Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses audit. Melalui perencanaan yang tepat, auditor dapat menentukan tujuan dan sasaran audit serta menyiapkan rencana yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana perencanaan audit dilakukan dan faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam proses tersebut.
Proses Perencanaan Audit
1. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko merupakan tahap dalam perencanaan audit dimana auditor mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada entitas yang di-audit. Risiko-risiko tersebut dapat terkait dengan materialitas, kecurangan, sistem dan prosedur, atau risiko lainnya yang dianggap penting oleh auditor.
Selain itu, identifikasi risiko dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang entitas yang di-audit dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada entitas tersebut.
Setelah risiko-risiko teridentifikasi, auditor dapat menentukan tujuan dan sasaran audit serta menyiapkan rencana audit yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Penentuan tujuan audit dan sasaran audit
Setelah risiko-risiko teridentifikasi, auditor dapat menentukan tujuan audit dan sasaran audit. Tujuan audit adalah alasan mengapa audit dilakukan, sedangkan sasaran audit adalah area atau aspek yang akan diperiksa oleh auditor.
Tujuan audit umum biasanya terkait dengan pemeriksaan kewajaran laporan keuangan, sedangkan tujuan audit khusus dapat terkait dengan pemeriksaan aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan atau operasi entitas yang di-audit.
Sasaran audit biasanya terkait dengan transaksi, aset, atau aktivitas yang dianggap penting oleh auditor. Auditor akan menentukan sasaran audit berdasarkan risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan tujuan audit yang telah ditentukan.
Penentuan tujuan audit dan sasaran audit merupakan tahap penting dalam perencanaan audit karena akan membantu auditor untuk menentukan metode dan teknik audit yang sesuai, serta menyiapkan rencana audit yang efektif.
3. Penyiapan rencana audit
Setelah tujuan audit dan sasaran audit ditentukan, auditor akan menyiapkan rencana audit yang sesuai. Rencana audit merupakan dokumen yang menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh auditor dalam melakukan audit.
Dalam penyiapan rencana audit, auditor akan menentukan sampel yang akan diperiksa, metode dan teknik audit yang akan digunakan, serta waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit.
Pemilihan sampel merupakan tahap penting dalam penyiapan rencana audit karena sampel yang dipilih akan menjadi dasar bagi auditor untuk membuat kesimpulan tentang entitas yang di-audit. Pemilihan sampel harus dilakukan secara sistematis dan merata agar hasil audit dapat diterima secara umum.
Metode dan teknik audit yang digunakan oleh auditor harus sesuai dengan tujuan audit dan sasaran audit yang telah ditentukan. Auditor harus mempertimbangkan kebutuhan akan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.
Penyiapan rencana audit merupakan tahap penting dalam perencanaan audit karena akan membantu auditor dalam melakukan audit secara efektif dan efisien.
4. Persiapan awal
Setelah rencana audit disiapkan, auditor harus melakukan persiapan awal sebelum melakukan audit. Persiapan awal terdiri dari beberapa tahap penting, yaitu:
- Penyiapan dokumen: Auditor harus menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk melakukan audit, seperti laporan keuangan, catatan akuntansi, dan dokumen lain yang dianggap penting oleh auditor.
- Penyiapan informasi tambahan: Auditor juga harus menyiapkan informasi tambahan yang diperlukan untuk melakukan audit, seperti informasi tentang industri, peraturan yang berlaku, dan standar audit yang digunakan.
- Penyiapan sumber daya manusia: Auditor harus memastikan bahwa tim audit yang akan melakukan audit memiliki kompetensi yang diperlukan dan terlatih sesuai dengan rencana audit yang telah disiapkan.
Persiapan awal merupakan tahap penting dalam perencanaan audit karena akan membantu auditor dalam melakukan audit secara efektif dan efisien. Tanpa persiapan yang baik, audit mungkin tidak dapat dilakukan secara tepat waktu atau hasil audit mungkin tidak akurat.
5. Pelaksanaan audit
Setelah persiapan awal selesai, auditor dapat melakukan audit sesuai dengan rencana audit yang telah disiapkan. Pelaksanaan audit terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
Penyiapan sampel dan dokumen: Auditor harus menyiapkan sampel dan dokumen yang akan diperiksa sesuai dengan rencana audit yang telah disiapkan.
PrePemeriksaan fisik aset: Auditor harus memeriksa aset-aset yang tercantum dalam laporan keuangan untuk memastikan bahwa aset tersebut benar-benar ada dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pemeriksaan dokumen: Auditor harus memeriksa dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi atau aktivitas yang tercantum dalam laporan keuangan untuk memastikan bahwa transaksi atau aktivitas tersebut telah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Pemeriksaan sistem dan prosedur: Auditor harus memeriksa sistem dan prosedur yang digunakan oleh entitas yang di-audit untuk memastikan bahwa sistem dan prosedur tersebut memadai dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Verifikasi dan validasi hasil audit: Setelah audit selesai, auditor harus melakukan verifikasi dan validasi terhadap hasil audit untuk memastikan bahwa hasil audit tersebut akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan audit merupakan tahap penting dalam perencanaan audit karena merupakan tahap dimana auditor mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Tanpa pelaksanaan audit yang tepat, hasil audit mungkin tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6. Penyusunan laporan audit
Setelah pelaksanaan audit selesai, auditor akan menyusun laporan audit yang menjelaskan hasil audit dan temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit. Penyusunan laporan audit terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
- Penyusunan draft laporan audit: Auditor akan menyusun draft laporan audit yang menjelaskan hasil audit dan temuan-temuan yang diperoleh selama proses audit.
