Ingin tahu bagaimana cara melakukan stock opname barang habis pakai? Simak contoh laporan stock opname barang habis pakai yang kami sajikan dalam artikel ini. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan barang habis pakai mengganggu bisnis Anda!
Metode Stock Opname Barang Habis Pakai
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan stock opname barang habis pakai, diantaranya:
1. Menghitung secara manual
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan biasa dilakukan oleh perusahaan atau instansi yang memiliki skala kecil. Caranya adalah dengan menghitung secara manual jumlah barang habis pakai yang ada di gudang atau tempat penyimpanan lainnya.
2. Menggunakan sistem inventory
Metode ini biasanya dilakukan oleh perusahaan atau instansi yang memiliki skala besar dan memiliki sistem inventory atau sistem pengelolaan persediaan barang. Dengan menggunakan sistem inventory, perusahaan atau instansi dapat dengan mudah mengetahui jumlah barang habis pakai yang tersisa dan membandingkannya dengan jumlah barang habis pakai yang tercatat dalam sistem.
3. Menggunakan barcode scanner
Metode ini merupakan metode yang cukup efektif untuk melakukan stock opname barang habis pakai. Caranya adalah dengan menempelkan barcode pada setiap barang habis pakai dan menggunakan barcode scanner untuk memindai barcode tersebut. Setelah barcode terscan, sistem akan otomatis menambahkan jumlah barang habis pakai yang ada.

Laporan stock opname barang habis pakai
Setelah melakukan stock opname barang habis pakai, maka akan didapatkan hasil stock opname yang menunjukkan jumlah barang habis pakai yang tercatat dalam sistem dan jumlah barang habis pakai yang ditemukan saat stock opname. Berikut adalah contoh hasil stock opname barang habis pakai:
Dari contoh di atas, terlihat bahwa untuk barang pensil terdapat selisih sebanyak 5 unit, yang berarti jumlah barang habis pakai yang tercatat dalam sistem sebanyak 100 unit namun jumlah barang habis pakai yang ditemukan saat stock opname hanya sebanyak 95 unit.
Selisih tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti barang hilang, barang rusak, atau kesalahan pencatatan dalam sistem.

Contoh Laporan stock opname barang habis pakai Perusahaan
Berikut adalah contoh kasus stock opname barang habis pakai yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan hasil stock opname barang habis pakai yang didapatkan:
Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Setiap bulan, perusahaan ini melakukan stock opname barang habis pakai untuk memastikan bahwa jumlah barang habis pakai yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Pada bulan Januari, perusahaan XYZ melakukan stock opname barang habis pakai dengan menggunakan sistem inventory yang terintegrasi dengan barcode scanner. Hasil stock opname barang habis pakai yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Dari hasil stock opname di atas, terlihat bahwa untuk barang paku terdapat selisih sebanyak 5 unit, yang berarti jumlah barang habis pakai yang tercatat dalam sistem sebanyak 1000 unit namun jumlah barang habis pakai yang ditemukan saat stock opname hanya sebanyak 995 unit.
Selisih tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti barang hilang, barang rusak, atau kesalahan pencatatan dalam sistem.
Sedangkan untuk barang baut dan semen, tidak terdapat selisih antara jumlah barang habis pakai yang tercatat dalam sistem dengan jumlah barang habis pakai yang ditemukan saat stock opname.

Analisis dan tindak lanjut laporan stock opname barang habis pakai
Setelah melakukan stock opname barang habis pakai, maka perlu dilakukan analisis terhadap hasil stock opname yang didapatkan serta menentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mengatasi selisih jumlah barang.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menganalisis dan menentukan tindak lanjut laporan stock opname barang habis pakai:
1. Analisis sebab-sebab terjadinya selisih jumlah barang
Pertama, perlu dilakukan analisis terhadap sebab-sebab terjadinya selisih jumlah barang. Selisih jumlah barang dapat terjadi karena beberapa faktor seperti barang hilang, barang rusak, atau kesalahan pencatatan dalam sistem.
Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih jumlah barang, perlu dilakukan investigasi terhadap setiap barang yang mengalami selisih.
2. Menentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan
Setelah mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih jumlah barang, maka perlu ditentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mengatasi selisih tersebut.
Misalnya, jika selisih terjadi karena barang hilang, maka perlu dilakukan tindakan preventif seperti meningkatkan keamanan penyimpanan barang atau memberikan sanksi kepada karyawan yang terlibat dalam kehilangan barang.
Jika ada kesalahan pencatatan dalam sistem, perbaikan perlu dilakukan pada sistem pencatatan atau memberikan pelatihan pada karyawan yang bertanggung jawab.
3. Melakukan stock opname barang habis pakai secara teratur
Lakukan stock opname barang habis pakai secara teratur untuk memastikan ketersediaan yang sesuai dengan kebutuhan setelah menangani selisih jumlah barang.
Frekuensi stock opname barang habis pakai dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau instansi, misalnya setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan.
Rekomendasi Aplikasi Pengelolaan Barang Habis Pakai
Jika Anda membutuhkan software yang dapat membantu Anda dalam mengelola barang habis pakai, kami merekomendasikan software Tag Samurai.
Software ini merupakan
aplikasi stok barang yang sangat mudah digunakan dan memiliki fitur-fitur yang lengkap untuk membantu Anda dalam mengelola barang habis pakai.
Dengan Tag Samurai, Anda dapat dengan mudah mengelola jumlah barang habis pakai yang tersedia, mencatat barang habis pakai yang telah digunakan, dan mengetahui jumlah barang habis pakai yang perlu diganti.
Selain itu, software ini juga memiliki fitur RFID Scanner yang dapat mempermudah proses stock opname barang habis pakai. Jadi, jika Anda ingin mengelola barang habis pakai dengan lebih efisien, cobalah Tag Samurai sekarang juga!
Dapatkan Konsultasi TAG Samurai Secara Gratis, Untuk Mengetahui Selengkapnya!
Latest posts by Alfa Sierra
(see all)