya.

3. Menentukan aksi yang akan dilakukan

Setelah menghitung nilai ekonomis aktiva, perusahaan harus menentukan aksi yang akan dilakukan terhadap aktiva tersebut.

Kapan dapat dilakukan penghentian pengakuan untuk aset tetap?

Penghentian pengakuan untuk aset tetap dapat dilakukan jika terjadi kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Aset tetap telah habis pakai atau tidak dapat dipakai lagi

Aset tetap dikatakan habis pakai atau tidak dapat dipakai lagi jika sudah tidak memiliki nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kondisi ini dapat terjadi jika aset tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk tujuan yang semula, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, atau sudah tidak memiliki nilai jual yang dapat diperoleh.

2. Aset tetap telah dijual atau dihapus

Aset tetap dapat dihentikan pengakuan jika aset tersebut sudah dijual kepada pihak lain atau sudah dihapus dari daftar aktiva perusahaan.

Penjualan atau penghapusan aktiva dapat dilakukan jika aset tersebut tidak lagi diperlukan oleh perusahaan, tidak lagi memiliki nilai ekonomis yang positif, atau tidak lagi memenuhi persyaratan untuk diakui sebagai aktiva tetap.

Kesimpulan

Demikianlah, pembahasan mengenai disposal aset adalah mulai dari penjelasan hingga mekanismenya yang perlu Anda ketahui. Pastikan Anda melakukannya dengan benar dan sistematis sehingga prosesnya dapat berjalan lancar.

Apabila Anda ingin mengetahui informasi lebih lengkap terkait solusi pengelolaan aset yang mudah dan terpusat, Anda dapat menghubungi kami melalui konsultasi gratis inventory management. Kami selalu siap sedia membantu Anda memenuhi kebutuhan terkait solusi pengelolaan aset perusahaan.

Tag Samurai merupakan software pengelolaan aset yang bisa digunakan untuk membantu perusahaan anda mengelola inventaris. Anda bisa mengumpulkan data semua stok barang yang terjual lebih cepat, membantu pelacakan inventaris lokasi yang akurat, dan dapatkan penghitungan inventaris yang akurat.

Mempunyai teknologi RFID dan QR Code, memudahkan Anda melacak seluruh stock barang yang dimiliki oleh perusahaan. Tertarik menggunakan Tag Samurai? Klik disini Dapatkan demo 30 hari gratis!