Data Serangan Ransomware Terburuk Di Dunia dan Indonesia Hingga Tahun 2024

Serangan ransomware merupakan salah satu ancaman terbesar bagi keamanan siber saat ini. Melalui serangan ini, para pelaku mengenkripsi data-data penting dan menuntut sejumlah uang sebagai tebusan agar data tersebut didekripsi kembali. Dalam artikel ini, kita akan mengulas data serangan ransomware terburuk yang pernah terjadi di dunia dan di Indonesia. Mari kita simak bersama.

Data Serangan Ransomware Terburuk di Dunia

Data Serangan Ransomware Terburuk di Dunia

Berikut adalah beberapa contoh data serangan ransomware terburuk yang pernah terjadi di dunia:

1. WannaCry

Ransomware ini menyerang pada Mei 2017 dan menyerang lebih dari 200.000 komputer di 150 negara. Serangan ini ditujukan terutama kepada sistem keamanan, kesehatan, dan transportasi di seluruh dunia. Dampaknya sangat luas dan merugikan, dengan kerugian yang diperkirakan sebesar 4 miliar dolar AS.

2. NotPetya

Serangan ini terjadi pada Juni 2017 dan menyerang lebih dari 65 negara. Serangan ini ditujukan terutama kepada perusahaan dan organisasi di Eropa dan Amerika Utara. Dampaknya sangat luas dan merugikan, dengan kerugian yang diperkirakan sebesar 10 miliar dolar AS.

3. LockerGoga

Serangan ini terjadi pada Januari 2019 dan menyerang perusahaan manufaktur dan energi di Eropa. Dampaknya sangat luas dan merugikan, dengan kerugian yang diperkirakan sebesar 1 miliar dolar AS.

4. Ryuk

Serangan ini terjadi pada Agustus 2019 dan menyerang perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Dampaknya sangat luas dan merugikan, dengan kerugian yang diperkirakan sebesar 150 juta dolar AS.

5. Maze

Serangan ini terjadi pada Desember 2019 dan menyerang perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Dampaknya sangat luas dan merugikan, dengan kerugian yang diperkirakan sebesar 30 juta dolar AS.

Contoh Serangan Ransomware Perusahaan di Dunia

Contoh Serangan Ransomware Perusahaan di Dunia

1. Acer

Perusahaan teknologi terbesar dari Taiwan, Acer, menjadi korban serangan ransomware REvil pada Maret 2021. REvil menuntut uang tebusan sebesar $50 juta, namun belum diketahui apakah Acer membayar atau tidak.

2. Brenntag

Pada Mei 2021, ransomware DarkSide menyerang Brenntag, pemasok bahan kimia dari Amerika Utara. 150GB data berhasil dicuri dan menyebabkan gangguan besar dalam aktivitas Brenntag. DarkSide menuntut 133,65 bitcoin, atau sekitar $7,5 juta, namun setelah bernegosiasi, Brenntag membayar $4,4 juta dalam bentuk Bitcoin.

3. Colonial Pipeline

Colonial Pipeline, pemasok bahan bakar terbesar di Amerika Serikat, menjadi korban serangan DarkSide pada tahun 2021. Insiden ini mengakibatkan terhambatnya distribusi bahan bakar dan Colonial Pipeline membayar uang tebusan sebesar $4,4 juta.

4. ExaGrid

Perusahaan IT yang menyediakan backup storage dan perlindungan dari ransomware, ExaGrid, juga menjadi korban serangan ransomware dan kehilangan akses data-data internal. Mereka membayar uang tebusan sebesar $2 juta.

5. JBS USA

Setelah insiden Acer, perusahaan pengolahan makanan, JBS USA, menjadi korban serangan ransomware REvil. REvil menuntut uang tebusan sebesar $11 juta, namun belum diketahui apakah JBS USA membayar atau tidak.

Data serangan ransomware terburuk di Indonesia

Data serangan ransomware terburuk di Indonesia

Berikut adalah beberapa contoh data serangan ransomware terburuk yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Serangan pada Pemerintah Kabupaten Tangerang Selatan

Pada Agustus 2019, serangan ransomware menyerang sistem informasi pemerintahan Kabupaten Tangerang Selatan. Serangan ini menyebabkan terhambatnya proses administrasi dan pelayanan publik di kabupaten tersebut.

2. Serangan pada PT PLN

Pada September 2019, serangan ransomware menyerang perusahaan listrik nasional, PT PLN. Serangan ini menyebabkan terhambatnya pelayanan dan proses bisnis di perusahaan tersebut.

3. Serangan pada PT Bank Negara Indonesia (BNI)

Pada Oktober 2019, serangan ransomware menyerang sistem informasi PT Bank Negara Indonesia (BNI). Serangan ini menyebabkan terhambatnya pelayanan dan proses bisnis di bank tersebut.

4. Serangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Pada Desember 2019, serangan ransomware menyerang sistem informasi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Serangan ini menyebabkan terhambatnya pelayanan dan proses bisnis di bank tersebut.

5. Serangan pada PT Telkom Indonesia

Pada Januari 2020, serangan ransomware menyerang sistem informasi PT Telkom Indonesia. Serangan ini menyebabkan terhambatnya pelayanan dan proses bisnis di perusahaan tersebut.

