Production Planning adalah: Arti, Komponen, Jenis, Strategi

Production planning merupakan salah satu elemen penting dalam rantai pasokan dan manajemen operasi yang berperan dalam memastikan kelancaran produksi, pengendalian biaya, serta pengiriman produk yang berkualitas kepada pelanggan. Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, perencanaan produksi yang efektif adalah elemen kunci yang dapat membantu bisnis untuk berkembang dan tetap bersaing di pasar.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara rinci tentang production planning, strategi-strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta mengapa hal ini sangat penting bagi keberhasilan bisnis Anda.

Definisi Production Planning?

Production planning adalah proses perencanaan dan pengaturan semua aspek produksi, termasuk penjadwalan sumber daya manusia, peralatan, material, dan proses kerja untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien. Tujuan dari production planning adalah untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia, mengurangi pemborosan, dan menghasilkan produk dengan biaya yang paling efektif.

Komponen Utama dalam Production Planning

Komponen Utama Production Planning

Dalam proses produksi yang kompleks, terdapat beberapa komponen utama dalam production planning yang harus diperhatikan. Berikut adalah beberapa komponen utama dalam production planning:

Perencanaan Kapasitas

Perencanaan kapasitas adalah tahap awal dalam production planning. Ini melibatkan penentuan kapasitas produksi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu. Faktor-faktor seperti kapasitas mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi harus dievaluasi dengan cermat. Perusahaan harus dapat menentukan berapa banyak produk yang dapat diproduksi dalam satu periode tertentu.

Penjadwalan Produksi

Setelah kapasitas produksi ditentukan, langkah berikutnya adalah penjadwalan produksi. Ini mencakup penentuan waktu dan urutan produksi untuk setiap produk. Penjadwalan ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu pemrosesan, jadwal pengiriman, dan ketersediaan bahan baku. Penjadwalan yang baik dapat memastikan bahwa produksi berjalan lancar dan efisien.

Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan adalah komponen penting dalam production planning. Ini mencakup pengelolaan persediaan bahan baku, produk dalam proses, dan barang jadi. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan produk dan biaya penyimpanan. Dengan menjaga persediaan pada tingkat yang tepat, perusahaan dapat menghindari pemborosan dan biaya penyimpanan yang tinggi.

Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya adalah aspek penting dalam production planning. Ini melibatkan pemantauan dan pengendalian biaya produksi untuk memastikan bahwa operasi berjalan dengan efisien. Hal ini mencakup identifikasi dan pengurangan pemborosan, pengelolaan tenaga kerja dengan efisien, dan penggunaan bahan baku yang hemat biaya.

Perencanaan Kualitas

Perencanaan kualitas adalah upaya untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh perusahaan dan pelanggan. Ini melibatkan pemantauan dan pengendalian kualitas dalam setiap tahap produksi. Perusahaan harus memiliki prosedur pengujian dan inspeksi yang ketat untuk memastikan bahwa produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

Pengembangan Rantai Pasokan

Production planning juga melibatkan pengembangan rantai pasokan yang efisien. Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku dan komponen kunci untuk memastikan pasokan yang stabil dan tepat waktu. Ini penting agar tidak terjadi gangguan dalam produksi.

Penyesuaian Terhadap Perubahan

Dalam dunia bisnis yang cepat berubah, production planning harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar dan permintaan pelanggan. Perusahaan harus memiliki fleksibilitas untuk mengubah jadwal produksi, kapasitas, atau jenis produk yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan.

Teknologi dan Sistem Informasi

Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih dapat mempermudah production planning. Software perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) dan sistem manajemen produksi (MPS) dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan mengoptimalkan produksi mereka.

Manajemen Risiko

Production planning juga harus mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin timbul selama proses produksi. Ini mencakup risiko ketersediaan bahan baku, gangguan dalam produksi, perubahan harga, dan lain sebagainya. Perusahaan harus memiliki strategi untuk menghadapi risiko-risiko ini.