- Review dan revisi laporan audit: Setelah draft laporan audit selesai, laporan tersebut akan direview dan direvisi oleh auditor untuk memastikan bahwa laporan tersebut sesuai dengan standar audit yang berlaku.
- Penyampaian laporan audit: Setelah laporan audit selesai, auditor akan menyampaikan laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berwenang, seperti direksi dan pemegang saham.
Penyusunan laporan audit merupakan tahap penting dalam perencanaan audit karena laporan audit merupakan hasil akhir dari proses audit yang dilakukan.
Laporan audit akan digunakan oleh pihak-pihak yang berwenang untuk menilai kewajaran laporan keuangan dan mengambil keputusan-keputusan penting.
Oleh karena itu, laporan audit harus disusun dengan sebaik-baiknya agar dapat dipertanggungjawabkan dan dipercaya oleh pihak-pihak yang berwenang.
Prosedur Perencanaan Audit
Perencanaan audit ini, auditor akan membuat strategi secara keseluruhan dan mendetail tentang produk yang akan dijalankan. Tahapan perencanaan ini memiliki beberapa prosedur (prosedur inventory audit) berikut diantaranya:
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Awal
Terdapat empat hal yang perlu dilakukan oleh auditor dalam perencanaan awal, yakni:
- Memilih untuk menerima klien baru atau melanjutkan program dengan klien lama untuk melakukan audit
- Mengidentifikasi klien mengapa menginginkan melakukan audit. Hal ini dikarenakan informasi yang didapat akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya
- Memenuhi syarat-syarat dari klien
- Mengembangkan strategi audit secara menyeluruh dengan membentuk tim yang sesuai dengan keahlian di bidangnya
2. Memahami Industri dan Bisnis Klien
Ada beberapa aspek yang dilakukan untuk pendekatan memahami industri dan bisnis klien, diantaranya:
- Strategi dan tujuan klien
- Manajemen dan tata Kelola perusahaan
- Operasi dan proses bisnis yang berlangsung
- Lingkungan eksternal industri dan bisnis
- Ukuran dan kinerja
3. Menilai Risiko Bisnis Klien
Auditor harus memeriksa dan memahami strategi bisnis kliennya. Tak hanya itu, auditor juga harus bisa menilai apakah terdapat resiko yang mungkin terjadi dalam bisnis dan industri kliennya.
Jika terdapat resiko dalam perusahaan kliennya, maka bisa dipastikan jika bisnis yang dilakukan oleh klien mengalami kegagalan pencapaian tujuan perusahaan.
4. Melaksanakan Prosedur Analitis
Mengenai Prosedur analitis, auditor harusnya mempertimbangkan keuangan klien dengan:
- Ekspektasi perusahaan (ditujukan dalam bentuk budget ataupun forecast) dan auditor (dapat ditunjukkan dalam bentuk perhitungan mengenai estimasi besar beban depresiasi)
- Informasi perusahaan serupa tentang laporan keuangan
- Informasi keuangan klien periode sebelumnya
5. Menilai Risiko Audit Yang Dapat Diterima Dan Risiko Inhere Serta Menetapkan Materialitas
Penilaian risiko ini akan dilakukan setelah auditor mendapat pemahaman cukup tentang kondisi perusahaan. Pada umumnya penilaian ini akan dilakukan dengan mengidentifikasi efektifitas implementasi pengendalian internal.
6. Menilai Risiko Pengendalian dan Memahami Pengendalian Internal
Pengendalian internal nantinya akan dirancang oleh auditor untuk mencegah maupun mendeteksi terjadinya salah penyajian material dalam laporan keuangan. Sedangkan komponen pengendalian internal merupakan lingkungan pengendalian.
Lingkungan pengendalian ini terdapat empat proses di dalamnya, yakni penilaian risiko, aktivitas pengendalian, pemantauan, dan informasi serta komunikasi.
7. Mengumpulkan Informasi Untuk Menilai Risiko Kecurangan
Selama perencanaan audit berlangsung, auditor harus mengumpulkan informasi dan memperbarui penilaian selama prosedur inventory audit berlangsung. Informasi ini nantinya dapat ditemukan saat auditor melakukan kunjungan ke perusahaan klien.
Tak hanya itu, auditor juga harus mengidentifikasi pihak-pihak terkait didalamnya.
8. Mengembangkan Program Audit dan Strategi Audit Secara Menyeluruh
Saat melakukan perencanaan audit terhadap golongan transaksi, auditor bisa memilih antara dua strategi audit awal berikut ini:
- Primarily substantive approach
- Lower assessed level of control risk approach
Rekomendasi Software Manajemen Aset Tetap
Software Manajemen Aset Tetap TAG Samurai dapat membantu dalam perencanaan audit dengan cara menyediakan informasi yang akurat dan terupdate tentang aset tetap yang dimiliki oleh entitas yang di-audit. Hal ini dapat membantu auditor dalam menentukan sasaran audit dan menyiapkan rencana audit yang sesuai.
Selain itu, software manajemen aset tetap juga dapat membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan fisik aset selama pelaksanaan audit.
Dengan menggunakan software ini, auditor dapat dengan mudah mengakses informasi tentang aset tetap yang diperiksa, seperti lokasi aset, tanggal pembelian, dan nilai aset, sehingga mempermudah proses audit.
Kesimpulan
Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses audit yang bertujuan untuk memastikan bahwa audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan audit terdiri dari beberapa tahap, yaitu identifikasi risiko, penentuan tujuan audit dan sasaran audit, penyiapan rencana audit, persiapan awal, pelaksanaan audit, dan penyusunan laporan audit.
Setiap tahap dalam perencanaan audit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar proses audit dapat berjalan dengan lancar dan hasil audit dapat dipertanggungjawabkan.