Serangan Ransomware Mobile Paling Banyak di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang paling sering mengalami serangan ransomware melalui smartphone, bersama dengan Thailand dan Malaysia. Menurut data yang disajikan, Indonesia memiliki jumlah paket instalasi trojan mobile ransomware terbanyak, yaitu 161 paket.
Ransomware adalah jenis malware yang dapat mengunci dan mengenkripsi perangkat sehingga meminta tebusan uang untuk membuka akses kembali. Serangan ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi individu atau perusahaan yang menjadi korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan keamanan siber dan mengikuti praktik-praktik yang baik untuk menghindari serangan ransomware.

Darimana Penyebaran Mobile Ransomware?

Mobile ransomware dapat tersebar melalui berbagai cara, di antaranya:

1. Aplikasi yang terinfeksi

Penyebaran mobile ransomware sering terjadi melalui aplikasi yang terinfeksi. Aplikasi ini biasanya diunduh dari sumber yang tidak terpercaya, seperti toko aplikasi yang tidak resmi atau situs web yang tidak terverifikasi.

2. Tautan yang terinfeksi

Penyebaran mobile ransomware juga dapat terjadi melalui tautan yang terinfeksi. Tautan ini biasanya disebarkan melalui pesan SMS atau email yang mengandung link yang terinfeksi.

3. Iklan yang terinfeksi

Penyebaran mobile ransomware juga dapat terjadi melalui iklan yang terinfeksi. Iklan ini biasanya muncul saat pengguna mengunjungi situs web yang tidak terpercaya atau mengklik tautan yang terinfeksi.

4. Menggunakan jaringan yang tidak aman

Penyebaran mobile ransomware juga dapat terjadi saat pengguna menggunakan jaringan Wi-Fi yang tidak aman.

Cara Mencegah Smartphone Terinfeksi Mobile Ransomware

Instal perangkat lunak keamanan: Instal perangkat lunak keamanan yang terpercaya untuk melindungi smartphone dari serangan malware.
Perangkat lunak ini akan memindai aplikasi, tautan, dan iklan yang diakses untuk mencari tanda-tanda kecurangan dan memberikan perlindungan terhadap serangan ransomware.

1. Gunakan toko aplikasi resmi

Hanya mengunduh aplikasi dari toko aplikasi resmi seperti Google Play Store atau Apple App Store dapat mengurangi risiko terkena mobile ransomware.

2. Jangan terlalu mudah percaya

Jangan mudah percaya pada pesan SMS atau email yang tidak dikenal dan jangan mengklik tautan yang diberikan dalam pesan tersebut.

3. Hindari mengakses situs web yang tidak terpercaya

Hindari mengakses situs web yang tidak terpercaya atau tidak terverifikasi untuk mengurangi risiko terkena iklan atau tautan yang terinfeksi.

4. Gunakan jaringan Wi-Fi yang aman

Gunakan jaringan Wi-Fi yang aman, seperti jaringan Wi-Fi rumah atau kantor, dan hindari mengakses jaringan Wi-Fi publik yang tidak terproteksi.

5. Update sistem operasi secara berkala

Pastikan untuk selalu mengupdate sistem operasi smartphone secara berkala untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko terkena serangan malware.

6. Membackup Data

Membackup data merupakan langkah penting yang dapat dilakukan untuk menghindari kehilangan data akibat serangan ransomware atau masalah lainnya.

Kesimpulan

Serangan ransomware merupakan ancaman yang serius bagi keamanan siber, baik di dunia maupun di Indonesia. Aktivitas serangan ini dapat menyebabkan terhambatnya proses administrasi, pelayanan publik, pelayanan dan proses bisnis, serta merugikan perusahaan dan individu yang menjadi korban.
Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti praktik keamanan siber yang baik untuk menghindari serangan ransomware.

Heimdal Security, solusi perlindungan yang handal dan efektif dari Ransomware. Kunjungi Halaman Anti ransomware Heimdal, untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Rekomendasi Anti Virus untuk Ransomware

Heimdal Security merupakan perusahaan yang menyediakan solusi keamanan siber, termasuk produk anti virus yang dapat melindungi perangkat dari serangan ransomware. Anti virus Heimdal memiliki fitur-fitur yang dapat membantu mencegah serangan ransomware, di antaranya:

1. Real-time protection

Antivirus Software Heimdal memiliki fitur real-time protection yang dapat memindai file dan aplikasi yang diakses secara real-time untuk mencari tanda-tanda kecurangan dan memberikan perlindungan terhadap serangan malware.

2. Proteksi terhadap tautan yang terinfeksi

Anti virus Heimdal juga memiliki fitur proteksi terhadap tautan yang terinfeksi yang dapat memblokir akses ke tautan yang berpotensi berbahaya.

3. Proteksi terhadap iklan yang terinfeksi

Anti virus Heimdal juga menyediakan fitur proteksi terhadap iklan yang terinfeksi yang dapat memblokir akses ke iklan yang berpotensi berbahaya.

4. Pemindaian sistem secara berkala

Anti virus Heimdal menyediakan fitur pemindaian sistem secara berkala yang dapat memindai perangkat untuk mencari malware yang tersembunyi.

Dengan menggunakan anti virus Heimdal, pengguna dapat memiliki tingkat perlindungan yang lebih tinggi terhadap serangan ransomware dan mengurangi risiko kehilangan data akibat serangan tersebut.
Sebagai rekomendasi, sebaiknya menggunakan anti virus yang terpercaya dan mengikuti praktik keamanan siber yang baik untuk menghindari serangan malware, termasuk ransomware.

Dapatkan Demo Heimdal Security Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!