Strategi Production Planning

Strategi Production Planning

Strategi ini melibatkan berbagai langkah dan keputusan yang dirancang untuk memenuhi permintaan pelanggan, mengendalikan biaya produksi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Berikut adalah beberapa strategi production planning yang umum digunakan oleh perusahaan:

Make-to-Stock (MTS)

    • Strategi ini digunakan ketika perusahaan memproduksi produk sebelum ada pesanan dari pelanggan.
    • Produk yang diproduksi disimpan dalam stok dan siap dikirimkan saat ada permintaan dari pelanggan.
    • Cocok untuk produk-produk dengan permintaan yang stabil dan terdapat risiko ketersediaan produk.

Make-to-Order (MTO)

    • Dalam strategi MTO, produk hanya diproduksi setelah ada pesanan dari pelanggan.
    • Cocok untuk produk-produk yang memiliki permintaan yang tidak stabil atau memiliki spesifikasi yang sangat khusus.
    • Mengurangi risiko stok berlebih dan pemborosan.

Engineer-to-Order (ETO)

    • Strategi ETO digunakan untuk produk-produk yang sangat khusus dan memerlukan perancangan dan perakitan khusus.
    • Setiap produk dibuat berdasarkan spesifikasi yang dibuat khusus untuk setiap pesanan pelanggan.
    • Memerlukan perencanaan yang cermat dan waktu yang lebih lama.

Assemble-to-Order (ATO)

    • Dalam strategi ATO, perusahaan memiliki komponen atau sub-assembly yang siap untuk dirakit sesuai pesanan pelanggan.
    • Ini memungkinkan fleksibilitas dalam memenuhi berbagai permintaan pelanggan dengan cepat.
    • Mengurangi waktu produksi dan biaya persediaan.

Just-In-Time (JIT)

    • Strategi JIT bertujuan untuk mengurangi persediaan hingga minimum yang diperlukan.
    • Bahan baku dan komponen tiba di pabrik hanya saat diperlukan untuk produksi.
    • Mengurangi biaya penyimpanan dan pemborosan, tetapi memerlukan koordinasi yang ketat dengan pemasok.

Lean Manufacturing

    • Lean manufacturing adalah pendekatan yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi.
    • Fokus pada pengurangan waktu siklus produksi, pengurangan persediaan, dan peningkatan kualitas.
    • Dukung JIT dan pemikiran berkelanjutan.

Batch Production

    • Dalam batch production, produk diproduksi dalam jumlah yang lebih besar daripada MTO atau ATO, tetapi tetap dalam jumlah yang lebih kecil daripada MTS.
    • Dapat memungkinkan perusahaan mengurangi biaya produksi sambil tetap memenuhi permintaan pelanggan.

Capacity Planning

    • Capacity planning adalah strategi yang berfokus pada pengelolaan kapasitas produksi.
    • Mengidentifikasi berapa banyak produk yang dapat diproduksi dalam satu periode tertentu dan memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan.

Demand Forecasting

    • Demand forecasting melibatkan perkiraan permintaan pelanggan untuk produk-produk tertentu.
    • Ini membantu perusahaan dalam merencanakan produksi dan persediaan untuk memenuhi permintaan yang diharapkan.

Penggunaan Sistem Informasi

    • Penggunaan sistem informasi, seperti perangkat lunak perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) dan perangkat lunak manajemen produksi (MPS), membantu dalam perencanaan produksi yang lebih akurat dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Mengapa Production Planning Penting?

Berikut beberapa alasan mengapa production planning sangat penting:

Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya

Production planning membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, dan bahan baku. Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat menghindari pemborosan sumber daya dan meningkatkan efisiensi produksi.

Mengendalikan Biaya Produksi

Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat mengidentifikasi cara untuk mengurangi biaya produksi. Ini dapat mencakup pengurangan pemborosan, pengurangan persediaan berlebih, dan pemilihan bahan baku yang lebih ekonomis.

