Sulit Terdeteksi, AI Cyberattack Serang Banyak Perusahaan!

AI Cyberattack — Keamanan siber semakin menghadapi tantangan besar seiring dengan meningkatnya serangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Laporan terbaru dari SoSafe mengungkapkan bahwa 87% profesional keamanan siber melaporkan organisasi mereka mengalami serangan siber berbasis AI dalam setahun terakhir. Bahkan, 91% ahli memperkirakan ancaman ini akan terus meningkat secara signifikan dalam tiga tahun ke depan.

AI Cyberattack Kian Canggih, Banyak Perusahaan Masih Kesulitan Mendeteksi

Ilustrasi AI Cyberattack yang berusaha menyerang perusahaan.

Meski kesadaran akan bahaya AI cyberattack semakin tinggi, deteksi dan respons terhadap ancaman ini masih menjadi masalah besar. Studi yang melibatkan 500 profesional keamanan siber global dan 100 pelanggan SoSafe dari 10 negara menunjukkan bahwa hanya 26% responden yang benar-benar yakin dengan kemampuan mereka dalam mendeteksi serangan AI. Padahal, 96% setuju bahwa deteksi serangan berbasis AI sangat krusial untuk menjaga keamanan bisnis.

Andrew Rose, Chief Security Officer (CSO) SoSafe, menegaskan bahwa AI telah meningkatkan skala dan kecanggihan serangan siber dengan drastis. “Banyak perusahaan sadar akan ancaman ini, tetapi data menunjukkan bahwa mereka masih ragu dengan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menanggulangi serangan AI,” ujarnya.

Bagaimana AI Cyberattack Beraksi?

Ilustrasi AI Cyberattack yang berusaha menyerang keamanan siber perusahaan.

Serangan berbasis AI kini semakin sulit dideteksi karena menggunakan berbagai teknik canggih, di antaranya:

  • Teknik Penyamaran (Obfuscation): AI digunakan untuk menyembunyikan asal dan tujuan serangan, sehingga sulit dilacak. Ini menjadi perhatian utama bagi 51% pemimpin keamanan siber.

  • Serangan Multichannel: AI memungkinkan serangan yang tersebar di berbagai platform, seperti email, SMS, media sosial, hingga aplikasi komunikasi internal perusahaan.

  • Phishing 3D: Tidak lagi sekadar email mencurigakan, kini AI mampu mengombinasikan suara, video, dan teks untuk menciptakan skema penipuan yang jauh lebih meyakinkan.

Tak hanya itu, penerapan AI dalam operasional bisnis juga berisiko membuka celah keamanan baru. Misalnya, serangan data poisoning dan AI hallucination semakin marak akibat kurangnya pengamanan dalam penggunaan AI internal. Faktanya, 55% perusahaan mengaku belum memiliki langkah pencegahan yang cukup untuk menghadapi risiko ini.

Solusi: AI Bisa Jadi Ancaman, Tapi Juga Bisa Jadi Tameng Keamanan

Ilustrasi AI Cyberattack yang berusaha menyerang keamanan siber perusahaan.

Meski AI mulai dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber, teknologi ini juga bisa menjadi senjata ampuh untuk melindungi bisnis. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:

  1. Gunakan Solusi Keamanan Berbasis AI
    Investasikan pada software keamanan yang dapat mendeteksi dan merespons serangan AI secara real-time seperti Heimdal Security.

  2. Tingkatkan Kesadaran Keamanan Siber di Perusahaan
    Berikan pelatihan rutin kepada karyawan agar mereka bisa mengenali dan menghindari ancaman AI, terutama serangan phishing dan rekayasa sosial.

  3. Evaluasi dan Perkuat Keamanan AI Internal
    Jika bisnis Anda menggunakan AI, pastikan sistem tersebut tidak menjadi celah yang bisa dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

  4. Terapkan Konsep Keamanan Zero Trust
    Jangan percaya begitu saja pada setiap akses ke sistem dan data perusahaan. Gunakan sistem verifikasi ketat agar akses hanya diberikan kepada pihak yang berwenang.

  5. Gunakan Solusi Keamanan dari Penyedia Tepercaya
    Pilih mitra keamanan yang memiliki teknologi terkini untuk mendeteksi dan mencegah serangan AI dengan tingkat akurasi tinggi.

Ancaman AI Cyberattack bukan sekadar isu masa depan—ini sudah terjadi sekarang. Jangan sampai bisnis Anda menjadi korban berikutnya. Lindungi perusahaan Anda dengan solusi keamanan yang tepat.

Lindungi Bisnis Anda dari AI Cyberattack dengan Heimdal™

Untuk menghadapi serangan siber berbasis AI, perusahaan perlu menggunakan solusi keamanan tingkat lanjut seperti Heimdal™ Threat Prevention – Endpoint.

Filter Lalu Lintas DNS, HTTP, dan HTTPS
91% ancaman siber mengeksploitasi DNS untuk menembus sistem keamanan. Heimdal secara otomatis menyaring lalu lintas DNS, HTTP, dan HTTPS untuk menghentikan serangan sebelum masuk ke jaringan Anda.

Prediksi dan Pencegahan Ancaman dengan AI & Machine Learning
Dengan teknologi Predictive DNS berakurasi 96%, Heimdal bisa mengenali ancaman bahkan sebelum domain berbahaya aktif. Lindungi bisnis Anda dari phishing, ransomware, dan eksploitasi Zero Hour dengan deteksi berbasis AI yang proaktif.

Threat Hunting Otomatis: Lacak & Hentikan Serangan Lebih Cepat
Heimdal membantu tim keamanan Anda melacak sumber ancaman secara real-time, mengidentifikasi URL dan proses berbahaya, serta menghentikan serangan sebelum merusak sistem. Dengan fitur DNS threat hunting otomatis, bisnis Anda tetap aman tanpa harus menangani ratusan peringatan yang membingungkan.

Jangan tunggu sampai serangan AI melumpuhkan bisnis Anda. Dapatkan perlindungan terbaik dengan Heimdal™ Threat Prevention – Endpoint. Daftar sekarang untuk demo gratis dan konsultasi keamanan siber khusus bagi perusahaan Anda! Klik banner di bawah!Banner demo gratis produk Heimdal Security.

Kania Sutisnawinata