Peningkatan Kualitas

Production planning membantu dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produk. Dengan merencanakan langkah-langkah produksi dengan hati-hati, perusahaan dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

Pengendalian Persediaan

Persediaan yang efisien adalah salah satu manfaat utama dari production planning. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola persediaan dengan lebih baik, menghindari stok berlebih, dan mengurangi biaya penyimpanan.

Pemenuhan Permintaan Pelanggan

Production planning membantu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih efisien. Dengan merencanakan produksi sesuai dengan permintaan yang diantisipasi, perusahaan dapat menghindari kekurangan produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Fleksibilitas dalam Produksi

Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan permintaan atau situasi darurat. Mereka dapat menyesuaikan jadwal produksi dengan cepat untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan bisnis.

Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Production planning menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan data produksi untuk merencanakan investasi, ekspansi, atau perubahan dalam proses produksi.

Peningkatan Efisiensi Waktu

Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat mengurangi waktu siklus produksi. Ini dapat menghasilkan pengiriman produk yang lebih cepat kepada pelanggan dan peningkatan dalam waktu respons terhadap pesanan pelanggan.

Pengurangan Risiko

Production planning membantu mengidentifikasi potensi risiko dalam proses produksi dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Ini dapat melibatkan perencanaan penggantian pemasok, cadangan produksi, atau manajemen risiko lainnya.

Kepatuhan Regulasi

Dalam beberapa industri, terutama yang terkait dengan makanan, obat-obatan, atau produk berbahaya, production planning sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar keselamatan.

Dalam rangka untuk mencapai manfaat ini, production planning harus dilakukan dengan hati-hati dan berkelanjutan. Ini melibatkan pemantauan, evaluasi, dan penyesuaian terus-menerus agar produksi berjalan dengan efisien dan memenuhi tujuan bisnis perusahaan.

Jenis Production Planning

Jenis Production Planning

Production planning adalah proses yang rumit yang melibatkan berbagai jenis perencanaan berdasarkan tujuan dan tujuan perusahaan. Berikut beberapa jenis production planning yang umum digunakan dalam dunia manufaktur:

Sales and Operations Planning (S&OP)

Jenis perencanaan ini mengintegrasikan informasi dari penjualan dan produksi untuk merencanakan produksi jangka pendek dan jangka panjang. Ini membantu perusahaan memutuskan berapa banyak produk yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Master Production Scheduling (MPS)

MPS adalah proses merencanakan produksi yang lebih terperinci dalam jangka pendek. Ini menentukan jumlah dan waktu produksi untuk setiap produk berdasarkan permintaan pelanggan dan ketersediaan sumber daya.

Material Requirements Planning (MRP)

MRP adalah jenis perencanaan yang lebih terfokus pada pengelolaan persediaan bahan baku dan komponen. Ini menghitung kebutuhan bahan baku berdasarkan rencana produksi dan persediaan yang ada.

Capacity Planning

Capacity planning adalah perencanaan yang berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia, mesin, dan fasilitas produksi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Aggregate Planning

Jenis perencanaan ini merencanakan produksi dalam jangka menengah (biasanya beberapa bulan ke depan) dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti penjualan, persediaan, dan kapasitas produksi. Ini membantu dalam menentukan tingkat produksi agregat.

Just-in-Time (JIT) Planning

JIT adalah pendekatan di mana produksi dilakukan sesuai dengan permintaan pelanggan dan tanpa stok berlebih. Perencanaan JIT membutuhkan sinkronisasi yang ketat dalam rantai pasokan.

Long-Range Planning

Perencanaan jangka panjang mencakup rencana produksi untuk periode lebih dari satu tahun ke depan. Ini mencakup aspek-aspek seperti perluasan fasilitas, investasi, dan pengembangan produk.

Short-Term Planning

Short-term planning berfokus pada produksi dalam waktu dekat, seringkali dalam jangka waktu mingguan atau bulanan. Ini mencakup pengaturan harian produksi, pengalokasian sumber daya, dan penyelesaian pesanan pelanggan.

Make-to-Order Planning (MTO)

Make-to-order planning melibatkan produksi produk sesuai dengan pesanan pelanggan. Ini memungkinkan perusahaan untuk menghindari stok berlebih tetapi memerlukan proses produksi yang sangat responsif.

Make-to-Stock Planning (MTS)

Make-to-stock planning melibatkan produksi produk sebelum ada pesanan, berdasarkan proyeksi permintaan masa depan. Produk-produk ini kemudian tersedia di toko atau gudang untuk pengiriman cepat.

Continuous Production Planning

Continuous production planning berlaku untuk bisnis yang memproduksi barang secara terus menerus, seperti pabrik kimia atau pabrik minyak. Perencanaan harus memastikan produksi berjalan lancar dan aman.

Setiap jenis production planning memiliki tujuan dan aplikasi yang berbeda, tetapi semuanya berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Pemilihan jenis perencanaan yang sesuai tergantung pada karakteristik bisnis, industri, dan strategi perusahaan.

Tahap Pembuatan Production Planning

Tahap pembuatan production planning adalah proses kompleks yang melibatkan sejumlah langkah untuk merencanakan produksi yang efisien dan efektif. Berikut adalah tahap-tahap umum dalam pembuatan production planning:

1. Identifikasi Kebutuhan dan Permintaan Pelanggan

Langkah pertama dalam pembuatan production planning adalah mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Ini melibatkan analisis data penjualan, proyeksi permintaan masa depan, dan umpan balik pelanggan.

2. Perencanaan Jangka Panjang (Long-Term Planning)

Pada tahap ini, perusahaan merencanakan produksi dalam jangka panjang, biasanya dalam periode lebih dari satu tahun. Ini mencakup rencana kapasitas produksi, pengembangan produk baru, dan keputusan strategis lainnya.

3. Perencanaan Jangka Menengah (Medium-Term Planning)

Medium-term planning berfokus pada produksi dalam waktu menengah, seperti beberapa bulan hingga satu tahun ke depan. Ini mencakup rencana produksi agregat, alokasi sumber daya, dan keputusan persediaan.

4. Perencanaan Jangka Pendek (Short-Term Planning)

Pada tahap ini, perusahaan merencanakan produksi dalam waktu dekat, seringkali dalam jangka waktu mingguan atau bulanan. Ini mencakup penjadwalan harian produksi, pengaturan pengiriman, dan manajemen stok.

5. Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data yang akurat dan informasi yang relevan adalah langkah penting dalam pembuatan production planning. Data yang diperlukan meliputi informasi tentang persediaan, kapasitas produksi, lead time pemasok, dan lainnya.

6. Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi tren, pola permintaan, dan potensi masalah dalam produksi. Analisis ini membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik.

7. Penentuan Kapasitas dan Sumber Daya

Perencanaan produksi melibatkan alokasi sumber daya seperti mesin, tenaga kerja, dan bahan baku. Kapasitas produksi harus sesuai dengan permintaan pelanggan.

8. Pengembangan Rencana Produksi

Rencana produksi dibuat berdasarkan analisis data dan penentuan kapasitas. Rencana ini mencakup jadwal produksi, alokasi sumber daya, dan pengaturan waktu produksi.

9. Pengambilan Keputusan

Tahap ini melibatkan pengambilan keputusan yang strategis dan taktis untuk mengoptimalkan produksi. Keputusan ini mencakup manajemen persediaan, pengaturan pengiriman, dan penjadwalan produksi.

10. Implementasi Rencana Produksi

Setelah rencana produksi dibuat, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dalam operasi sehari-hari. Ini melibatkan pengendalian produksi, pemantauan stok, dan pelaksanaan jadwal produksi.

11. Evaluasi dan Pemantauan

Produksi planning adalah proses berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa rencana berjalan dengan baik. Jika terjadi perubahan dalam permintaan atau sumber daya, rencana dapat disesuaikan.

12. Koreksi dan Perbaikan

Jika ada ketidaksesuaian antara rencana dan kinerja aktual, perusahaan perlu mengambil tindakan koreksi dan perbaikan. Ini bisa melibatkan penyesuaian jadwal, peningkatan efisiensi produksi, atau perubahan dalam strategi produksi.

Baca juga: Stock Replenishment adalah: Cara Kerja, Metode, Tips

Kesalahan Umum pada Production Planning

Kesalahan Umum pada Production Planning

Terdapat sejumlah kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses perencanaan produksi. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam production planning:

Kurangnya Informasi yang Akurat

Salah satu kesalahan terbesar dalam production planning adalah kurangnya informasi yang akurat. Jika data mengenai permintaan pelanggan, persediaan, atau kapasitas produksi tidak akurat, rencana produksi dapat menjadi cacat. Kualitas data yang buruk dapat mengarah pada keputusan yang salah.

Kurangnya Sinkronisasi

Production planning yang efektif memerlukan sinkronisasi antara berbagai departemen, termasuk pemasaran, produksi, dan manajemen persediaan. Salah satu kesalahan umum adalah ketidakmampuan departemen-departemen ini untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik.

Tidak Mengantisipasi Fluktuasi Permintaan

Banyak perusahaan membuat kesalahan dengan tidak mempertimbangkan fluktuasi musiman atau tren permintaan dalam rencana produksi mereka. Ini dapat mengarah pada stok berlebih atau kekurangan persediaan, yang dapat mengganggu efisiensi produksi.

Penjadwalan yang Terlalu Padat

Menjadwalkan produksi terlalu padat atau terlalu ketat tanpa mempertimbangkan waktu istirahat mesin atau perawatan preventif dapat menyebabkan gangguan produksi yang tidak diinginkan.

Kurangnya Fleksibilitas

Rencana produksi yang tidak fleksibel dapat menyebabkan masalah ketika terjadi perubahan mendadak, seperti gangguan produksi atau permintaan yang berubah. Perencanaan yang terlalu kaku dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan.

Tidak Mengoptimalkan Kapasitas

Mengabaikan optimasi kapasitas produksi adalah kesalahan umum. Kapasitas produksi harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar biaya produksi tetap rendah. Tidak memaksimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat mengakibatkan peningkatan biaya produksi.

Pemantauan yang Lemah

Kurangnya pemantauan terhadap pelaksanaan rencana produksi adalah kesalahan serius. Tanpa pemantauan yang efektif, perusahaan mungkin tidak menyadari ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana.

Pembaruan yang Jarang

Perusahaan yang tidak memperbarui rencana produksinya secara berkala berisiko besar. Ketika perubahan terjadi, seperti perubahan dalam permintaan atau persediaan, rencana produksi perlu diperbarui agar tetap relevan.

Kurangnya Manajemen Risiko

Tidak mempertimbangkan risiko produksi seperti gangguan pasokan bahan baku atau permasalahan kualitas produk dapat menyebabkan gangguan produksi yang signifikan.

Tidak Memiliki Rencana Darurat

Ketika terjadi gangguan produksi atau perubahan mendadak, perusahaan harus memiliki rencana darurat yang sudah siap digunakan. Tidak memiliki rencana darurat dapat mengakibatkan penurunan produksi yang signifikan.

Kurangnya Keterlibatan Pekerja

Terkadang, produksi planning dapat menjadi tanggung jawab satu departemen atau individu. Kurangnya keterlibatan pekerja di lapangan dapat mengakibatkan ketidakmengertian mengenai situasi produksi sebenarnya dan kesulitan dalam mengimplementasikan rencana.

Mengabaikan Aspek Lingkungan

Dalam era yang semakin sadar lingkungan, mengabaikan aspek lingkungan dalam production planning dapat merugikan citra perusahaan dan berpotensi mengakibatkan sanksi hukum.

Penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan ini dan terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam proses production planning. Menggunakan teknologi seperti perangkat lunak perencanaan produksi juga dapat membantu dalam mengatasi beberapa kesalahan ini.

KPI untuk Production Planning

Key Performance Indicators (KPIs) adalah metrik penting yang membantu perusahaan melacak kesehatan dari proses Production Planning mereka. Dengan memantau KPI dan membandingkannya dengan nilai target yang ditentukan dalam rencana produksi, bisnis dapat menentukan apakah produksi berjalan sesuai rencana dan mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Beberapa KPI produksi yang umum meliputi:

Downtime (Waktu Henti)

KPI efisiensi ini melacak persentase waktu ketika produksi tidak berlangsung selama jam operasi yang telah dijadwalkan. Penyebabnya termasuk kerusakan mesin, penyesuaian alat, dan kecelakaan. Sebagian waktu henti mungkin diperlukan untuk fungsi seperti perawatan mesin, tetapi pada umumnya, semakin sedikit waktu henti, semakin baik.

Setup time (Waktu Persiapan)

Juga dikenal sebagai waktu perubahan, ini adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk beralih antara pekerjaan. Waktu persiapan memengaruhi produktivitas secara keseluruhan karena produksi dihentikan selama periode ini. Jadwal produksi harus mempertimbangkan berapa banyak waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk mengonfigurasi ulang produksi untuk setiap pekerjaan, termasuk perubahan pada peralatan, bahan baku, dan tenaga kerja. Merancang jadwal produksi untuk meminimalkan waktu perubahan dapat meningkatkan efisiensi.

Production rate (Tingkat Produksi)

Dalam lingkungan manufaktur, ini biasanya diukur sebagai jumlah unit yang diproduksi selama periode tertentu. Membandingkan tingkat produksi aktual untuk setiap proses dengan tingkat yang telah direncanakan dapat membantu bisnis mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta mulai mengatasi masalah.

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

(Efektivitas Keseluruhan Peralatan). Ini adalah ukuran produktivitas manufaktur secara keseluruhan yang memperhitungkan kualitas, kinerja, dan ketersediaan. Rumus untuk OEE adalah:

OEE = Kualitas x kinerja x ketersediaan

Kualitas biasanya diukur sebagai persentase bagian yang memenuhi standar kualitas. Kinerja adalah seberapa cepat suatu proses berjalan dibandingkan dengan kecepatan maksimumnya, yang dinyatakan sebagai persentase. Ketersediaan adalah persentase waktu operasional selama jam operasi yang dijadwalkan perusahaan. Meningkatkan OEE dapat dicapai dengan mengurangi waktu henti, mengurangi pemborosan, dan menjaga tingkat produksi yang tinggi.

Rejection rate (Tingkat Penolakan)

Ini adalah jumlah atau persentase produk yang gagal lulus pemeriksaan kualitas. Bergantung pada jenis produk dan masalahnya, mungkin memungkinkan untuk menyelamatkan beberapa barang yang ditolak dengan memperbaikinya, sementara yang lain mungkin harus dibuang.

On-time orders (Pesanan tepat waktu)

Keterlambatan produksi dapat mahal, baik dari segi finansial maupun reputasi. Menghasilkan produk sesuai jadwal berarti Anda lebih tidak mungkin memerlukan pengiriman darurat yang mahal atau tindakan darurat lainnya untuk memenuhi tenggat waktu. Dan pengiriman pesanan tepat waktu membantu menjaga kepuasan pelanggan, yang berarti mereka lebih mungkin untuk terus berbisnis dengan perusahaan Anda.

Alat Production Planning

Alat Production Planning

Gantt charts

Sebuah bagan Gantt adalah representasi visual rinci dari semua tugas yang dijadwalkan untuk pekerjaan tertentu. Lebih dari 100 tahun sejak penemuan oleh insinyur mesin Henry Laurence Gantt, bagan ini tetap menjadi bagian integral dari manufaktur dan banyak industri lainnya. Production Planning melibatkan koordinasi dan penjadwalan banyak tugas, dan bagan Gantt secara visual menggambarkan kapan setiap tugas akan dilaksanakan dan berapa lama akan berlangsung. Membuat dan memperbarui bagan Gantt secara manual untuk mencerminkan jadwal produksi yang kompleks dan selalu berubah dapat menjadi pekerjaan yang memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan.

Spreadsheet (Lembar Kerja)

Perusahaan kecil kadang-kadang mulai dengan melacak rencana produksi sederhana menggunakan lembar kerja (spreadsheet). Namun, untuk sebagian besar perusahaan, kompleksitas inheren dalam Production Planning dengan cepat melampaui kemampuan perangkat lunak lembar kerja.

Perangkat Lunak Perencanaan Produksi

Production Planning melibatkan berbagai aktivitas, termasuk peramalan, manajemen rantai pasokan, pelacakan persediaan, dan penjadwalan pekerjaan. Aktivitas-aktivitas tersebut memerlukan informasi dari seluruh perusahaan dan di luar perusahaan. Informasi Production Planning adalah bagian integral dari operasi bisnis dan digunakan oleh kelompok lain di dalam perusahaan, termasuk keuangan. Inilah alasan utama mengapa banyak perusahaan menggunakan paket aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) yang mencakup perangkat lunak Production Planning dan menyediakan solusi tunggal untuk mengelola seluruh bisnis.

Kesimpulan

Production planning adalah elemen penting dalam manajemen operasi yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas produk. Dengan menerapkan strategi-strategi yang tepat dalam production planning, perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan tetap bersaing di pasar yang kompetitif. Oleh karena itu, penting bagi setiap bisnis untuk memahami pentingnya production planning dan mengembangkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan melakukan itu, mereka dapat meraih keberhasilan jangka panjang dalam bisnis mereka.

Aplikasi Inventaris Barang TAG Samurai: Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda

Ingin mengoptimalkan pengelolaan inventaris bisnis Anda? Aplikasi Inventaris Barang TAG Samurai adalah jawabannya. Temukan mengapa TAG Samurai adalah pilihan tepat untuk Anda.

1. Pencarian Cepat dan Efisien

Menghabiskan waktu berjam-jam mencari barang dalam inventaris? Itu masa lalu. Dengan TAG Samurai, Anda dapat dengan cepat menemukan barang yang Anda butuhkan dalam hitungan detik. Ini berarti lebih banyak waktu yang dapat Anda dedikasikan untuk pertumbuhan bisnis Anda.

Manfaat:

  • Hemat Waktu
  • Tingkatkan Produktivitas
  • Kurangi Frustrasi

2. Pantau Stok secara Real-time

Ingin tahu seberapa banyak stok yang Anda miliki saat ini? TAG Samurai memberi Anda pembaruan stok secara real-time. Dengan informasi ini, Anda dapat menghindari kehabisan stok yang tidak perlu dan menjaga pelanggan Anda senang.

Manfaat:

  • Hindari Kehabisan Stok
  • Rencanakan Pemesanan dengan Tepat
  • Layani Pelanggan Dengan Baik

3. Analisis Data yang Mendalam

TAG Samurai bukan hanya tentang melacak barang, tetapi juga tentang memahami data inventaris Anda. Dengan laporan analitis yang mendalam, Anda dapat membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas.

Manfaat:

  • Identifikasi Tren Produk
  • Prediksi Permintaan Masa Depan
  • Optimalisasi Keuntungan

Mengapa Memilih TAG Samurai?

Kami tidak hanya menawarkan alat yang canggih, kami menawarkan solusi lengkap untuk mengelola inventaris bisnis Anda. Ini adalah mengapa TAG Samurai adalah pilihan bijak.

  • Ekonomis: Investasi yang bijak dengan pengembalian investasi yang cepat.
  • Mudah Digunakan: Antarmuka yang ramah pengguna, tanpa pelatihan khusus.
  • Skalabilitas: Cocok untuk bisnis kecil hingga besar.
  • Keamanan Data: Data inventaris Anda aman dan terlindungi.

Gunakan kesempatan Demo dan Konsultasi Gratis dari kami

Baca juga: Rolling Inventory adalah: Strategi, Manfaat, Kekurangan

Kania Sutisnawinata